Percepatan Swasembada Gula Diprediksi Sulit Berhasil, Ini Sebabnya

Selasa, 20 Juni 2023 11:01 WIB

Pekerja mtengah istirahat usai membongkar truk bermuatan beras di gudang Bulog Gedebage, Bandung, Jawa Barat, 31 Maret 2022. Bulog menjamin stok beras, telur, dan gula pasir, aman untuk Ramadan dan Lebaran. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas), Yusuf Wibisono, mengatakan Perpres Nomor 40 Tahun 2023 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol sebagai Bahan Bakar Nabati (Biofuel) akan sulit berhasil. Apa sebabnya?

"Untuk mencapai swasembada gula konsumsi pada 2028 saja sudah berat, apalagi mencapai swasembada gula industri pada 2030, dan terlebih lagi jika harus pula menyediakan tebu untuk bioetanol. Perpres ini terlalu ambisius," ujar Yusuf secara tertulis, Selasa, 20 Juni 2023.

Sejak awal pemerintahan Presiden Jokowi, lanjut dia, target swasembada gula sebenarnya telah dicanangkan. Namun, Yusuf menilai kinerja industri gula nasional tidak membaik hingga kini.

Yusuf mencatat, pada 2018 impor gula mencapai 5 juta ton. Sedangkan pada 2022, angka impor gula menembus 6 juta ton. Jika luas lahan perkebunan tebu dibandingkan, luasnya pada 2017 adalah 420 ribu hektare sementara pada 2022 hanya sedikit meningkat menjadi 490 ribu hektare.

Menurut Yusuf, untuk mencapai swasembada gula konsumsi setidaknya butuh tambahan lahan perkebunan tebu baru hingga 250 ribu hektare. Sedangkan untuk mencapai swasembada gula industri setidaknya butuh tambahan lahan perkebunan tebu baru hingga 450 ribu hektare.

Advertising
Advertising

"Jika dalam 5 tahun pemerintah hanya mampu menambah lahan perkebunan tebu baru 70 ribu hektare, bagaimana cara pemerintah menambah lahan baru hingga 700 ribu hektare dalam 7 tahun ke depan?" beber Yusuf.

Sulit menambah lahan perkebunan tebu baru di Jawa

<!--more-->

Lebih jauh, kata dia, lahan perkebunan tebu itu harus berada dekat dengan pabrik gula. Dia menilai, jika lahan perkebunan tebu jauh dengan pabrik gula yang lokasinya sebagian besar di Jawa, maka menjadi tidak berguna.

"Menambah lahan perkebunan tebu baru di Jawa adalah sangat sulit. Mempertahankan lahan yang sudah ada dari konversi lahan saja sudah sulit, apalagi menambah lahan baru," ungkap Yusuf.

Lebih lanjut, dia menuturkan jika kebutuhan 700 ribu hektare lahan baru itu terpenuhi dengan membuka lahan di luar Jawa, harus dipastikan kecocokan lahan serta didukung investasi yang memadai untuk membuka pabrik gula baru.

Dengan lahan tebu yang kini sebagian besar berlokasi di Jawa dan Lampung yang lahannya relatif subur, lanjut dia, produktivitas lahan hanya 70 ton per hektare. Menurut dia, secara ideal produktivitas lahan tebu adalah 90 ton per hektare.

Untuk swasembada gula, Yusuf menilai dibutuhkan pengawasan efektif terhadap impor gula dan menghapus perburuan rente dalam impor gula rafinasi. Selama pasar domestik terus dibanjiri gula impor yang lebih murah, kata dia, maka target swasembada akan terus menjadi utopia.

"Kini, Indonesia adalah importir gula terbesar ke-2 di dunia, dan ada banyak pihak yang diuntungkan dari impor gula yang masif ini," tutur dia.

Peta jalan atau road map percepatan swasembada gula

<!--more-->

Sebelumnya pada Jumat, 16 Juni 2023, Jokowi telah meneken Perpres Nomor 40 Tahun 2023. Pada Pasal 1 Ayat 1 dijelaskan, tujuan pemerintah melakukan percepatan swasembada gula nasional untuk menjamin ketahanan pangan nasional, ketersediaan bahan baku dan bahan penolong industri, serta mendorong perbaikan kesejahteraan petani tebu dan meningkatkan ketahanan energi dan pelaksanaan energi bersih.

