TEMPO.CO, Sukoharjo - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyebutkan sederet strategi untuk melaksanakan tiga program utama Kementerian Perdagangan selama lima tahun mendatang. Ia menekankan agar para pelaku UMKM dalam negeri memiliki daya saing sehingga tidak akan kalah bersaing dengan produk impor.
Ditemui seusai kunjungan kerja ke UMKM eksportir furnitur, PT Mulya Abadi Indocarpentry yang berlokasi di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis, 31 Oktober 2024, Budi menegaskan kembali tiga program utama Kementerian Perdagangan itu, mulai dari pengamanan pasar dalam negeri, perluasan pasar ekspor, hingga UMKM Go Global.
Ia mengatakan dalam program pertama yaitu pengamanan pasar dalam negeri, terkait dengan bagaimana kebutuhan pasar Indonesia yang besar ini justru dipenuhi dengan barang-barang dalam negeri.
"Caranya gimana, ya kita harus punya daya saing. Kita kalah dengan barang impor karena barang impor itu mempunyai kualitas lebih bagus. Jadi jangan hanya karena di dalam negeri terus daya saing kita rendah, Jadi yang pertama kita harus punya daya saing," ujar dia.
Lalu pada program kedua yang berkaitan dengan upaya perluasan pasar ekspor, Budi mengatakan saat ini pemerintah segera menyelesaikan perjanjian bilateral antara Indonesia dengan Kanada, Peru, dan Rusia. Ia berharap prosesnya akan selesai dalam waktu tiga bulan ke depan.
"Tujuannya adalah untuk memperluas akses pasar kita. Ya kita banyak perundingan yang akan dilakukan," katanya.
Adapun program ketiga, berkaitan dengan peningkatan UMKM bisa ekspor atau UMKM Go Global. "Ketika kita menargetkan ekspor ke suatu negara itu target ekspornya berapa kemudian di dalamnya target ekspor untuk UMKM sendiri berapa," kata dia.
Ia menyebut program UMKM Go Global adalah dalam rangka memajukan UMKM ini karena dari rasio kewirausahaan di Indonesia saat ini haru 3,47 persen. Sedangkan untuk menjadi negara maju, syarat persentase kewirausahaan adalah sekitar 10 persen hingga 12 persen.
"Nah kami dari sektor perdagangan yang dilakukan adalah bagaimana UKM-UKM ini yang sudah siap ekspor bisa ekspor dan kita bisa lakukan pemasaran di luar negeri," ungkap dia.
Ia mengatakan Indonesia saat ini memiliki lebih dari 40 perwakilan perdagangan di luar negeri yang memiliki tugas antara lain untuk memasarkan produk-produk indonesia, khususnya produk UMKM.
"Salah satunya furnitur, ini kan jadi salah satu produk andalan kita. Nanti juga ada permintaan supaya tahun depan fokus ke rotan. Jadi nanti kita akan melakukan pendampingan desain untuk membuat prototype produk khusus dari rotan. Kemudian nanti kita buat pameran secara internasional, sehingga produk rotan barometernya hanya di indonesia terjaga,” katanya.
Ia menambahkan dengan tinjauan di UMKM tersebut bisa mengetahui kendala ekspor rotan di Sukoharjo. Ia meyakini banyaknya syarat jualan ekspor bisa semuanya dipenuhi UMKM dengan meningkatkan kualitas produk.
“Kita minta masukan kendalanya apa tadi usulan rotan susah ekspor, bagaimana jualannya. Walaupun hanya kita yang punya rotan. Kalau negara lain lihat rotan kita jelek, kan ndak mau beli,” kata dia.
Pilihan Editor: Daftar Kebijakan Tom Lembong saat jadi Mendag, Buka Keran Impor Pangan hingga Produk Jadi