TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Bank BTPN Henoch Munandar melaporkan komitmennya untuk memberikan pinjaman atau pembiayaan hijau atau green financing di Indonesia. Hingga September 2022, kata dia, BTPN sudah menyalurkan Rp 6,7 triliun untuk kegiatan bisnis berkelanjutan.
“Di BTPN kami telah memberikan beberapa pinjaman terkait dengan green economy seperti pembiayaan proyek pembangkit listrik ramah lingkungan, lalu perkebunan yang berkelanjutan, dan tentu kendaraan ramah lingkungan, serta proyek-proyek lain,” ujar dia dalam acara Media Gathering di Blue Jasmine Restaurant, Jakarta Selatan, pada Rabu, 25 Januari 2023.
Baca Juga:
Baca juga: Bidik Rp 7,9 Triliun dari IPO, Blibli Akan Bayar Utang ke BCA dan BTPN
Dari total nilai Rp 6,7 triliun, Henoch melanjutkan, terbagi ke beberapa sektor. Mulai dari energi baru terbarukan (EBT) senilai Rp 1,9 triliun; efisiensi energi Rp 530 miliar; pengelolaan sumber daya alam hayati dan laut berkelanjutan senilai Rp 3,1 triliun; transportasi ramah lingkungan Rp 340 miliar; dan properti hijau Rp 760 miliar.
Dia menegaskan bahwa hal itu menjadi gambaran berkelanjutan yang dilakukan BTPN dalam mendukung program pemerintah. “Tentang concern terhadap lingkungan yang perlu kita pertahankan ekosistemnya,” tutur dia.
Namun, angka tersebut turun jika dibandingkan dengan penyaluran pembiayaan hijau tahun 2021 yang mencapai Rp 12 triliun. Kendala dalam penyaluran pembiayaan hijau yaitu masih kurangnya kesadaran dari pemain bisnis itu, terhadap persyaratan dari green financing.
BTPN, kata Nathan, berkomitmen untuk terus mengembangkan pembiayaan berkelanjutan seperti pembiayaan proyek pembangkit listrik ramah lingkungan, perkebunan berkelanjutan, kendaraan ramah lingkungan dan proyek lainnya.
BTPN juga menerapkan keuangan berkelanjutan dalam bisnis dengan tiga cara, yaitu pembiayaan ramah lingkungan, pendanaan ramah lingkungan dan operasi ramah lingkungan. Untuk green financing, Bank BTPN mengucurkan kredit ke sektor-sektor yang sejalan dengan kebijakan atau peraturan OJK, salah satunya korporasi.
Sebagai langkah pemenuhan kebutuhan pembiayaan tersebut, Bank BTPN berkomitmen mengoptimalisasikan pertumbuhan kredit korporasi terlebih kredit korporasi masih memiliki potensi pertumbuhan yang sangat besar dan merupakan segmen penggerak kredit terbesar bagi Bank BTPN.
Dia mengatakan penyaluran kredit korporasi ini juga mengedepankan prinsip environmental social governance (ESG) dan komitmen Bank BTPN terhadap pembiayaan hijau.
Baca juga: Banjir Pembiayaan Hijau
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini