Dugaan Data 34 Juta Paspor WNI Bocor, Pengamat: Banyak yang Tidak Valid
Reporter
Amelia Rahima Sari
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Kamis, 6 Juli 2023 12:01 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 34 juta data paspor WNI diduga mengalami kebocoran dan diperjualbelikan di situs dark web. Pengamat keamanan siber Vaksincom Alfons Tanujaya menilai banyak data yang tidak valid.
Alfons mengetahui kabar dugaan bocornya 34 juta paspor Indonesia. Menurut dia, data tersebut dijual di internet seharga US$ 10 ribu atau sekitar Rp 150,66 juta.
"Dari sampel data yang diberikan sekitar 1 juta itu, masih banyak yang tidak valid karena mengandung data pemegang paspor yang berumur lebih dari 100 tahun," ujar Alfons dalam video yang dikirim ke Tempo, Kamis, 6 Juli 2023.
Menurut pengetesan Vaksincom, kata dia, data bocor itu mengandung informasi yang hanya dimiliki imigrasi, seperti nomor paspor dan NIKIM atau national identity kartu identitas nasional.
"Jadi, NIKIM merupakan identitas digital yang akan digunakan untuk pengamanan paspor elektronik pada masa depan. NIKIM akan memuat data pribadi, seperti nama, alamat," beber Alfons. "Seperti KTP lah. KTP NPWP juga ada di sana informasinya."
Dia menjelaskan, kemungkinan NIKIM seperti chip yang terkandung di e-KTP dimana paspor akan ada chip yang memiliki informasi. Chip itu nantinya hanya bisa dibaca dengan pembaca khusus, yaitu NIKIM reader.
Enkripsi NIKIM tidak bisa menolong jika terjadi kebocoran data
<!--more-->
"Kemungkinan akan digunakan untuk mengidentifikasi paspor palsu karena alat pembaca NIKIM card ini menggunakan enkripsi khusus, dimana data pada NIKIM card dienkripsi dengan public key dan private key, hanya dimiliki oleh NIKIM reader," papar Alfons.
Menurut dia, enkripsi NIKIM tidak bisa menolong jika terjadi kebocoran data. Dia menilai, enkripsi itu hanya berguna mengidentifikasi paspor palsu, sama seperti alat reader chip KTP.
Lebih lanjut dia menilai, data KTP, paspor atau apapun yang bocor tetap akan beredar di dunia maya sesuai dengan hukum kebocoran data. "Once it is in the internet, it is there forever. Itu yang perlu kita ingat," tegas dia.
Meski pada sampel data banyak yang tidak valid, Alfons mengatakan pengelola data yakni pihak imigrasi harus tetap melakukan investigasi. Jika ada metode pengelolaan data yang kurang baik dan tidak sesuai standar, kata dia, segera perbaiki.
"Kominfo dan BSSN mungkin bisa memberikan bantuan," tutur Alfons.
Kementerian Komunikasi dan Informatika alias Kominfo telah menerima informasi dugaan kebocoran 34.900.867 data paspor WNI. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo Semuel A. Pangerapan mengatakan pihaknya belum menyimpulkan adanya kebocoran.
Kominfo untuk menyelidiki dugaan kebocoran data paspor WNI
<!--more-->
"Kesimpulan ini diambil setelah dilakukan beberapa tahap pemeriksaan secara hati-hati terhadap data yang beredar,” ujar Semuel dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 5 Juli 2023.
Semuel menuturkan, Kominfo berkoordinasi dengan pihak terkait, seperti Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, untuk menyelidiki dugaan kebocoran data paspor WNI itu.
Informasi dugaan kebocoran data disampaikan oleh pemilik akun Twitter @secgron atas nama Teguh Aprianto. Dalam cuitannya, ia menyebutkan sebanyak 34 juta data paspor baru saja dibocorkan dan diperjualbelikan di sebuah situs tak tercantum informasi detailnya.
Teguh lantas mengunggah foto tangkapan layar adanya penawaran 34 juta data parpor warga negara Indonesia. Harga data itu tertulis US$ 10 ribu.
“Di portal tersebut, pelaku juga memberikan sampel sebanyak satu juta data,” cuit Teguh.
Dia menilai, data sampel yang diberikan telihat valid. Stempel waktu atau timestamp yang dia lihat dari 2009 hingga 2020.
AMELIA RAHIMA SARI | FAIZ ZAKI
Pilihan editor: 34 Juta Data Paspor WNI Diduga Bocor, Begini Respons Kominfo