Antisipasi Potensi El Nino Picu Inflasi, Bapanas Bersiap Jaga Stabilitas Harga Pangan
Reporter
Riani Sanusi Putri
Editor
Agung Sedayu
Jumat, 28 April 2023 10:29 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pangan Nasional atau Bapanas merespons soal potensi fenomena El Nino di Tanah Air yang dapat mendorong kenaikan inflasi. Deputi 1 Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan I Gusti Ketut Astawa, menyatakan pihaknya sudah menyiapkan sejumlah langkah mitigasi untuk menjaga stabilitas harga pangan, khususnya minyak goreng.
“Seperti dilansir BMKG, Indonesia berpotensi mengalami El Nino pada tahun ini. Kondisi ini harus diantisipasi sehingga apabila berpengaruh signifikan terhadap produksi minyak sawit atau crude palm oil (CPO) nasional, kami sudah punya solusinya,” ujar Ketut di kantor Kementerian Perdagangan pada Kamis, 27 April 2023.
Ketut mengatakan langkah antisipatif yang disiapkan meliputi aspek hulu maupun hilir. Untuk hulu, Bapanas akan berupaya meningkatan produksi CPO. Langkah itu dilakukan melalui kolaborasi dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian Perindustrian.
Sedangkan di hilir, ia Bapanas akan melakukan penguatan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) komoditas minyak goreng. Ia menjelaskan, dalam Undang-undang Pangan Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan, telah disebutkan pemerintah harus memiliki cadangan pangan yang kuat dalam rangka mengantisipasi gejolak harga pangan dan kondisi kedaruratan.
Ia mengatakan Bapanas sudah memiliki sejumlah aturan yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan CPP ini. Termasuk peraturan presiden (Perpres) dan peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan). "Dengan CPP yang bisa diandalkan maka stabilitas pasokan dan harga di tengah El Nino bisa lebih terkendali,” ujarnya.
Bapanas pun telah menetapkan jumlah CPP khususnya minyak goreng pada tahap awal sebanyak kurang lebih 100 ribu ton. Pengadaan CPP minyak goreng akan dilakukan oleh BUMN pangan seperti Perum Bulog dan ID FOOD.
Dari sisi penguatan pendistribusian, Bapanas tengah menyiapkan Bulog sebagai distributor tingkat pertama atau D1. Sehingga, kata dia, Bulog bisa mendapat harga yang wajar. Terlebih, ia menilai Bulog memiliki area pendistribusian yang luas.
Dengan menjadi distributor tingkat pertama, ia memperkirakan pengendalian harga bisa lebih masif dilakukan. Selain Bulog, Bapanas juga menyatakan akan memperkuat ID FOOD sebagai distributor Minyakita maupun minyak goreng curah.
Selanjutnya: Pemerintah telah Berkolaborasi dengan ...
<!--more-->
Sementara itu, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan pemerintah telah berkolaborasi dengan produsen melalui komitmen pengalokasian pendistribusian minyak goreng untuk kebutuhan dalam negeri. Menurut Arief, kerja sama ini dapat menjaga stabilitas pasokan dan harga minyak goreng sepanjang tahun.
“Kolaborasi antara pemerintah dengan pelaku usaha terbukti bisa mengamankan stabilitas pasokan dan harga minyak goreng jelang Idul Fitri tahun ini," ujarnya.
Arief menilai salah satu yang harus menjadi perhatian dalam menjaga supply minyak goreng ini adalah dengan mengawal pendistribusian sehingga tepat sasaran. Pendistribusiannya di lapangan harus akan dilakukan bersama dengan Satgas Pangan.
Melalui kerja sama yang baik antara pemerintah dan pelaku usaha, tuturnya, Bapanas optimis komoditas minyak goreng setelah Lebaran ini hingga akhir tahun tidak mengalami gejolak.
Adapun update kondisi harga rata-rata nasional minyak goreng di tingkat konsumen berdasarkan data Panel Harga Pangan per 26 April 2023, untuk minyak goreng curah berada di harga Rp 15.089 per liter.
Angka ini mengalami penurunan 0,15 persen dibanding harga minggu sebelumnya yang berada di posisi Rp 15.112 per liter. Sedangkan, minyak goreng kemasan di harga Rp 18.236 per liter atau turun 0,32 persen dari harga minggu sebelumnya yang berada di posisi Rp 18.295 per liter.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan fenomena El Nino yang terjadi akhir-akhir ini dapat berpotensi menyebabkan inflasi.
Melalui akun Instagram pribadinya, Luhut mengatakan El Nino yang membuat suhu menjadi tinggi dapat menyebabkan dampak kekeringan yang luas dan juga kebakaran hutan dan lahan di beberapa daerah.
"Hal ini tentunya berkorelasi terhadap turunnya produksi pertanian dan pertambangan berdasarkan data IMF. Belum lagi dampak luas terhadap inflasi Indonesia dikarenakan besarnya kontribusi inflasi pangan terhadap inflasi keseluruhan," ucap Luhut, Kamis, 27 April 2023.
Mengutip data World Food Programme, Luhut memperkirakan tiga dari lima rumah tangga kehilangan pendapatan akibat kekeringan, serta satu dari lima rumah tangga harus mengurangi pengeluaran untuk makanan akibat kekeringan.
Karena itu, Luhut minta seluruh kementerian dan lembaga terkait, juga pemerintah daerah untuk mulai bersiap sejak dini dan memperhitungkan langkah yang mesti ditempuh. Mengingat pada 2015, Indonesia mengalami fenomena alam yang serupa hingga terjadi kenaikan level inflasi. Luhut berharap, dengan antisipasi yang baik, pengalaman buruk delapan tahun lalu tidak terulang kembali.
Baca juga: Harga Daging Ayam Tembus Rp 50 Ribu per Kilogram, Begini Penjelasan Bapanas
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.