KCIC Pede Kereta Cepat Beroperasi Agustus Ini, Kemenhub dan 3 Konsultan Disebut Menolak dan Rekomendasikan..
Reporter
Andika Dwi
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 8 Juni 2023 15:23 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Target operasi penuh Kereta Cepat Jakarta-Bandung pada pertengahan Agustus 2023 ini terancam molor. Pasalnya, Kementerian Perhubungan bersama tiga pihak konsultan diketahui telah menunda rencana tersebut.
Penundaan operasi penuh proyek patungan Indonesia dan Cina senilai US$ 7,3 miliar ini terungkap dari sebuah dokumen internal berjudul “Progress Update”. Dokumen internal yang dikutip Reuters itu, menyebutkan kemungkinan target operasi komersial kereta cepat tertunda hingga Januari 2024.
Operasi komersial penuh ini baru bisa dilakukan pada awal tahun depan setelah memastikan pembangunan semua konstruksi rampung per 31 Desember 2023. Kemenhub dan tiga konsultan yakni Mott MacDonald, PwC, dan firma hukum lokal Umbra merekomendasikan hal tersebut dalam dokumen internal tertanggal 14 Mei 2023.
"Ada risiko target pengoperasian komersial pada Agustus bisa tertunda untuk menyelesaikan semua konstruksi pada 31 Desember," tulis dalam laporan tersebut, seperti dilansir Reuters, Kamis, 8 Juni 2023.
Sebelumnya, Menteri Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan rencana pengoperasian secara komersial KCJB akan dimulai pada April 2023 dan menjadi persembahan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Republik Indonesia (RI).
Menurut para analis, gembar-gembor kereta cepat beroperasi penuh pada April lalu berhubungan dengan peresmian KCJB sebagai hadiah HUT RI ke-78 hanyalah siasat partai politik menjelang pemilihan umum 2024.
Hal tersebut di antaranya disampaikan oleh analis hubungan internasional dari Universitas Padjadjaran Teuku Rezasyah. "Penundaan lebih lanjut hanya akan menjadi amunisi bagi pihak oposisi untuk menyerang," ujarnya.
Serangkaian kemunduran operasi penuh kereta cepat ini dikhawatirkan bakal menodai kredibilitas Cina untuk mengembangkan megaproyek lainnya di Indonesia, negara dengan perekonomian terbesar se-Asia Tenggara.
Sebelumnya, seperti yang sudah sering diberitakan, pembangunan jalur kereta sepanjang 142 kilometer tersebut telah melebihi anggaran awal hingga US$ 1,2 miliar dan terlambat empat tahun dari jadwal semestinya.
Berbulan-bulan sebelum peluncuran komersial yang diusulkan pada Agustus mendatang, proyek KCJB ini pun sempat dilanda masalah baru. Salah satunya adalah peserta konsorsium Cina yang menginginkan sertifikat kelayakan operasional penuh untuk jalur tersebut meskipun stasiun belum lengkap.
Proses restrukturisasi yang tengah berlangsung di PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.—sebuah perusahaan konstruksi milik negara dengan saham minoritas tidak langsung pada konsorsium KCJB—bisa jadi akan terpengaruh akibat berlarut-lartunya pekerjaan ini.
Pasalnya, dokumen internal lain menunjukkan, perusahaan konstruksi pelat merah itu pun telah memiliki nilai outstanding payment yang cukup besar, dan jika diakumulasikan tembus hingga US$ 381,75 juta.
Selanjutnya: Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya, Mahendra Vijaya, memastikan...
<!--more-->
Soal ini, Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya, Mahendra Vijaya, memastikan bahwa perseroan mampu secara finansial untuk menyelesaikan sisa pekerjaan. Meski begitu, menurut dia, konsorsium juga harus segera membayar pekerjaan yang sudah dirampungkan.
Indonesia kini tengah bernegosiasi dengan Cina untuk tambahan pinjaman US$ 560 juta dan meminta suku bunga 2,8 persen untuk porsi pinjaman dalam yuan, lebih rendah dari tawaran China Development Bank (CDB) sebesar 3,46 persen. Pejabat senior Kemenko Marves, Septian Hario Seto, mengatakan bahwa negosiasi utang yang dilakukan dengan CDB sedang berfokus pada upaya menurunkan suku bunga.
Adapun pinjaman baru diperlukan untuk menutup kelebihan biaya proyek sebesar US$1,2 miliar. Padahal, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) dahulu mendapatkan proyek KCJB pada 2015 setelah mengajukan proposal yang lebih murah daripada Jepang dengan target rampung 2019. Namun, proses tak berjalan mulus karena berbagai masalah seperti sengketa kepemilikan tanah hingga dampak Covid-19.
Sementara keterlambatan dan ledakan biaya sebetulnya tidak jarang terjadi pada proyek kereta api berkecepatan tinggi secara global, termasuk di negara-negara Barat. KCIC sendiri pernah memperkirakan butuh waktu dua kali lebih lama dari perkiraan awal agar investasinya balik modal dan menguntungkan, yakni sekitar 40 tahun.
Lalu bagaimana proyeksi okupansi kereta cepat ini?
Dengan harga tiket KCJB sekali jalan Rp 350 ribu, artinya hampir seperempat dari rata-rata pendapatan mingguan masyarakat Indonesia. Meski begitu, perjalanan kereta api cepat ini hanya butuh 45 menit dari Jakarta sampai Bandung, atau jauh lebih cepat ketimbang perjalanan dengan mobil 2–3 jam dan kereta api yang butuh waktu 3 jam.
Namun, analis transportasi dari Universitas Indonesia, Sutanto Soehodho, pesimistis kereta cepat ini bisa menarik banyak penumpang bisnis yang menjadi sasaran sejak awal. Pasalnya, stasiun kereta terletak di luar pusat kota dan kereta masih butuh harus melakukan sejumlah transit. Penempatan stasiun KCJB di Jakarta Pusat atau Bandung Kota pun dinilai akan berkonsekuensi biaya lebih besar lagi ke penumpang.
Sementara itu, Manager Corporate Communication PT Kereta Cepat Indonesia China atau KCIC, Emir Monti, optimistis target kereta cepat beroperasi penuh pada pertengahan Agustus 2023, bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia (HUT RI) ke-78, bisa terlaksana.
Nantinya, kata dia, pada tahap awal Kereta Api Cepat Jakarta Bandung akan dilakukan soft launching. Masyarakat dapat mencoba layanan KCJB dengan tujuan untuk memperkenalkan moda transportasi dengan kecepatan hingga 350 kilometer per jam ini.
"Masyarakat bisa mencoba layanan KCJB dari Halim ke Padalarang, termasuk mencoba integrasi KCJB dengan LRT Jabodebek yang menghubungkan Stasiun KCJB Halim ke semua Stasiun pelayanan LRT Jabodebek serta KA Feeder yang mengintegrasikan Stasiun KCJB Padalarang dengan Stasiun KAI Bandung dan Cimahi," ujar Emir lewat keterangan tertulis pada Kamis, 8 Juni 2023.
Masa pengenalan operasional KCJB tersebut direncanakan akan diterapkan sampai September 2023. Adapun terkait tata cara dan skema pendaftaran untuk masyarakat dapat menggunakan jasa kereta cepat Jakarta-Bandung dalam masa pengenalan operasional masih dalam pembahasan dan akan segera diumumkan.
NIA HEPPY | SYAHDI MUHARRAM | KHORY ALFARIZI | REUTERS
Pilihan Editor: Kereta Cepat Jakarta-Bandung Beroperasi Agustus, Penumpang Bisa Naik dari Halim dan Padalarang
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini