Potensi Gagal Bayar Utang AS, Ekonom Indef Ungkap Penyebab Utama dan Dampaknya

Selasa, 2 Mei 2023 13:21 WIB

(kiri ke kanan) Peneliti Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus Indef; Kepala Pusat Makro dan Keuangan Indef M. Rizal Taufikurahman; pengurus Ikatan Motor Indonesia (IMI) sekaligus pebalap, Ananda Mikola; dan Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad memaparkan tentang dampak ekonomi Formula E Jakarta 2022. Konferensi pers berlangsung di GoWork Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis, 23 Juni 2022. TEMPO/Lani Diana

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto menjelaskan potensi Amerika Serikat gagal bayar utang. Menurut dia, potensi itu terjadi berawal dari terlewatinya batas utang yakni US$ 31,4 triliun yang menjadi isu di berbagai negara, termasuk Indonesia. Saat ini utang Amerika mencapai US$ 31,45 triliun.

Eko menjelaskan saat ini belum ada kesepakatan antara Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Pemerintah Amerika. DPR meminta plafonnya dinaikan tanpa mengurangi berbagai macam penyesuaian atau pengetatan anggaran, sementara pemerintah AS meminta pemotongan anggaran dalam jumlah besar untuk efisiensi.

“Jika tidak terjadi kesepakatan antara DPR dan Pemerintah Amerika, maka akan terjadi seperti yang dikatakan Menteri Keuangan Janet Yellen yakni berdampak serius bagi aktivitas ekonomi negara itu,” ujar dia dalam acara virtual Market Review IDX Channel pada Selasa, 2 Mei 2023.

Ujungnya, Eko melanjutkan, bisa terjadi resesi Amerika yang bisa berdampak bagi ekonomi Tanah Air. Mengingat Amerika adalah mitra dagang salah satu yang terbesar bagi Indonesia, salah satnya mitra dagang nomor dua untuk nonmigas.

“Jadi kalau ekonomi Amerika turun maka akan berimbas kepada ekonomi Indonesia. Sebetulnya inti relasinya itu ada di situ, kenapa ini menjadi konsen,” tutur dia.

Advertising
Advertising

Selanjutnya: belum pernah Amerika gagal bayar

<!--more-->

Menurut Eko, kejadian potensi gagal bayar utang Amerika sebetulnya sudah terjadi beberapa kali, khususnya yang berkaitan dengan batas utang—walaupun dalam praktiknya belum pernah Amerika sampai gagal bayar.

Penyebabnya, dia berujar, meski terjadi berbagai macam pro dan kontra, akhirnya biasanya secara politik kenaikan plafon itu disepakati dan batasannya dinaikan.

Dia mencontohkan peristiwa itu terjadi beberapa tahun lalu karena ada pandemi Covid-19. Jika dilihat penyebabnya kenapa utang terus membengkak saat itu karena memang penanganan Covid-19 itu membutuhkan biaya yang banyak.

“Kemudian melonjakan utang dan sebetulnya juga sudah ada plafon yang naik pada 2021 tapi ternyata terlewati juga di 2023 ini,” ucap Eko.

Pilihan Editor: Dampak Potensi Gagal Bayar Utang AS Bisa Menghantam Ekonomi Indonesia, Ini Alurnya

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

5 jam lalu

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

Rancangan undang-undang penerbangan yang ditanda-tangani Joe Biden diharapkan bisa meningkatkan kualitas di sejumlah sektor.

Baca Selengkapnya

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

7 jam lalu

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

26 perusahaan kapas asal Cina tak bisa melakukam impor ke Amerika Serikat karena diduga melakukan kerja paksa ke minoritas warga Uighur.

Baca Selengkapnya

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

10 jam lalu

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

PBB menyebut dermaga terapung yang baru saja selesai dibangun di Gaza untuk pengiriman bantuan dinilai kurang layak dibandingkan jalur darat

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

12 jam lalu

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, tetapi lolosnya beleid itu di DPR AS menunjukkan kesenjangan pada tahun pemilu soal Israel

Baca Selengkapnya

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

1 hari lalu

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

Putin dan Xi Jinping sepakat memperdalam kemitraan strategis mereka sekaligus mengecam Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

1 hari lalu

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

Seorang anggota Kongres AS mendorong resolusi yang mengakui peristiwa Nakba dan hak pengungsi Palestina.

Baca Selengkapnya

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

1 hari lalu

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

Gedung putih mengatakan pemerintah AS berupaya mengevakuasi sekelompok dokter AS yang terjebak di Gaza setelah Israel menutup perbatasan Rafah

Baca Selengkapnya

All 4 One Gelar Konser di Jakarta 23 Juni, Ini Profil Grup Vokal yang Populerkan Lagu I Swear

1 hari lalu

All 4 One Gelar Konser di Jakarta 23 Juni, Ini Profil Grup Vokal yang Populerkan Lagu I Swear

Grup vokal legendaris dari Amerika Serikat, All 4 One menggelar konser bertajuk All 4 One 30 Years Anniversary Tour di Jakarta pada 23 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

1 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Anak Buah Biden Ragu Israel Bisa Menang Lawan Hamas di Gaza

1 hari lalu

Anak Buah Biden Ragu Israel Bisa Menang Lawan Hamas di Gaza

Pejabat AS mengatakan Israel tak bisa menang melawan Hamas karena strateginya meragukan.

Baca Selengkapnya