Pertumbuhan Kredit BTPN Mencapai 13 Persen, Kondisi Bisnis Semakin Membaik

Rabu, 25 Januari 2023 18:06 WIB

Bank BTPN Bukukan Kinerja Positif pada Kuartal I 2019

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Bank BTPN Henoch Munandar membeberkan pencapaian perusahaan hingga September 2022. Menurut dia, sejak awal tahun 2022 situasi pandemi Covid-19 membaik sehingga aktivitas bisnis dan masyarakat ikut membaik pula. “Pertumbuhan kredit kami cukup membanggakan secara Year on Year (YoY). Kami bertumbuh 13 persen sampai September 2022,” ujar dia di Blue Jasmine Restaurant, Jakarta Selatan, pada Rabu, 25 Januari 2023.

Meski pertumbuhan kredit hanya 13 persen, Henoch menjelaskan, tapi kualitas kredit yang dimiliki Bank BTPN atau portofolionya tetap terjaga dengan baik. Sehingga non performing loan BTPN tercatat di 1,41 persen hingga September 2022. “Dibandingkan dengan rerata industri, saya pikir kami masih salah satu yang baik dari sisi pengelolaan kualitas aset pinjaman di Bank BTPN,” tutur Henoch.

Baca juga: Bank BTPN Penyaluran Pembiayaan Hijau 2022 Mencapai Rp 6,7 Triliun

Selain itu, pada periode yang sama, BTPN juga mencatat pertumbuhan laba bersih sebanyak 18 persen secara YoY. Namun, kata Henoch, pihaknya belum bisa melaporkan secara keseluruhan hingga Desember 2022, karena masih ada yang belum diselesaikan. “Karena kami adalah perusahaan Tbk,” tutur dia.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae melaporkan kredit perbankan hingga November 2022 tumbuh meningkat menjadi 11,16 persen secara YoY. Utamanya ditopang oleh kredit investasi yang tumbuh sebesar 13,15 persen secara YoY, sementara kredit modal kerja dan konsumsi masing-masing tumbuh sebesar 11,27 persen dan 9,10 persen.

Advertising
Advertising

“Adapun, secara month to month (MtM), nominal kredit perbankan naik sebesar Rp 13,96 triliun menjadi Rp6.347,5 triliun,” ujar dia dalam konferensi pers virtual pada Senin, 2 Januari 2023.

Sementara, dana pihak ketiga (DPK) pada November 2022 tercatat tumbuh 8,78 persen YoY menjadi Rp 7.974 triliun. Hal itu, kata Dian, utamanya didorong oleh peningkatan tabungan dan deposito.

Sedangkan, likuiditas industri perbankan pada November 2022, masih dalam level yang memadai dengan rasio-rasio likuiditas yang terjaga. Rasio alat likuid atau non-core deposit (AL/NCD) dan alat likuid atau DPK (AL/DPK) masing-masing sebesar 134,97 persen dan 30,42 persen. “Jauh di atas ambang batas ketentuan masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen,” ucap Dian.

Dia menuturkan, untuk risiko kredit melanjutkan penurunan dengan rasio NPL net perbankan sebesar 0,75 persen. Di sisi lain, kredit restrukturisasi Covid-19 mengalami perkembangan positif, mencatatkan penurunan sebesar Rp 13,27 triliun menjadi Rp 499,87 triliun dengan jumlah nasabah juga menurun menjadi 2,40 juta nasabah. Pada Oktober 202 jumlah nasabah mencapai 2,53 juta.

Baca juga: BTPN Salurkan Pembiayaan Hijau Rp 1,46 Triliun ke PLN

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.



Berita terkait

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

1 hari lalu

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong lembaga keuangan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memprioritaskan kalangan difabel.

Baca Selengkapnya

Perjanjian Pranikah, Perhatikan Ketentuannya

1 hari lalu

Perjanjian Pranikah, Perhatikan Ketentuannya

Perjanjian pranikah atau perjanjian pisah harta dilakukan kedua pasangan memiliki pendapatan atau bisnis sendiri masing-masing.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

1 hari lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

2 hari lalu

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

PT Bank OCBC NISP Tbk. mencetak laba bersih yang naik 13 persen secara tahunan (year on year/YoY) menjadi sebesar Rp 1,17 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

2 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Penjualan Manufaktur Suku Cadang Lesu, Pendapatan VKTR Teknologi Turun

2 hari lalu

Penjualan Manufaktur Suku Cadang Lesu, Pendapatan VKTR Teknologi Turun

Pendapatan PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) turun karena penjualan manufaktur suku cadang lesu.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

3 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

4 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya