Buka Suara Kementerian BUMN soal Longspan LRT Jabodebek yang Disebut Salah Desain
Reporter
Tempo.co
Editor
Naufal Ridhwan
Sabtu, 5 Agustus 2023 11:42 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menanggapi terkait jembatan lengkungan atau longspan LRT Jabodebek yang disebut salah desain.
"Lekukan itu kan memang tidak mudah," kata Erick pada awak media di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat pada Jumat, 4 Agustus 2023. "Nah, saya rasa statement yang dimaksudkan Wamen itu bahwa memang lekukan itu lekukan yang tidak mudah".
"Perlu ada perbaikan dan itu sudah dilakukan sebenarnya. Jadi, bukannya sekarang belum baik," ujar Erick.
Dia menjelaskan, perbaikan itu telah dilakukan sebelum uji coba lakukan tersebut. Menurut Erick, longspan tersebut susah dan tanpa sambungan.
"Buktinya begini, kalau takut, Pak Presiden (Joko Widodo) saja sudah naik tiga kali," tutur Erick.
Presiden ingin pastikan keselamatan para penumpang
Artinya, lanjut dia, Pak Presiden ingin memastikan keselamatan para penumpang. Dia juga ingin masyarakat merasa aman dengan LRT Jabodebek.
Lebih jauh, dia menceritakan pengalamannya menaiki LRT Jabodebek. Erick menilai, perjalanan dengan moda transportasi tersebut bagus karena halus dan suaranya tidak bising.
"Tapi perlu perbaikan, antara pintu kereta dengan pintu akses belum nyambung karena ini perlu sinkronisasi sistem," ujar dia.<!--more-->
Desain longspan LRT pilihan tepat
Sebelumnya, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga juga angkat bicara soal lengkung bentang panjang atau longspan di lintasan LRT Jabodebek yang disebut-sebut salah desain. Akibat longspan yang menghubungkan Jalan Gatot Subroto dan Kuningan itu, LRT harus memperlambat kecepatan.
Soal ini, Arya menjelaskan, longspan di lintasan LRT yang tanpa tiang memang mengharuskan kereta bergerak lebih lambat. Hal tersebut dinilai sebagai pilihan tepat, baik dari sisi ekonomi maupun konstruksi.
Sebab, menurut dia, longspan yang panjang tanpa tiang tambahan akan membuat LRT jauh lebih efisien. Lintasan tanpa tiang itu lah yang membuatnya lebih efisien. Walaupun pada akhirnya, ada konsekuensi dari efisiensi yakni jalan kereta menjadi agak lambat.
“Dari sisi ekonomi, ini pun lebih ekonomis dibandingkan harus bangun tiang. Ataupun memperbesar ruang bagi LRT," kata Arya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis, 3 Agustus 2023.
Adapun dari sisi waktu, menurut Arya, dampaknya tidak akan begitu banyak. "Karena toh tidak terlalu panjang longspan tersebut. Jadi dari sisi waktu tidak merugikan. Dan jika membangun tiang-tiang di tengah, maka akan jauh lebih mahal,” tuturnya.
Lebih jauh, Arya menyatakan keyakinannya bahwa di masa mendatang Indonesia tidak perlu mengimpor teknologi jika ingin membangun LRT secanggih LRT Jabodebek tersebut.
“Masa kita mau impor terus. Kita ingin (diproduksi) di dalam negeri. Kita melakukan pembelajaran. Ini pembelajaran yang mahal, namun INKA ke depan semakin jago, membuat LRT yang bagaimana pun, dia akan sudah siap. Dan ini teknologi terbaru lagi,” ucapnya.
Adapun LRT atau kereta api ringan Jabodebek yang sedang dibangun di Jakarta, menurut Arya, bakal memberi manfaat optimal bagi bangsa Indonesia karena menggunakan teknologi terbaik dan paling efisien buatan dalam negeri.
“Mau tidak mau, INKA harus belajar. Memang ada sumber daya lebih yang harus kita alokasikan. Tetapi itu konsekuensi dari sebuah alih teknologi. Ada waktu lebih yang diberikan," kata Arya.
Oleh karena itu, menurut dia, ketika INKA harus membangun hal yang sama, sudah gampang untuk mengembangkannya. "Untuk pertama kali memang lebih berat. Itu konsekuensinya, jadi wajar,” ujar Arya.
Stafsus Erick Thohir ini menjelaskan, LRT yang dibangun saat ini di Jakarta merupakan produk yang memiliki spesifikasi INKA dengan teknologi generasi terbaru. Dengan begitu, Indonesia bisa membuktikan mampu membangun LRT generasi terbaru dan terbaik dan dibuat oleh perusahaan lokal.<!--more-->
Jokowi minta minta para pihak tak langsung berharap kesempurnaan
Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebelumnya meminta tiap pihak tak langsung berharap proyek LRT Jabodebek langsung menjadi proyek yang sempurna. Ia menilai bisa jadi ada kekurangan pada proyek tersebut dan perlu dikoreksi.
“Sehingga apabila ada kekurangan, ada yang perlu dikoreksi, sehingga itu wajar,” kata Jokowi di Stasiun LRT Dukuh Atas, Kamis, 3 Agustus 2023. Koreksi itu di antaranya dapat berupa perbaikan sistem dan perbaikan lainnya yang bersifat teknis. Hal tersebut disampaikan usai mencoba kereta tanpa masinis tersebut dari Stasiun Harjamukti, Depok.
Kepala negara pun maklum jika masih ada kekurangan pada LRT yang merupakan proyek perdana di Indonesia, sebagaimana kereta MRT dan juga kereta cepat Jakarta-Bandung.
Oleh sebab itu, ia meminta agar setiap pihak tidak langsung mengharapkan LRT menjadi proyek yang sempurna. Dia juga mengatakan tidak perlu ada pihak yang sengaja mencari-cari kesalahan dalam LRT. "Kalau ada koreksi akan kami perbaiki. Tetapi jangan senang mencari-cari kesalahan. Karena kesalahan pasti ada, karena baru pertama kali."
RR. ARIYANI | AMELIA RAHIMA SARI
Pilihan Editor: Pernyataan Pemerintah soal UU Anti Deforestasi: Rugikan Petani, Diskriminatif, dan Gaya Perang Dagang Baru