Gubernur BI Prediksi Inflasi Pangan pada Semester Pertama 2023 Masih Tinggi: Perlu Dikendalikan

Selasa, 17 Januari 2023 20:25 WIB

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo berbicara dalam pertemuan tahunan bank sentral Indonesia dengan para pemangku kepentingan keuangan di Jakarta, 30 November 2022. REUTERS/Willy Kurniawan

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memprediksi inflasi pada paruh pertama tahun ini masih akan tinggi.

"(Inflasi) di paruh pertama tahun ini inflasi khususnya untuk pangan masih tinggi, beserta inflasi harga-harga yang diatur pemerintah (admisitered prices), sehingga perlu dikendalikan," kata Perry dalam Rapat Koordinasi Nasional Kepala Daerah dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah se-Indonesia tahun 2023 yang dipantau secara daring di Jakarta, Selasa, 17 Januari 2023.

Baca: Jokowi Minta Kepala Daerah Tidak Salah Ambil Kebijakan, Bisa Picu Inflasi

Namun berikutnya, kata Perry, inflasi bakal turun menjadi di kisaran 3 persen hingga 4 persen pada semester kedua tahun 2023 ini.

Perry menjelaskan, kenaikan inflasi akan terjadi di sejumlah daerah seperti Bali dan Nusa Tenggara, Sumatera, serta Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua). Bank Indonesia masih perlu lebih jauh mengkaji terlebih dahulu berbagai faktor pemicu kenaikan harga di daerah-daerah tersebut.

Advertising
Advertising

Sejumlah faktor yang dimaksud terutama untuk harga makanan, masalah cuaca, keseimbangan antar daerah, dan ketersediaan pasokan maupun distribusi barang.

Khusus untuk Bali dan Nusa Tenggara, misalnya, kecenderungan peningkatan inflasi disebabkan oleh percepatan pemulihan ekonomi seiring peningkatan sektor pariwisata. Sedangkan di pulau Sumatera, menurut Perry, terdapat prospek konsumsi domestik yang lebih tinggi dan penyesuaian harga cukai rokok tahun 2023.

Sementara untuk Sulampua, prediksi kenaikan inflasi disebabkan oleh perbaikan daya beli dan permintaan, terutama didorong kenaikan upah minimum provinsi (UMP) dan cukai rokok.

Adapun untuk inflasi harga diatur pemerintah, Perry menyoroti masalah air di daerah, hingga ongkos transportasi yang perlu dikendalikan. "Berbagai risiko mengenai inflasi inti, kami akan mengendalikan dari sisi moneter berkoordinasi dengan pemerintah," tuturnya.

Selain sejumlah daerah yang diprediksi mengalami kenaikan inflasi, sebaliknya terdapat dua pulau yang kemungkinan mengalami penurunan inflasi yakni Kalimantan dan Jawa.

Perry membeberkan kemungkinan penurunan inflasi di Pulau Kalimantan karena adanya revisi ke bawah pertumbuhan ekonomi, cuaca yang lebih kondusif, dan penurunan biaya pupuk. Sedangkan penurunan inflasi di Pulau Jawa akibat realisasi inflasi yang lebih dalam terutama inflasi pangan dan mempertimbangkan dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang lebih rendah.

ANTARA

Baca juga: Jokowi: Saya Memperingatkan Bulog, Kenaikan Harga Beras Tidak Sedikit

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

1 jam lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

6 jam lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

19 jam lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

1 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

1 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

1 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

3 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

4 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

4 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

4 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya