BSI Diserang Ransomware, Kaspersky: Sektor Bank dan Keuangan Jadi Target Utama Serangan
Reporter
Moh. Khory Alfarizi
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Rabu, 17 Mei 2023 10:47 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - General Manager untuk Asia Tenggara, Kaspersky Yeo Siang Tiong menjelaskan selama lima tahun terakhir, ransomware telah berevolusi dari ancaman bagi komputer individu menjadi bahaya serius bagi jaringan perusahaan. Para peretas atau hacker telah berhenti mencoba menginfeksi banyak komputer dan sekarang justru menargetkan korban dengan skala besar.
Menurut Yeo Siang Tiong, serangan terhadap organisasi komersial dan perusahaan memerlukan perencanaan yang cermat dalam menerapkan strategi pertahanan siber. “Sektor perbankan dan lembaga layanan keuangan masih dan akan terus menjadi target utama kalangan penjahat siber dalam hal ini,” ujar dia lewat keterangan tertulis pada Selasa, 16 Mei 2023.
Salah satunya terbaru adalah serangan ransomware yang dialami PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk atau BSI. Dia menilai, sektor tersebut yang menjadi target serangan merupakan fakta yang tidak dapat dipungkiri. “Karena sektor ini memiliki banyak informasi penting mengenai pelanggan dan besarnya jumlah uang yang tersimpan,” kata dia.
Statistik baru dari Kaspersky bahkan mengungkapkan bahwa total 304.904 serangan ransomware yang mengincar bisnis di Asia Tenggara telah diblokir oleh solusi B2B Kaspersky tahun 2022. Indonesia mencatat jumlah insiden tertinggi yang digagalkan solusi Kaspersky (131.779), diikuti oleh Thailand (82.438), dan Vietnam (57.389).
“Filipina mencatat total 21.076 serangan ransomware, Malaysia memiliki 11.750, dan Singapura memiliki 472,” ucap Yeo Siang Tiong.
Selanjutnya: Lima ransomware yang paling umum menargetkan bisnis di Indonesia
<!--more-->
Telemetri Kaspersky—teknologi pengukuran jarak jauh dan pelaporan informasi kepada operator sistem—juga mengungkapkan bahwa jenis ransomware yang paling umum menargetkan bisnis di Indonesia ada lima. Yaitu Trojan-Ransom.Win32.Wanna; Trojan-Ransom.Win32.Agent; Trojan-Ransom.Win32.Stop; Trojan-Ransom.Win32.Gen; dan Trojan-Ransom.Win64.Zikma.
Yeo Siang Tiong menuturkan, ransomware—malware yang mengunci perangkat atau file—terus berkembang dalam kualitas dan kuantitas. Kaspersky melihat munculnya kelompok ransomware menambahkan mode pemerasan lainnya.
Mulai dari menjual kembali data atau file yang telah mereka retas, melakukan serangan DDoS terhadap korban atau pelanggan korban, atau menggunakan data yang sama untuk melakukan tindak lanjut serangan seperti phishing yang ditargetkan.
“Mereka dijuluki sebagai Ransomware 3.0,” tutur Yeo Siang Tiong.
Namun, di sisi lain, dia berujar, banyak pemangku kepentingan dan para ahli terus melakukan brainstorming dalam membentuk perlawanan terhadap serangan siber, terutama pada ransomware. Yeo Siang Tiong mengakui bahwa tidak ada solusi “peluru perak” di dunia teknologi yang berkembang pesat.
Meski begitu, perusahaan keamanan siber asal Rusia itu meyakini bahwa berbagi intelijen antara lembaga publik dan swasta, pengembangan undang-undang terkait dan kolaborasi erat perihal keamanan siber dapat meningkatkan pertahanan siber di suatu negara. “Secara signifikan,” ujar Yeo Siang Tiong.
Pilihan editor: BSI Diserang Hacker, Kaspersky Catat Serangan Ransomware Melonjak 181 Persen Tahun Lalu
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini