3 Hal yang Perlu Diketahui soal Project S TikTok
Reporter
Gezita Inova Rusyda
Editor
Nurhadi
Jumat, 28 Juli 2023 06:09 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - TikTok adalah salah satu aplikasi media sosial buatan Cina yang digunakan untuk membuat, mengedit, dan mengunggah video berdurasi pendek.
Akibat kesuksesannya dalam menarik perhatian masyarakat untuk memakai aplikasi tersebut, TikTok ingin memperluas layanan yang disebut dengan Project S TikTok.
Melalui proyek tersebut, TikTok ingin meluncurkan TikTok Shop agar memperluas layanan ritel secara online. Perusahaan induk TikTok, ByteDance, akan menjual produk-produk mereka sendiri.
Barang-barang yang akan dijual dalam aplikasi akan dikirim langsung dari Cina. ByteDance memiliki sebuah perusahaan yang terdaftar di Singapura sehingga mereka akan memiliki tanggung jawab atas penjualan tersebut.
Project S TikTok dan Sederet Kontroversialnya di Indonesia
Project S TikTok kini sedang menjadi perbincangan yang hangat di Indonesia. Sebab, proyek ini dianggap akan mengancam sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah atau UMKM dalam negeri. Anggapan tersebut datang dari Menteri Koperasi dan UKM Indonesia, Teten Masduki.
Berikut beberapa hal yang perlu diketahui soal Project S TikTok dianggap dapat menggerus sektor UMKM.
1. Mudah Melakukan Market Intelligence
TikTok dapat dengan mudah melakukan market intelligence karena TikTok Shop menggabungkan antara cross border, retail online, dan media sosial dengan menggunakan algoritma.
Akibatnya, aplikasi tersebut akan tahu apa yang sedang diminati oleh masyarakat Indonesia, mulai dari makanan hingga kosmetik. Teten menilai bahwa langkah tersebut dapat berpotensi untuk merugikan sektor UMKM dalam negeri.
Selain itu, proyek tersebut juga dicurigai sebagai usaha perusahaan untuk mengetahui barang Cina yang digemari di suatu negara.
2. Pembelian Produk Cina yang Diarahkan Tiktok
Project S TikTok pertama kali digunakan di Inggris dengan fitur Trendy Beat. Fitur tersebut menjual segala produk yang sedang populer dan dijual oleh perusahaan yang terafiliasi dengan TikTok.
Menurut Teten, algoritma TikTok di Inggris bisa mengubah kebiasaan konsumen untuk berbelanja dan mengarahkan mereka untuk membeli produk yang sudah diarahkan oleh TikTok. Namun, untungnya, fitur Trendy Beat sampai saat ini belum tersedia di Indonesia.
3. TikTok Klaim Project S TikTok Tidak akan Hadir di Indonesia
Seperti dilansir dari Antara, Kepala Komunikasi TikTok Indonesia, Anggini Setiawan, mengatakan TikTok Shop tidak akan membuka bisnis lintas batas atau Project S di Indonesia. Langkah tersebut diambil guna mendukung UMKM dalam negeri.
Di Indonesia, TikTok Shop mengklaim seluruh penjual yang ada di dalam aplikasi 100 persen memiliki bisnis lokal yang terdaftar dengan verifikasi KTP atau paspor.
Anggini menambahkan Project S dapat diluncurkan sesuai dengan kebutuhan pasar di negara masing-masing. Jika melihat Indonesia, TikTok Shop cukup menggunakan para pebisnis lokal untuk memberdayakan UMKM nasional.
Pilihan Editor: TikTok Tegaskan Tak Akan Luncurkan Project S di Indonesia