Ada Trojan Perbankan Versi Baru, Kaspersky Sebut RI Masuk 10 Negara Teratas Terkena Serangan

Jumat, 24 Maret 2023 09:02 WIB

Ilustrasi Serangan Malware XHelper (Shutterstock) (Ant)

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar dari Kaspersky telah menyaksikan aktivitas baru terkait Emotet—program malware komputer yang awalnya dikembangkan dalam bentuk trojan perbankan—sejak 7 Maret.

Malware ini menggunakan penambahan byte file berlebih untuk pertama kalinya dan membuat file MS Office yang terinfeksi menjadi lebih banyak, akibatnya, lebih sulit dideteksi oleh solusi keamanan siber.

“File berbahaya didistribusikan melalui email phishing dengan kedok dokumen Microsoft Office,” ujar Corporate Communications Manager Kaspersky Southeast Asia Rosemarie Gonzales lewat keterangan tertulis pada Kamis, 23 Maret 2023.

Menurut perusahaan keamanan siber asal Rusia itu, kampanye berbahaya telah memengaruhi pengguna di seluruh dunia, dengan jumlah korban terbanyak di negara-negara dari wilayah Uni Eropa, Asia Pasifik, dan Amerika Latin. Negara teratas yang terkena dampak gelombang serangan Emotet ini termasuk Italia, Meksiko, Jepang, Vietnam, Brazil, Indonesia, Malaysia, Jerman, Thailand, dan Turki.

Tujuan dari serangan tersebut adalah untuk mengakses perangkat asing dan memata-matai data pribadi yang sensitif. Emotet telah dikenal dalam mengelabui program antivirus dasar dan bersembunyi darinya.

Advertising
Advertising

Dalam kampanye yang sedang berlangsung, penjahat dunia maya atau hacker telah mengenalkan teknik yang melibatkan peningkatan ukuran file untuk menghindari deteksi. Teknik ini disebut pemompaan file (file pumping) dan telah digunakan oleh aktor ancaman yang berbeda.

“Namun, ini adalah kesempatan pertama yang digunakan oleh Emotet untuk men-zip dokumen Microsoft Office dengan kode berbahaya,” tutur Gonzales.

Selanjutnya: File berbahaya tersebut telah didistribusikan....

<!--more-->

File berbahaya tersebut telah didistribusikan sebagai lampiran email phishing, seperti yang dilaporkan JCERT, penyerang sengaja memperbesar arsip Zip terlampir: file doc berbahaya melebihi 500 MB.

Untuk membantu bisnis tetap terlindungi dari Emotet dan botnet serupa, para ahli menyarankan agar organisasi mengambil beberapa tindakan. Pertama, jangan mengunduh lampiran yang meragukan dari email spam atau mengklik tautan yang mencurigakan.

Menurut Gonzales, jika tidak yakin apakah email itu palsu, sebaiknya hindari mengambil risiko, dan hubungi pengirimnya. Jika diminta untuk mengizinkan berjalan pada file yang diunduh, jangan melakukannya dalam keadaan apa pun dan segera hapus file tersebut.

“Dengan cara ini Anda tidak akan membiarkan Emotet menembus komputer Anda,” ucap Gonzales.

Kedua, pastikan menginstal program lengkap perlindungan virus dan malware, dan pindai komputer secara teratur untuk setiap kerentanan. Ini akan memberikan perlindungan terbaik terhadap virus terbaru, spyware, dan lainnya.

Ketiga, pastikan perangkat lunak diperbarui, termasuk sistem operasi dan aplikasi perangkat lunak apa pun. “Penyerang mengeksploitasi celah dalam program yang digunakan secara luas untuk mendapatkan akses masuk,” tutur Gonzales.

Pilihan Editor: Tinjau Stasiun Halim untuk LRT dan Kereta Cepat, Budi Karya: Sudah Mendekati 90 Persen

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

3 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Benjamin Netanyahu Pastikan Tetap Ingin Serang Rafah

2 hari lalu

Benjamin Netanyahu Pastikan Tetap Ingin Serang Rafah

Benjamin Netanyahu memastikan akan melancarkan operasi militer melawan Hamas di Rafah, selatan Gaza, tak peduli apakah akan tercipta kesepakan

Baca Selengkapnya

Israel Rencanakan Pos Pemeriksaan Cegah Pria Palestina Lari dari Rafah

3 hari lalu

Israel Rencanakan Pos Pemeriksaan Cegah Pria Palestina Lari dari Rafah

Israel sedang membangun 'jaringan kompleks' pos pemeriksaan untuk mencegah pria Palestina 'usia militer' melarikan diri dari serangan Rafah

Baca Selengkapnya

Seperti di Amerika, TikTok Bisa Dibatasi di Indonesia Jika Melanggar Kebijakan Ini

3 hari lalu

Seperti di Amerika, TikTok Bisa Dibatasi di Indonesia Jika Melanggar Kebijakan Ini

Kominfo mengaku telah mengatur regulasi terkait pelanggaran data pribadi oleh penyelenggara elektronik seperti TikTok.

Baca Selengkapnya

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

4 hari lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

Apple Hapus Aplikasi yang Dapat Hasilkan Gambar Telanjang Menggunakan AI Generatif dari App Store

4 hari lalu

Apple Hapus Aplikasi yang Dapat Hasilkan Gambar Telanjang Menggunakan AI Generatif dari App Store

Apple telah secara aktif membangun reputasi untuk pengembangan AI yang bertanggung jawab, bahkan sampai melisensikan data pelatihan secara etis.

Baca Selengkapnya

World Central Kitchen Akan Kembali Beroperasi di Gaza

4 hari lalu

World Central Kitchen Akan Kembali Beroperasi di Gaza

Setelah sebulan kejadian penyerangan pada relawan World Central Kitchen, LSM itu sekarang siap beroperasi kembali

Baca Selengkapnya

Apple Singkirkan 3 Aplikasi AI yang Bisa Bikin Foto Telanjang dari App Store

4 hari lalu

Apple Singkirkan 3 Aplikasi AI yang Bisa Bikin Foto Telanjang dari App Store

Menurut keterangan Apple, tiga aplikasi AI itu melabeli dirinya sebagai generator seni. Sudah ada di App Store dua tahun.

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

4 hari lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya