Badai PHK Karyawan Perusahaan Teknologi Berlanjut, Ini Daftarnya Terbarunya
Reporter
Andika Dwi
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Jumat, 23 Juni 2023 17:31 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di perusahaan teknologi dunia masih terus berlanjut. Berbagai faktor menjadi pemicu dan membuat para pengusaha tidak lagi mampu mempertahankan keberadaan karyawannya, mulai dari kondisi ekonomi perusahaan hingga gagal adaptasi pasca pandemi Covid-19.
Lantas, perusahaan apa saja yang memangkas jumlah karyawan hingga Juni 2023?
Daftar Perusahaan Teknologi yang Lakukan PHK
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut deretan perusahaan teknologi dunia yang mengurangi tenaga kerja.
1. Uber
Perusahaan Uber Technologies mengurangi jumlah pekerjanya sekitar 150 orang pada 22 Juni 2023. Pihak perusahaan mengaku telah mengambil langkah tersebut untuk membukukan keuntungan pendapatan operasional.
2. Grab
Grab Singapura telah memecat 1.000 orang karyawan pada Selasa, 20 Juni 2023. Angka tersebut setara dengan 11 persen dari seluruh staf. CEO sekaligus Co-Founder Grab Anthony Tan mengungkapkan dalam keterangan tertulis, bahwa alasan PHK massal tersebut adalah sebagai jalan pintas agar perusahaan itu meraih profitabilitas.
3. Better.com
Dilansir dari TechCrunch, anggota tim real estat Better.com harus kehilangan pekerjaan pada 7 Juni 2023. Sayangnya, tidak jelas berapa banyak orang yang terdampak.
4. Ursa Major
Setidaknya sekitar 14 pekerja Ursa Major terkena PHK. Perusahaan yang bergerak di bidang produksi mesin roket ini enggan menyampaikan lebih jauh perihal PHK tersebut. Meski tidak ada pernyataan resmi, menurut LinkedIn ada 292 orang yang terdaftar bekerja di perusahaan itu.
5. Spotify
PHK perusahaan teknologi juga dialami oleh Spotify pada 5 Juni 2023. Sekitar 200 pekerjaan di unit podcast akan dihilangkan. Artinya, sebesar 2 persen staf harus menjadi gelombang pemecatan massal.
6. Taxfix
Pada 30 Mei 2023, Taxfix mengumumkan pemberhentian karyawannya sekitar 120 orang. Angka itu sebanding dengan 20 persen dari jumlah keseluruhan pekerja.
7. Meta
Induk perusahaan Instagram, Facebook, dan WhatsApp, yaitu Meta merumahkan sekitar 6.000 karyawan pada 24 Mei 2023. Dengan demikian, Mark Zuckerberg telah membuat 21.000 orang kehilangan pekerjaan sejak November 2022 lalu.
8. JioMart
Platform belanja online JioMart memangkas lebih dari 1.000 pegawainya pada 22 Mei 2023. Mereka juga berencana kembali memecat sebanyak 9.900 peran lagi selama beberapa minggu mendatang.
9. Krebs Stamos Group
Perusahaan konsultan Krebs Stamos Group menyatakan pemberhentian empat orang stafnya pada 18 Mei 2023. Sebelumnya, perusahaan mengawali operasional dengan didukung oleh 18 orang dan kini tersisa 14 pekerja.
10. TuSimple
PHK perusahaan teknologi turut dihadapi TuSimple pada 18 Mei 2023. Perusahaan secara resmi telah mengakibatkan 30 persen karyawannya atau sebanyak 330 orang kehilangan pekerjaan.
11. Nuro
Nuro melakukan PHK terhadap 340 buruhnya pada 12 Mei 2023. Langkah yang diambil petinggi perusahaan mengharuskan 30 persen karyawan mesti mencari pekerjaan baru.
12. LinkedIn
Aplikasi berjejaring profesional LinkedIn menyampaikan pengumuman terkait penghentian sekitar 3,6 persen atau 716 karyawannya di Cina pada 8 Mei 2023. Meski begitu, perusahaan berencana membuka kesempatan 250 pekerjaan baru pada 15 Mei 2023.
13. Rapid
Pada 5 Mei, sekitar 70 staf Rapid terkena PHK. Sebelumnya, 50 persen staf di perusahaan tersebut lebih dahulu kehilangan pekerjaan. Alhasil, hanya 42 orang yang masih bertahan atau turun 230 orang.
14. Meesho
Meesho mengabarkan kepada 251 pekerjanya atau setara 15 persen untuk mencari pekerjaan baru pada 4 Mei 2023. Hal itu terjadi setelah putaran pemangkasan 150 orang sekitar setahun yang lalu.
15. Shopify
PHK perusahaan teknologi dunia berikutnya dilakukan oleh Shopify pada 4 Mei 2023. Lebih dari 2.000 orang harus mencari pekerjaan baru. Pihak Shopify mengaku telah menjual lini bisnis logistiknya ke Flexport.
NIA HEPPY | MELYNDA DWI PUSPITA
Pilihan Editor: Serba-serbi PHK Grab Singapura yang Rumahkan 1.000 Karyawan, Terbesar Sejak Pandemi