Jokowi Sebut Kepemimpinan Ibarat Tongkat Estafet dan Bukan Meteran Pom Bensin, Apa Maksudnya?

Kamis, 15 Juni 2023 11:53 WIB

Presiden Joko Widodo menyampaikan keterangan pers terkait kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Istana Negara, Jakarta, Jumat 30 Desember 2022. Pemerintah memutuskan untuk mencabut kebijakan PPKM per 30 Januari 2022 berdasarkan kajian-kajian terkait pandemi COVID-19 di Indonesia yang semakin terkendali. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo alias Jokowi menjelaskan salah satu yang terpenting menuju visi Indonesia Emas 2045 adalah adanya keberlanjutan dan kesinambungan. Tahun 2045 merupakan 100 tahun kemerdekaan Indonesia di mana pemerintah menargetkan pendapatan nasional bruto atau GNI per kapita Indonesia mencapai US$ 30.300 dan angka kemiskinan menjadi 0,5-0,8 persen.

Soal keberlanjutan dan kesinambungan itu, Jokowi menyinggung soal kepemimpinan. Dia mengibaratkan kepemimpinan itu sebagai tingkat estafet. "Bukan meteran pom bensin. Kalo meteran pom bensin itu 'Pak dimulai dari nol ya'. Apakah kita mau seperti itu? Ndak kan? masa kayak meteran pom bensin," ujar Jokowi di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Kamis, 15 Juni 2023.

Seharusnya, kata Jokowi, jika sudah mulai dari Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), kepemimpinan berikumnya harus masuk ke Sekolah Menengah Atas (SMA), lalu Perguruan tinggi, S2, hingga S3. "Mestinya seperti itu. Tidak maju mundur, poco poco, nggak," ucap Jokowi.

Kepala negara juga menjelaskan bahwa pembangunan ke depan harus Indonesia sentris yang menjadi penting. Hilirisasi industri, Jokowi berujar, juga sangat penting yang bisa melompatkan Indonesia.

Hilirisasi industri

Advertising
Advertising

Jokowi lantas mencontohkan, hilirisasi mineral membangun ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai. Dia menuturkan, dulu Indonesia melakukan ekspor nikel mentahan. Tapi ke depan harus sudah diolah menjadi baterai lithium.

"Bagaimana mencapai ekosistem (kendaraan listrik) besarnya ini nggak mudah. Perlu kerja detail, perlu cek terus di lapangan. Itu pun bsia meleset," kata dia.

Di sektor perkebunan juga hasilnya tidak boleh mentah saat ingin melakukan ekspor. Jokowi menyebutkan palm oil dan CPO, seharusnya dibuat barang setengah jadi atau barang jadi seperti sabun, kosmetik, dan lainnya.

Jokowi juga memberi contoh rumput laut Indonesia yang punya potensi sangat besar. "Tapi jangan diekspor mentahan. Rumput laut itu bisa dijadikan biofuel. Saya baru liat kaget juga saya liat di Jerman. Artinya potensi ini besar. Tapi tantangannya juga besar," tuturnya.

Pilihan Editor: Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Berita terkait

Respons DPR soal Proses Pansel KPK: Tak Ikut Campur, Biarkan Ranah Eksekutif

3 menit lalu

Respons DPR soal Proses Pansel KPK: Tak Ikut Campur, Biarkan Ranah Eksekutif

Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad mengatakan DPR tidak mau ikut campur soal pemilihan anggota Pansel KPK karena itu ranah eksekutif.

Baca Selengkapnya

Seputar Jokowi Terima David Hurley di Istana Bogor: Dari Tanam Pohon hingga Jadi Sopir

1 jam lalu

Seputar Jokowi Terima David Hurley di Istana Bogor: Dari Tanam Pohon hingga Jadi Sopir

Jokowi menerima kunjungan kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley di Istana Bogor untuk merayakan 75 tahun hubungan diplomatik kedua negar

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

2 jam lalu

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam keterangan pers usai pertemuan, menjelaskan, Jokowi dan Hurley misalnya mebahas upaya menggiatkan pengajaran bahasa di masing-masing negara.

Baca Selengkapnya

Kronologi Bea Cukai Dituduh Gelapkan 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Kenneth Koh

3 jam lalu

Kronologi Bea Cukai Dituduh Gelapkan 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Kenneth Koh

Pengusaha Malaysia merasa kehilangan 9 mobil mewahnya yang ditahan Bea Cukai di Gudang Soewarna, Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Soekarno-Hatta

Baca Selengkapnya

Sistem Kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan Diubah Menjadi KRIS, Ketahui 12 Kriteria Layanannya

3 jam lalu

Sistem Kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan Diubah Menjadi KRIS, Ketahui 12 Kriteria Layanannya

Jokowi ubah sistem kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan menjadi KRIS. Beriku 12 kriteria layanan KRIS dan 4 layanan ini yang tidak berlaku untuk KRIS.

Baca Selengkapnya

Momen Prabowo Kenalkan Gibran ke Presiden UEA dan Direspons He's So Young oleh PM Qatar

4 jam lalu

Momen Prabowo Kenalkan Gibran ke Presiden UEA dan Direspons He's So Young oleh PM Qatar

Prabowo menemui PM Qatar dan Presiden UEA, sekaligus memperkenalkan Gibran. Berikut rekaman momen peristiwanya.

Baca Selengkapnya

Kala Jokowi Menjadi Sopir Gubernur Jenderal Australia Keliling Kebun Raya Bogor

4 jam lalu

Kala Jokowi Menjadi Sopir Gubernur Jenderal Australia Keliling Kebun Raya Bogor

Jokowi menjadi sopir Gubernur Jenderal Australia David Hurley saat mengendarai mobil golf mengelilingi Kebun Raya Bogor

Baca Selengkapnya

Temui Jokowi, Ini Profil Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin

5 jam lalu

Temui Jokowi, Ini Profil Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin

Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin bertemui Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta pada Kamis, 16 Mei 2024. Untuk apa?

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Lawatan Gubernur Jenderal Australia di Istana Bogor

5 jam lalu

Jokowi Terima Lawatan Gubernur Jenderal Australia di Istana Bogor

Presiden Jokowi menyambut kunjungan kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Jumat, 17 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Perbedaan Sistem Kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan yang Bakal Diganti dengan KRIS

5 jam lalu

Perbedaan Sistem Kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan yang Bakal Diganti dengan KRIS

Jokowi resmi mengganti sistem kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan dengan sistem kelas rawat inap standar (KRIS). Apa perbedaannya?

Baca Selengkapnya