"Percepatan swasembada gula nasional dan penyediaan bioetanol sebagai bahan bakar nabati (biofuel) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup pemenuhan kebutuhan gula konsumsi dan industri, serta peningkatan produksi bioetanol yang berasal dari tebu sebagai bahan bakar nabati (biofuel)," begitu bunyi Pasal 1 Ayat 2, dikutip Selasa, 20 Juni 2023.

Dalam beleid itu juga mengenai peta jalan atau road map, yakni:
a. peningkatan produktivitas tebu sebesar 93 ton per hektare melalui perbaikan praktik agrikultur berupa pembibitan, penanaman, pemeliharaan tanaman, dan tebang muat angkut;
b. penambahan areal lahan baru perkebunan tebu
seluas 700.000 hektar yang bersumber dari lahan perkebunan, lahan tebu ralgrat, dan lahan kawasan hutan;
c. peningkatan efisiensi, utilisasi, dan kapasitas pabrik gula untuk mencapai rendemen sebesar 1 1,2 persen;
d. peningkatan kesejahteraan petani tebu; dan
e. peningkatan produksi bioetanol yang berasal dari
tanaman tebu paling sedikit sebesar 1.200.000 kilo liter.

Selain itu, Perpres tersebut juga mengatur tenggat waktu pencapaian swasembada gula, yakni pada 2028 untuk kebutuhan konsumsi dan 2030 untuk industri.

Pilihan editor: Jokowi Targetkan Percepatan Swasembada Gula Nasional, Begini Aturannya

Berita terkait

Jokowi, Sri Mulyani, dan Airlangga Gelar Rapat tentang Pembatasan Impor

53 menit lalu

Jokowi, Sri Mulyani, dan Airlangga Gelar Rapat tentang Pembatasan Impor

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menggelar rapat dengan Sri Mulyani, Airlangga Hartarto, dan Agus Gumiwang tentang pembatasan impor.

Baca Selengkapnya

Impor Turun, Mendag Zulkifli Hasan: Produksi Menurun

3 jam lalu

Impor Turun, Mendag Zulkifli Hasan: Produksi Menurun

Menteri Perdagangan Indonesia, Zulkifli Hasan mengatakan ada penurunan impor non-migas pada April 2024.

Baca Selengkapnya

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

19 jam lalu

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

20 jam lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Publik Ramai Kritik Bea Cukai, Ekonom: Itu untuk Kebaikan

1 hari lalu

Publik Ramai Kritik Bea Cukai, Ekonom: Itu untuk Kebaikan

Bea Cukai sedang kebanjiran kritik dari publik. Ekonom menilai kritik itu baik untuk perbaikan di tubuh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Kejagung Tetapkan Eks Kakanwil Bea Cukai Riau Jadi Tersangka Korupsi Importasi Gula

1 hari lalu

Kejagung Tetapkan Eks Kakanwil Bea Cukai Riau Jadi Tersangka Korupsi Importasi Gula

Jadi tersangka kasus importasi gula, eks Kakanwil Bea Cukai Riau Ronny Rosfyandi ditahan di Rutan Salemba Cabang Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Satgas Pangan TNI Dukung Program Pompanisasi Kementan

1 hari lalu

Satgas Pangan TNI Dukung Program Pompanisasi Kementan

Program ini memungkinkan Indonesia mandiri untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Askolani Paparkan Peran Bea Cukai bagi Perekonomian di Tengah Kisruh Barang Impor

1 hari lalu

Askolani Paparkan Peran Bea Cukai bagi Perekonomian di Tengah Kisruh Barang Impor

Askolani memaparkan bagaimana capaian pengawasan dan penindakan dilakukan oleh lembaganya selama ini.

Baca Selengkapnya

Profil dan Kekayaan Pejabat Bea Cukai yang Sedang Disorot Imbas Penindakan Barang Impor

1 hari lalu

Profil dan Kekayaan Pejabat Bea Cukai yang Sedang Disorot Imbas Penindakan Barang Impor

Askolani dilantik menjadi Dirjen Bea Cukai oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada Maret 2021.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Lapor Perkara Bea Cukai ke Jokowi di Istana, Janji Lakukan Perbaikan

2 hari lalu

Sri Mulyani Lapor Perkara Bea Cukai ke Jokowi di Istana, Janji Lakukan Perbaikan

Sri Mulyani juga menyampaikan tantangan Bea Cukai di era pesatnya perkembangan teknologi.

Baca Selengkapnya