Ketimpangan Makin Terlihat di Asia, Begini Kata Sri Mulyani
Reporter
Amelia Rahima Sari
Editor
Martha Warta Silaban
Kamis, 4 Mei 2023 12:19 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan atau Menkeu Sri Mulyani Indrawati menjawab pertanyaan mengenai cara menurunkan ketimpangan yang semakin terlihat di Asia. Bagaimana caranya?
Hal ini diungkap Sri Mulyani saat menghadiri seminar bersama Gubernur Bank Korea Chang Yong Rhee, Menkeu India Nirmala Sitharaman, Parliamentary State Secretary to the Federal Minister for Economic Cooperation and Development of Germany Niels Annen, dan Presiden Asian Development Bank Masatsugu Asakawa di Korea Selatan.
"Hal lain yang juga ditanyakan adalah cara menurunkan ketimpangan yang makin terlihat di kawasan Asia," kata Sri Mulyani lewat Instagram resminya, @smindrawati, Kamis, 4 Mei 2023.
Dia pun membagikan pengalaman dari sisi kebijakan fiskal Indonesia. Menurut Sri Mulyani, ada banyak instrumen kebijakan fiskal untuk mengatasi ketimpangan, baik dari sisi penerimaan maupun belanja.
"Dari sisi penerimaan, kebijakan pajak harus dirancang cukup progresif tanpa mengurangi motivasi untuk memperoleh penghasilan," papar Bendahara Negara tersebut.
Di sisi belanja, lanjut dia, ada banyak dukungan yang bisa diberikan, baik untuk penurunan kemiskinan, memutus kemiskinan antargenerasi, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain.
"Di Indonesia, kita juga menggunakan tambahan penerimaan dari commodity boom untuk berinvestasi di wilayah terluar, termiskin, terpencil dan juga untuk kelompok rentan seperti perempuan dan anak-anak," ungkap Sri Mulyani.
Pada kesempatan itu, Sri Mulyani juga memaparkan kunci mempertahankan pemulihan Asia setelah pandemi Covid-19 adalah produktivitas.
"Kita di Asia harus berinvestasi lebih untuk peningkatan produktivitas yang merupakan sumber pertumbuhan paling lestari," ujar dia.
Investasi itu baik untuk pendidikan, tenaga kerja, kebijakan makro, atau infrastruktur yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan pergerakan dan produktivitas masyarakat.
Selain itu, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu juga mendapat pertanyaan mengenai peran multilateralisme dalam pemulihan di Asia. "Di dunia yang saling terkoneksi saat ini, multilateralisme jadi cara terbaik untuk kita bangkit dan pulih dari krisis. Agar multilateralisme inj efektif, kita harus bisa menunjukkan tata kelola yang baik dan membangun kepercayaan masyarakat," papar Sri Mulyani.
Sehingga, kata dia, semangat kerja sama dalam forum multilateral maupun regional seperti di G20, ADB, ASEAN, ASEAN+3, maupun forum multilateral lainnya menjadi modal terkuat untuk menghadapi berbagai gejolak global.
Pilihan Editor: Apa Arti Tulisan Tangan Rapi Sri Mulyani? Simak Kata Grafolog
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.