Berebut Proyek Listrik Indonesia, India Siap Gempur Cina
Senin, 10 Agustus 2009 16:00 WIB
Manager International Operations BHEL Ltd, Sanjay Kumar Gupta, mengatakan perusahaannya siap berkompetisi dengan perusahaan pembangkit listrik dari Cina. Adapun mayoritas penggarap proyek pembangkit listrik 10.000 megawatt tahap pertama adalah perusahaan dari negeri Tirai Bambu.
"Kami siap berkompetisi dengan perusahaan Cina untuk proyek pembangkit listrik 10.000 MW," kata Sanjay di pameran "Made in India" di Jakarta, Senin (10/8). Menurut Sanjay, perusahaannya telah berpengalaman menggarap proyek pembangkit listrik sejenis di negaranya.
Bharat juga sanggup membuat pembangkit listrik minimal 24 bulan seperti yang ditawarkan perusahaan asal Cina. "Kami menawarkan harga yang kompetitif dan standar internasional," ujar Sanjay. Bahkan, perusahaannya siap bermitra dengan perusahaan lokal, khususnya untuk sub kontraktor.
Di Indonesia sendiri, Barat telah menggarap sejumlah proyek pembangkit listrik untuk beberapa perusahaan seperti PT Adaro, PT Kaltim Prima Coal, dan PT Indo Bharat Rayon.
Ia menilai iklim investasi Indonesia baik meskipun terjadi ledakan bom di Hotel Ritz Carlton dan JW Marriott, Jakarta. "Di Indonesia, India, Pakistan, peristiwa semacam ini sering terjadi. Buat kami tidak menjadi masalah. Mungkin untuk investor asing lain mempertimbangkan, tapi kami tidak masalah," ungkapnya.
Dia menambahkan, perusahaannya tetap berniat meningkatkan kerja sama dengan Indonesia. Di India, Bharat sanggup membuat pembangkit listrik sampai kapasitas 15.000 megawatt. Menurut Sanjay, Bharat berencana meningkatkan kapasitas pembuatan menjadi 25.000 megawatt.
Additional General Manager BHEL, S.S. Pillai mengatakan perusahaannya sanggup memproduksi pembangkit listrik tenaga panas bumi, pembangkit listrik tenaga nuklir, pembangkit listrik tenaga gas, pembangkit listrik tenaga air, boiler, turbin, dan peralatan mesin pendukung pembangkit.
Menteri Perindustrian Fahmi Idris mengatakan Indonesia-India berpotensi melakukan kerja sama di bidang pembangkit tenaga listrik. Pasalnya, pemerintah akan membuat proyek pembangkit listrik 10.000 megawatt tahap ketiga untuk memenuhi kebutuhan listrik pada 2015 sekitar 20.000 megawatt. Saat ini proses lelang proyek pembangkit listrik 10.000 megawatt.
Menurut Fahmi, produsen domestik baru mampu membuat turbin 2 megawatt. Sedangkan turbin yang dibutuhkan untuk proyek tahap tiga itu antara 7-100 megawatt. "Kami undang mereka ke sini. Akan ada pertemuan bidang manufaktur pembangkit listrik khususnya turbin," tutur Fahmi.
NIEKE INDRIETTA