10 Tahun Perjalanan eFishery yang Sumbang Rp 3,4 Triliun terhadap PDB di Sektor Akuakultur pada 2022

Reporter

Tempo.co

Jumat, 31 Maret 2023 06:00 WIB

(kiri) Wakil Kepala Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia, Dr. Paksi Walandoue (kanan) Co-Founder & CEO eFishery, Gibran Huzaifah dalam acara eFishery Impact Report 2022 di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Rabu 29 Maret 2023 (Foto oleh Hanifah Dwijayanti)

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia mencatat bahwa perusahaan rintisan (startup) perikanan eFishery berkontribusi sebesar Rp 3,4 triliun atau setara 1,55 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sektor akuakultur Indonesia pada 2022.

“Kami menghitung dari Kabayan (layanan keuangan), eFeeder (teknologi pemberi pakan otomatis), market accessibility dari platform dan berbagai produk eFishery, ditambah multiplier sehingga menjadi 1,55 persen dari PDB akuakultur yang mencapai Rp 219 triliun,” ucap Wakil Kepala Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI Paksi Walandaouw dalam acara eFishery Impact Report 2022 di Jakarta, Rabu, 29 Maret 2023.

Paksi mengatakan melalui kehadiran eFishery yang selalu menghadirkan inovasi berbasis teknologi, ditemukan peningkatan taraf hidup, bisnis, dan produktivitas setelah bergabung dengan ekosistem eFishery bagi para pembudidaya ikan dan penambak udang.

Profil eFishery, Lahir untuk Mengentaskan Masalah Kelaparan Dunia

Dilansir laman resmi eFishery, perusahaan ini lahir dengan misi ingin mengentaskan masalah kelaparan dunia. Menurut laman tersebut, pada tahun 2020, terdapat sekitar 811 juta orang yang harus menghadapi kelaparan. Bahkan, sebelum pandemi terdapat sekitar 660 juta orang yang diperkirakan menghadapi kelaparan pada 2030. Oleh karena itu, pandemi melipatgandakan perkiraan ini.

Sebagai startup yang bergerak di bidang akuakultur, eFishery yakin bahwa akuakultur dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap ketahanan pangan. Apalagi, menurut laman eFishery, akuakultur adalah salah satu industri yang paling berkembang.

Advertising
Advertising

“Akuakultur dapat menyediakan pasokan yang stabil dan berkelanjutan melalui produk budidaya perikanan yang terjangkau dan lebih aksesibel bagi seluruh dunia,” tulis laman eFishery dikutip Tempo.

Untuk mewujudkan hal tersebut, eFishery didukung oleh kemajuan teknologi di bidang akuakultur yang bertujuan untuk menyediakan produk perikanan sebagai sumber utama protein hewani yang dapat diakses oleh semua kalangan.

“Maka dari itu, kami hadir untuk turut andil dalam revolusi akuakultur,” tulis eFishery.<!--more-->

eFishery membangun ekosistem di mana para pembudidaya ikan dan udang dapat dengan mudah meningkatkan produktivitas, sekaligus menciptakan lingkungan yang berkelanjutan, aman, dan adil bagi mereka.

“Dengan cara ini, kami dapat menyediakan produk ikan dan udang berkualitas tinggi dan kaya nutrisi yang diperoleh langsung dari pembudidaya,” tulis eFishery.

Sebagai informasi, saat ini ekosistem eFishery telah digunakan oleh lebih dari 70 ribu pembudidaya di 280 kota/kabupaten di Indonesia. Jumlah ini meningkat setiap tahunnya seiring dengan masih terbukanya potensi pengembangan budidaya ikan dan udang di Indonesia.

Sejarah Pembentukan eFishery, Bermula di 2013

CEO eFishery Gibran Huzaifah menuturkan eFishery berkomitmen untuk memberikan kontribusi dan mengembangkan industri akuakultur di Indonesia bersama dengan pembudidaya serta pemangku kepentingan lainnya.

“Untuk itu, kami telah hadir membantu dalam mengatasi permasalahan mendasar melalui penyediaan teknologi yang terjangkau dan mengurangi ketimpangan sosial melalui ekonomi digital yang inklusif selama hampir 10 tahun kami berdiri,” tutur Gibran pada kesempatan yang sama.

Masih menurut laman yang sama, berikut sejarah eFishery.

2013: eFishery dimulai pada bulan Oktober 2013 oleh Co-foundernya.

