Pesanan Menurun Akibat Resesi Global, Industri Aneka Melambat

Minggu, 30 April 2023 11:34 WIB

Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian atau Kemenperin, Reni Yanita, dalam acara Temu Bisnis IKM Elektronika dengan BUMN di Bekasi, Jumat, 2 Desember 2022. (Sumber: Kemenperin)

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perindustrian atau Kemenperin buka suara mengenai industri pengolahan lainnya atau industri aneka yang terus mengalami kontraksi mulai November tahun lalu.

Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka Kemenperin, Reni Yanita, menjelaskan industri aneka terdiri dari industri: permata, barang logam mulia, perhiasan, alat musik, alat olahraga, mainan anak, peralatan kedokteran, kacamata, alat tulis, dan lainnya. Dia menilai, beberapa di antaranya adalah sektor industri yang memiliki potensi ekspor tinggi.

"Terkait IKI (Indeks Kepercayaan Industri) bulan April ini, industri aneka mengalami kontraksi, tapi kontraksi sudah lebih baik dibandingkan dari bulan Januari," ujar Reni di Gedung Kemenperin, Jakarta pada Jumat, 28 April 2023.

Dia memaparkan, dari Januari hingga April industri aneka sudah mengalami peningkatan, namun masih melambat. Menurutnya hal tersebut tergolong kontraksi.

Lebih jauh, dia menjelaskan untuk variabel pesanan baru mengalami kontraksi akibat penurunan pesanan dari luar negeri. Begitu pula variabel produksi yang menurun akibat penurunan pesanan.

Advertising
Advertising

"Penurunan permintaan disebabkan resesi global di negara tujuan ekspor, terutama di US (Amerika Serikat) dan Eropa," ungkap Reni.

Dia mencontohkan, industri bulu mata palsu yang berorientasi ekspor ke pasar US dan Eropa telah mengalami penurunan permintaan pasar sejak beberapa bulan yang lalu.

"Diperkirakan sampai dengan pertengahan tahun ini mengalami penurunan. Ini juga proses produksi industri bulu mata palsu terkendala bahan baku yang masih impor, yaitu rambut asli karena pemasok dalam negeri belum memenuhi standar," jelas Reni.

Sementara pada industri alat tulis, tren permintaan pasar tergolong musiman yaitu ketika masuk sekolah. Jadi, kata dia, permintaan meningkat pada pertengahan tahun sekitar Juni, kemudian akan berulang di tahun ajaran baru berikutnya.

"Kemudian industri mainan anak Ini merupakan industri yang sangat bergantung pada bahan baku plastik, terutama yang mainan plastik," tuturnya dalam acara Rilis IKI April 2023 itu.

Hal tersebut tergantung dengan harga minyak bumi. Ketika harga minyak dunia meningkat, lanjut dia, pasti bahan baku meningkat. Menurutnya, ini menyebabkan permintaan menjadi signifikan.

"Selain itu, saat ini konsumen dalam negeri lebih memilih (membeli) pangan daripada membeli mainan," ujar Reni.

Oleh sebab itu, pihaknya akan meningkatkan produk binaan Ditjen Ikma supaya bisa ekspansi. Dengan kondisi pasar Eropa dan Amerika yang terkontraksi, pihaknya berupaya mencari pasar baru.

"Disamping itu, kami juga giat melakukan edukasi maupun literasi digital agar bsa berjualan dengan marketplace yang ada," tuturnya.

Pihaknya juga berupaya menjaga pangsa pasar domestik dengan meningkatkan penetrasi IKM dalam negeri, melalui kebijakan tingkat komponen industri dalam negeri industri kecil atau TKDN IK.

Lebih lanjut, pihaknya juga akan menjaga daya saing produk dengan kualitas. Tak hanya itu, Kemenperin juga akan memfasilitasi pelaku IKM yang produknya wajib memiliki SNI, seperti mainan anak dan kain bayi.

"Kami juga mendorong pemasaran secara online atau digital melalui marketplace, serta fasilitasi pameran di dalam dan luar negeri, seperti pameran perhiasan di Hongkong, pameran mainan di Jerman dan alat musik di Amerika," tuturnya.

Baca juga: Gudang Solar Ilegal AKBP Achiruddin Hasibuan, Pertamina: Kami Dukung Penyelidikan Kepolisian

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

1 jam lalu

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

Rumah yang menjadi tempat industri narkoba ini terdiri atas dua lantai, dengan cat berwarna kuning keemasan.

Baca Selengkapnya

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

4 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

5 hari lalu

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

Pemerintah RI membahas langkah strategis mengurangi emisi karbon sektor industri di ajang pameran global Hannover Messe 2024 Jerman.

Baca Selengkapnya

Pupuk Kujang Kembangkan Produksi Es Kering

12 hari lalu

Pupuk Kujang Kembangkan Produksi Es Kering

Pupuk Kujang menambah lini produk non pupuk dengan meresmikan pabrik dry ice atau es kering memanfaatkan produksi pabrik CO2 cair.

Baca Selengkapnya

Impor Dibatasi, Pengusaha Tekstil: Meski Belum Signifikan, Tren Kinerja Industri TPT Mulai Positif

17 hari lalu

Impor Dibatasi, Pengusaha Tekstil: Meski Belum Signifikan, Tren Kinerja Industri TPT Mulai Positif

Asosiasi Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) mengungkapkan dampak kebijakan pembatasan impor yang diterapkan oleh pemerintah.

Baca Selengkapnya

CIPS Nilai Aturan Pembatasan Impor Berpotensi Lemahkan Daya Saing Produk Dalam Negeri

23 hari lalu

CIPS Nilai Aturan Pembatasan Impor Berpotensi Lemahkan Daya Saing Produk Dalam Negeri

Dengan aturan ini, dokumen lartas yang sebelumnya hanya berupa laporan survey (LS) kini bertambah menjadi LS dan Persetujuan Impor.

Baca Selengkapnya

Bos Tokopedia Dukung Usulan Teten Soal Pengaturan Harga Produk di E-commerce

26 hari lalu

Bos Tokopedia Dukung Usulan Teten Soal Pengaturan Harga Produk di E-commerce

Tokopedia menyatakan bersedia bekerja sama dan membantu penerapan aturan.

Baca Selengkapnya

Zulhas Musnahkan 11 Jenis Barang Impor Ilegal Senilai Rp 9,3 Miliar, Apa Saja?

33 hari lalu

Zulhas Musnahkan 11 Jenis Barang Impor Ilegal Senilai Rp 9,3 Miliar, Apa Saja?

Zulhas memimpin pemusnahan barang impor ilegal yang didapat dari pengawasan post border. Adapun total nominal barang itu mencapai Rp 9,3 miliar.

Baca Selengkapnya

Menteri Teten Masduki: Industri Knalpot Aftermarket Punya Potensi Ekonomi Besar

35 hari lalu

Menteri Teten Masduki: Industri Knalpot Aftermarket Punya Potensi Ekonomi Besar

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyatakan industri knalpot aftermarket punya potensi ekonomi besar.

Baca Selengkapnya

AFPI Jamin Debt Collector Fintech Lending Punya Kode Etik dan Sertifikasi

38 hari lalu

AFPI Jamin Debt Collector Fintech Lending Punya Kode Etik dan Sertifikasi

AFPI menjamin penagih utang dalam industri fintech lending sudah bersertifikat.

Baca Selengkapnya