Mandiri Sekuritas Sebut Pasar Obligasi Tahun Ini Lebih Prospektif

Rabu, 7 Juni 2023 14:45 WIB

Monitor menampilkan pergerakan saham di Mandiri Sekuritas, Jakarta, 8 April 2016. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Mandiri Sekuritas, menyatakan pasar obligasi pada 2023 akan lebih prospektif. Apa sebabnya?

Hal ini diungkapkan Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas, Handy Yunianto, dalam jumpa pers Equity and Fixed Income Markets Outlook 2023 pada Rabu, 7 Juni 2023.

"Kalau ngikutin media mengenai outlook (prospek) di capital market (pasar modal), waktu itu kami sampaikan bahwa temanya kami melihat pasar obligasi ini memberikan prospek yang positif tahun ini," kata Anto, sapaan akrab Handy Yunianto, di Menara Mandiri, Sudiman, Jakarta.

Sebab, dia berasumsi pada awal 2023 bahwa tekanan inflasi sudah mulai turun. Selain itu, Mandiri Sekuritas pada awal tahun ini juga memperkirakan kenaikan suku bunga sudah mendekati peak level atau titik tertingginya.

"Dan tema ini masih. Jadi kalau kita lihat outlook di second half (semester II) ini temanya masih sama. Kami masih melihat bahwa prospek investasi di obligasi masih akan positif," ujar Anto.

Advertising
Advertising

Lebih lanjut, Anto menjelaskan empat poin mengapa Mandiri Sekuritas menilai investasi ke obligasi akan memberikan prospek positif. Pertama, kata dia, pada awal 2023 isu terbesar di makro bukan mengenai inflasi, tapi pertumbuhan ekonomi.

"Jadi di tahun 2022 kemarin, inflasi naik luar biasa di Amerika, bahkan sampai ke 9 persen sehingga the Fed (bank sentral AS) menaikkan suku bunga. Tapi kalau kita lihat tahun ini, story (cerita)-nya akan berbeda," tutur Anto.

Selanjutnya: Anto menjelaskan, ketika Covid-19 merebak....

<!--more-->

Anto menjelaskan, ketika Covid-19 merebak, semua bank sentral dan pemerintahan melakukan stimulus. Anto menilai, belum pernah Indonesia mengalami budget defisit sampai 6 persen dari produk domestik bruto (PDB). Selain itu, dia juga menilai belum pernah Amerika Serikat (AS) melakukan penurunan suku bunga yang besar.

Lebih jauh, Anto menilai stimulus yang diberikan banks sentral mupun pemerintah bisa menimbulkan dampak tertentu. Dampak tersebut biasanya ada waktunya.

"Jadi kalau kita lihat waktunya tahun 2020 mereka stimulus luar biasa, baru kita rasakan 2021 inflasi dan suku bunganya akan naik," jelas Anto,

Meski begitu, dia optimistis pada 2022 atau 2023 kejadiannya akan berubah. Sebab, pada 2022 suku bunga sudah dinaikkan dan beberapa negara sudah melakukan konsolidasi fiskal. Jadi, kata dia, fiskalnya tidak defisit besar-besaran.

"Nah, kami perkirakan ini akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi outlook tahun 2023, sehingga kami melihat tekanan kenaikan suku bunga sudah mulai terbatas. Lagi-lagi kalau kita bicara bahwa tekanan inflasi sudah turun, tekanan suku bunga sudah turun, obligasi harusnya lebih prospektif," tutur dia.

Pilihan Editor: Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, 'Bapak Infrastruktur' yang Masuk Bursa Cawapres Ganjar

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

6 jam lalu

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

CEO sekaligus Chairman Microsoft Satya Nadella bertemu Jokowi, kemarin. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

7 jam lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri Yakin Suku Bunga Acuan Turun di Akhir Tahun

20 jam lalu

Bank Mandiri Yakin Suku Bunga Acuan Turun di Akhir Tahun

Bank Mandiri menilai suku bunga acuan berpotensi turun pada kuartal IV 2024.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

21 jam lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

23 jam lalu

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

Bisnis dari Holywings Group tidak hanya mencakup beach club terbesar di dunia (Atlas) dan di Asia (H Club), tapi juga klub dan bar

Baca Selengkapnya

Bos Microsoft Ungkap Rencana Investasi AI dan Cloud Senilai Rp 27,6 Triliun di Indonesia, Ini Rinciannya

1 hari lalu

Bos Microsoft Ungkap Rencana Investasi AI dan Cloud Senilai Rp 27,6 Triliun di Indonesia, Ini Rinciannya

CEO Microsoft, Satya Nadella, membeberkan rencana investasi perusahaannya di Indonesia. Tak hanya untuk pengembangan infrastruktur AI dan cloud.

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

1 hari lalu

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara perkembangan ekonomi terkini, perkembangan politik domestik dan keberlanjutan kebijakan pasca Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Bos Microsoft Bahas Investasi Besar di Bidang Kecerdasan Buatan

1 hari lalu

Jokowi dan Bos Microsoft Bahas Investasi Besar di Bidang Kecerdasan Buatan

Budi Arie yang mendampingi Jokowi saat bertemu Nadella mengatakan Microsoft akan berinvestasi secara signifikan dalam empat tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

1 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

1 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya