Gerai Makanan dan Minuman Merugi, Aprindo: Tidak Memperhitungkan Perubahan Zaman

Kamis, 9 Februari 2023 14:18 WIB

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey saat ditemui di Hypermart Puri Indah, Jakarta Barat pada Rabu, 8 Februari 2023. TEMPO/Riani Sanusi Putri

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey menyinggung soal banyaknya gerai makanan dan minuman yang tutup, seperti Warunk Upnormal dan Kopi Kenangan. Menurut dia, kebanyakan gerai itu merupakan startup yang kurang adaptif.

"Mereka tidak memperhitungkan perubahan zaman, padahal (perubahan) itu pasti terjadi," ujarnya saat ditemui di kawasan Puri Permai, Jakarta Barat pada Rabu, 6 Februari 2023.

Ia menilai kebanyakan startup atau perusahaan rintisan di bidang kuliner terlalu nyaman dengan suntikan modal dari ventura atau juga crowd funding. Alhasil membuka gerai di mana-mana tanpa menjaga pelayanannya.

Selain itu, ia menilai banyak gerai makanan dan minuman yang buka di tempat baru tanpa memperhitungkan kompetisi dengan pesaing. Di sisi lain, kata dia, perusahaan juga kerap melupakan analisis faktor demografi dan populasi.

"Main buka sembarangan, ada kosong buka. Nah itu yang membuat kecenderungan (tutup) apalagi ketika masyarakat juga sekarang sudah mempunyai banyak pilihan," tuturnya.

Advertising
Advertising

Misalnya, Roy mencontohkan gerai-gerai Mixue yang buka di banyak tempat dan menimbulkan tren baru. Akhirnya, gerai makanan dan minuman yang lama akan kalah bersaing apabila tak beradaptasi dengan perubahan zaman.

Ia menyarankan kepada pengusaha makanan dan minuman agar mengubah model bisnisnya apabila merasa sudah ditinggalkan konsumennya. Misalnya, ia mengusulkan agar gerai kafe tidak hanya menjual menu kopi tetapi merambah ke menu-menu lain yang digemari konsumen saat ini.

Padahal, menurut Roy, prospek bisnis makanan dan minuman cemerlang pasca-pandemi Covid-19. Terlebih ketika pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dicabut. Ia merujuk pada pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan kontribusi konsumsi rumah tangga mencapai 51,6 persen. Sebanyak 37,8 persennya berasal dari kontribusi bisnis makanan dan minuman.

Ia bahkan memperkirakan pertumbuhan bisnis makanan dan minuman akan semakin meningkat pada 2023 karena menjelang tahun politik. "Bisa naik jadi 40 persen karena tahun politik. Namanya partai, kami lihat pemilu 2019 lah. Mereka akan melayani konstituennya dengan memberi sembako, makanan dan minuman. Itu wajar saja untuk mencari simpati masyarakat," ucapnya.



Berita terkait

Kementerian Perdagangan Sebut Utang Rafaksi Minyak Goreng Segera Dibayar

5 hari lalu

Kementerian Perdagangan Sebut Utang Rafaksi Minyak Goreng Segera Dibayar

Kementerian Perdagangan mengatakan bahwa utang rafaksi minyak goreng akan segera dibayarkan.

Baca Selengkapnya

Bapanas Naikkan Harga Acuan Gula Jadi Rp 17.500 per Kilogram

11 hari lalu

Bapanas Naikkan Harga Acuan Gula Jadi Rp 17.500 per Kilogram

Badan Pangan Nasional (Bapanas) merespons kenaikan harga gula di tingkat konsumen. Saat ini harga gula sudah jauh melampaui Harga Acuan Pemerintah (HAP) Rp 15.500 per kilogram. Karena itu, Bapanas menaikan HAP gula mulai 5 April 2024 menjadi Rp 17.500 per kilogram.

Baca Selengkapnya

Kopi Kenangan Sajikan Blewah Mewah, Menu Segar untuk Berbuka Puasa

35 hari lalu

Kopi Kenangan Sajikan Blewah Mewah, Menu Segar untuk Berbuka Puasa

Menu andalan Blewah Tea dengan taburan Blewah Jelly yang terbuat dari ekstrak buah asli

Baca Selengkapnya

Ikut Meriahkan Ramadan, Kopi Kenangan Luncurkan Minuman Berbahan Dasar Blewah

39 hari lalu

Ikut Meriahkan Ramadan, Kopi Kenangan Luncurkan Minuman Berbahan Dasar Blewah

Kopi Kenangan menghadirkan minuman berbahan dasar blewah untuk Ramadan

Baca Selengkapnya

Ini Kata Indomaret Soal Beras Langka di Retail Modern

18 Februari 2024

Ini Kata Indomaret Soal Beras Langka di Retail Modern

Ketua Aprindo, Roy N. Mandey, membenarkan para peretail mulai kesulitan mendapatkan pasokan beras tipe premium lokal kemasan 5 kilogram.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Kelangkaan Beras Disebabkan Distribusi Terganggu

14 Februari 2024

Jokowi Sebut Kelangkaan Beras Disebabkan Distribusi Terganggu

Presiden Jokowi Sudah memerintahkan Badan Pangan (Bapanas) Nasional untuk mendistribusikan stok beras Bulog ke pasaran.

Baca Selengkapnya

Beras Langka, Premium hingga Masalah Isi Ulang Stok

13 Februari 2024

Beras Langka, Premium hingga Masalah Isi Ulang Stok

Beras premium berbagai merek langka di sejumlah minimarket di wilayah DKI Jakarta

Baca Selengkapnya

Diminta Turunkan Margin Penjualan Beras, Aprindo: Bayar Dulu Dong Rafaksi

12 Februari 2024

Diminta Turunkan Margin Penjualan Beras, Aprindo: Bayar Dulu Dong Rafaksi

Pengusaha ritel menolak permintaan Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, untuk menurunkan margin atau selisih keuntungan dari penjualan beras.

Baca Selengkapnya

Beras Premium Langka, Dirut Bulog Klaim Hari Ini Kembali Normal

12 Februari 2024

Beras Premium Langka, Dirut Bulog Klaim Hari Ini Kembali Normal

Direktur Utama Bulog Bayu Krisnamurthi mengklaim ketersediaan beras premium di ritel modern sudah mulai normal.

Baca Selengkapnya

Terkini: Prabowo Sebut yang Bilang Makan Siang dan Susu Gratis Tidak Penting Bukan Orang Waras, Anies Singgung Sandwich Generation

10 Februari 2024

Terkini: Prabowo Sebut yang Bilang Makan Siang dan Susu Gratis Tidak Penting Bukan Orang Waras, Anies Singgung Sandwich Generation

Prabowo kembali menegaskan komitmen mereka untuk menjalankan program pamungkasnya, menyediakan makan siang dan susu gratis untuk anak-anak.

Baca Selengkapnya