Eiger Klaim 81 Persen Produknya Buatan Dalam Negeri, 74 Persen Supplier dari UMKM

Reporter

Tempo.co

Rabu, 10 Mei 2023 12:46 WIB

Gubernur Jabar Ridwan Kamil meninjau pabrik pembuatan masker dan hazmat milik Eiger beberapa waktu lalu. Perusahaan apparel olahraga ekstrem dan outdoor itu mengadaptasi dengan memproduksi produk kesehatan yang lebih dibutuhkan masyarakat.

TEMPO.CO, Jakarta - PT Eigerindo Multi Produk Industri kembali menanggapi pertanyaan publik mengenai adanya produk Eiger yang bertuliskan made in China. Eiger merupakan merek asli Indonesia, tepatnya dari Kota Bandung, Jawa Barat. Sehingga, banyak warganet sempat mempertanyakan keaslian dari produk tersebut.

81 Persen produk Eiger diproduksi di dalam negeri

Eiger memastikan bahwa 81 persen produk mereka diproduksi di dalam negeri. Sisanya, sekitar 19 persen produk Eiger diproduksi oleh rekanan perusahaan di sejumlah negara seperti Bangladesh, Taiwan, Hongkong, China, dan Vietnam.

“Prioritas kami tetap dalam negeri. Produk yang kami buat di luar negeri hanya jika teknologi atau bahannya tidak ada di dalam negeri itupun desain dan kontrol kualitas tetap dari kami,” ujar PR Executive Eiger, Shulhan Syamsur Rijal saat berkunjung ke Tempo pada Senin, 8 Mei 2023.

Tak bantah produknya ada yang made in China

Rijal memastikan bahwa produk bertuliskan made in China yang dijual Eiger tersebut asli. “Seperti halnya perusahaan-perusahan merek global, produksi mereka biasa diproduksi di banyak negara dengan berbagai pertimbangan. Begitu pula Eiger, tapi kami tetap mengutamakan produksi di dalam negeri,” ujarnya.

Rijal menjelaskan tahapan produk Eiger menjadi made in China tersebut awalnya karena rekanan di dalam negeri yang tidak menyanggupi untuk memproduksi. Akhirnya perusahaan memutuskan untuk mencari rekanan di luar negeri yang memiliki teknologi dan bahan sesuai dengan produk desain yang dibuat oleh Eiger.

Advertising
Advertising

Hal itu dilakukan untuk menjaga kualitas bahan dan produksi sesuai standar Eiger. “Itu untuk menjaga kualitas produk yang kami jual sesuai dengan standar kami,” ujarnya.

Bagian dari transfer teknologi

Meski begitu, lanjut Rijal, pelibatan produsen luar negeri juga merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk terus meningkatkan kualitas Eiger yang diproduksi di dalam negeri.

“Ada transfer teknologi juga di sana. Biasanya, setelah kami produksi di luar negeri, produk tersebut kami upayakan diproduksi di dalam negeri dengan kualitas yang sama atau bahkan lebih baik,” ujarnya.<!--more-->

74 persen supplier produk dari UMKM Indonesia

Rijal juga menyatakan dari 50-an supplier produknya di Indonesia, 74 persennya merupakan industri kecil berbasis Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

"Supplier kami memang tidak banyak, pemain-pemainnya sekitar 50-an. Jadi UMKM ini memang skalanya masih kecil, tapi langsung kami kasih order yang banyak dari Eiger," ucap Rijal saat berkunjung ke Kantor Tempo di Jakarta, Senin 8 Mei 2023.

Menurut dia, UMKM ini lebih banyak memproduksi produk tas dan juga aksesoris. Adapun untuk produk tas, Rijal mengatakan produksinya masih dipegang oleh Eiger sehingga dapat disebut seluruhnya made in Indonesia, dengan supplier yang juga berasal dari UMKM lokal.

Mayoritas UMKM ada di Pulau Jawa

Selain itu, Rijal menuturkan bahwa Eiger tidak main di industri besar, tapi lebih banyak di industri kecil seperti UMKM dengan persentase keseluruhannya mencapai 74 persen. Untuk data UMKM mana saja yang menjadi supplier Eiger, kata dia, masih dikumpulkan. Namun, mayoritas produsen tersebut berada di Pulau Jawa.

UMKM yang paling kuat, Rijal menyebutkan itu merupakan produsen bambu untuk produk tas Eiger Testicle dengan nama Eco Savior 45. Dengan terinspirasi dari mengaplikasikan botol plastik untuk di daur ulang menjadi bahan tas ini dan punggungan tas yang dari bambu yang eco friendly.

"Kelihatannya tidak berhubungan dengan produk, tapi bambu tersebut jadi tulangnya tas. Hari ini, pabrik tas Eiger di Bandung, produksi tas Eco Savior 45 ini sudah banyak. tapi produsen bambunya UMKM di Temanggung," imbuhnya.

Rijal mengatakan tas tersebut juga membawa banyak prestasi dengan menang tiga kali lomba desain produk di Taiwan, China, dan di Indonesia. Bahkan, Tas itu didaftarkan langsung oleh Kementerian Perdagangan bahwa produk tersebut dilombakan di China dan Taiwan.

"Jadi, desain menarik itu yang menjadi highlight-nya. Balik lagi ke Indonesia dan UMKM yang menjadi produsennya," kata Rijal.

HANIFAH DWIJAYANTI

Pilihan Editor: Viral Produknya Berlabel Made in China: Ini Profil, Sejarah, dan Harga Produk yang Diimpor Eiger

Berita terkait

Bea Masuk Barang Impor Disoal, YLKI juga Mendapat Aduan

5 hari lalu

Bea Masuk Barang Impor Disoal, YLKI juga Mendapat Aduan

Bea Cukai sedang disorot karena kasus bea masuk impor yang mahal. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengungkapkan ada sejumlah aduan serupa.

Baca Selengkapnya

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

5 hari lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya

Tertahan 1,4 Tahun, Bea Cukai Serahkan Keyboard Braile Hibah dari Korea Selatan

5 hari lalu

Tertahan 1,4 Tahun, Bea Cukai Serahkan Keyboard Braile Hibah dari Korea Selatan

Keyboard braile untuk SLB tersebut tertahan karena disebut tidak ada pemberitahuan barang hibah ke Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Diprotes karena Bea Masuk Kemahalan, Bea Cukai Jelaskan Prosedur Barang Impor

5 hari lalu

Diprotes karena Bea Masuk Kemahalan, Bea Cukai Jelaskan Prosedur Barang Impor

Bea Cukai jelaskan prosedur pemilahan barang dari luar negeri menurutnya barang yang dicurigai akan masuk jalur merah dan dilakukan pengecekan secara mendetail. Sedangkan, barang yang aman masuk ke jalur hijau dan bisa langsung dikirim ke konsumen.

Baca Selengkapnya

Bea Cukai Beri Tips Terhindar dari Denda Bawa Barang Belanja dari Luar Negeri

7 hari lalu

Bea Cukai Beri Tips Terhindar dari Denda Bawa Barang Belanja dari Luar Negeri

Bea Cukai memberi tips agar tak terkena sanksi denda saat bawa barang belanja dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Bos BCA Ungkap Penyebab Pelemahan Rupiah, Mulai dari Dividen hingga Impor Bahan Baku

11 hari lalu

Bos BCA Ungkap Penyebab Pelemahan Rupiah, Mulai dari Dividen hingga Impor Bahan Baku

Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja menilai pelemahan rupiah bukan hanya karena konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

12 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Fraksi PKS Kritik Barang Impor Kiriman Pekerja Migran yang Tertahan

26 hari lalu

Anggota DPR Fraksi PKS Kritik Barang Impor Kiriman Pekerja Migran yang Tertahan

Kurniasih Mufidayati mengkritik tertahannya barang impor kiriman pekerja migran Indonesia (PMI) yang tertahan di Tanjung Mas, Semarang.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Contraflow Arah Cikampek Ditutup Imbas Kecelakaan KM 58, Pertamina Copot Arie Febriant

26 hari lalu

Terkini Bisnis: Contraflow Arah Cikampek Ditutup Imbas Kecelakaan KM 58, Pertamina Copot Arie Febriant

Contraflow Jalan Tol Jakarta-Cikampek arah Cikampek ditutup imbas kecelakaan beruntun yang terjadi di KM 58 arah Jakarta.

Baca Selengkapnya

Barang Impor Pekerja Migran Menumpuk di Semarang, Kemendag: Itu Baru Tiba

26 hari lalu

Barang Impor Pekerja Migran Menumpuk di Semarang, Kemendag: Itu Baru Tiba

Kementerian Perdagangan menyebut barang impor kiriman pekerja migran yang tertahan di Tanjung Mas, Semarang, bukan barang lama.

Baca Selengkapnya