2014: awal dari fase pengembangan produk, termasuk riset dan tahapan percobaan untuk membuat prototipe dari eFisheryFeeder Ikan dengan mengandalkan tiga engineer.

2015: setelah memulai di garasi rumah yang disewa, eFishery perlahan memiliki kantor pusat dan gudang untuk tahap produksi dan komersial.

2016: eFishery memulai produksi massal untuk eFisheryFeeder dan secara resmi menjual produknya untuk para pembudidaya ikan di Indonesia.

2017: eFisheryFeeder Udang diluncurkan untuk mendukung para pembudidaya udang dan melengkapi produk sebelumnya.

2018: eFishery memiliki unit bisnis baru bernama eFisheryFresh, dengan harapan dapat mendistribusikan ikan budidaya ke seluruh pelosok negeri.

2019: eFishery memperkenalkan Kabayan, memastikan para pembudidaya ikan mendapatkan akses yang setara ke institusi finansial yang terdaftar dan diawasi OJK untuk kemajuan dan pertumbuhan usahanya.

2020: eFisheryPoint pertama dihadirkan dan hingga saat ini masih terus bertambah banyak untuk melayani para pembudidaya di penjuru negeri.

2021: eFishery memperkuat bisnis dengan menjadikan tiga fokus area, yaitu kategori ikan, udang, dan distribusi produk perikanan.

HANIFAH DWIJAYANTI | NAUFAL RIDHWAN ALY

Pilihan Editor: Profil eFishery, Startup yang Sumbang Rp 3,4 Triliun terhadap PDB di Sektor Akuakultur pada 2022

Berita terkait

Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

1 hari lalu

Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

Begini cerita Makhsun Intikhon, penyandang disabilitas netra yang mengikuti UTBK untuk kedua kalinya di UI.

Baca Selengkapnya

Siapa Sosok David Tobing yang Gugat Rocky Gerung?

2 hari lalu

Siapa Sosok David Tobing yang Gugat Rocky Gerung?

Rocky Gerung dinyatakan tidak bersalah dalam gugatan penghinaan presiden yang diajukan David Tobing. Bagaimana kilas baliknya?

Baca Selengkapnya

Gagas Pengungsian Ramah Lingkungan, Mahasiswa UI Pertahankan Juara CIOB

2 hari lalu

Gagas Pengungsian Ramah Lingkungan, Mahasiswa UI Pertahankan Juara CIOB

Mahasiswa FTUI kembali memenangkan kompetisi proyek konstruksi inovatif yang diadakan CIOB. Tim UI mencetuskan shelter ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

4 hari lalu

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa sektor perikanan kurang mendapat dukungan investasi dari perbankan. Menurut dia, penyebabnya karena perbankan menghindari resiko merugi dari kegiatan investasi di sektor perikanan itu.

Baca Selengkapnya

Pusat UTBK UI Siapkan 57 Ruang dan 2.111 Komputer untuk 52.148 Peserta Ujian

4 hari lalu

Pusat UTBK UI Siapkan 57 Ruang dan 2.111 Komputer untuk 52.148 Peserta Ujian

Terdapat 52.148 peserta UTBK 2024 yang akan melaksanakan ujian di Pusat UTBK UI.

Baca Selengkapnya

UI Cetak Sejarah dalam Kompetisi Pemrograman ICPC 2023, Peringkat Setara Stanford dan KAIST

4 hari lalu

UI Cetak Sejarah dalam Kompetisi Pemrograman ICPC 2023, Peringkat Setara Stanford dan KAIST

Peringkat UI menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara bersama Nanyang Technological University (NTU).

Baca Selengkapnya

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

4 hari lalu

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

Standard Chartered menurunkan perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto atau PDB Indonesia tahun 2024 dari 5,2 persen menjadi 5,1 persen.

Baca Selengkapnya

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

4 hari lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

UI Open Days 2024 Dihadiri Ribuan Pengunjung, Ada Tur Kampus dengan Bus Kuning

4 hari lalu

UI Open Days 2024 Dihadiri Ribuan Pengunjung, Ada Tur Kampus dengan Bus Kuning

UI berupaya memberikan penguatan dalam perjalanan para siswa SMA/SMK/sederajat untuk menyongsong masa depan.

Baca Selengkapnya

Pelaksanaan UTBK di UI, Simak Lokasi dan Aturannya

4 hari lalu

Pelaksanaan UTBK di UI, Simak Lokasi dan Aturannya

Universitas Indonesia (UI) menjadi salah satu lokasi pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) untuk SNBT 2024

Baca Selengkapnya