Rights Issue Tahun Depan Diprediksi Ramai di Kuartal III 2023

Minggu, 25 Desember 2022 16:01 WIB

Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis, 28 April 2022. IHSG parkir pada posisi 7.246,25 atau naik 0,69 persen. IHSG sempat mencatatkan posisi tertinggi pada level 7.267,11. Tercatat, 317 saham menguat, 200 saham melemah dan 163 saham bergerak stagnan pada akhir sesi I perdagangan. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan suku bunga acuan menjadi 5,5 persen di akhir tahun 2022. Dengan kenaikan suku bunga ini, pendanaan melalui penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue diperkirakan akan semarak di 2023.

Associate Director of Investments dan Research Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan di tengah kenaikan tingkat suku bunga, pelaku pasar dan emiten akan berusaha melihat celah untuk melakukan pendanaan.

"Kita lihat IPO cukup banyak di tahun ini hingga tahun depan. Prospek rights issue juga cukup banyak di 2023," kata Nico kepada Bisnis, dikutip Minggu 25 Desember 2022.

Menurut Nico, salah satu tantangan bagi emiten untuk melakukan rights issue adalah mencari momentum yang tepat. Menurutnya, momentum tersebut akan ada di kuartal III dan IV/2023, karena di kuartal I dan II kenaikan suku bunga akan mulai terbatas.

Ketika mulai terbatas, kata dia, saat itulah momentum untuk rights issue mulai terbentuk.

"Rights issue akan lebih semarak di kuartal III, kalau di kuartal II investor dan pelaku pasar masih meraba-raba," ujar dia.

Selanjutnya: ketiga sektor tersebut cukup defensif ...

<!--more-->

Adapun untuk sektor emiten yang diperkirakan akan melakukan rights issue, menurut Nico akan datang dari sektor energi, perbankan, dan infrastruktur. Menurutnya, ketiga sektor tersebut cukup defensif.

Sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna menuturkan saat ini terdapat 27 perusahaan tercatat yang berada pada pipeline right issue, dengan perkiraan dana yang akan diperoleh sebesar Rp16,3 triliun.

Sebanyak 27 perusahaan tercatat yang berada pada pipeline right issue tersebut tersebar pada berbagai sektor. Sebanyak 9 perusahaan dari sektor finansial, 4 emiten dari sektor consumer cyclicals, dan 4 perusahaan dari sektor infrastruktur.

Lalu, dua perusahaan dari sektor transportasi dan logistik, dua emiten dari sektor properti dan real estate, serta satu perusahaan dari sektor energi. Kemudian dua perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals, satu perusahaan dari sektor jasa kesehatan, satu perusahaan dari sektor basic materials, dan satu perusahaan dari sektor teknologi.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

6 jam lalu

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

IHSG pada Rabu berpotensi bergerak mendatar seiring pelaku pasar sedang bersikap wait and see terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS)

Baca Selengkapnya

Kementerian ESDM Buka Lelang 5 Wilayah Kerja Migas pada 2024

22 jam lalu

Kementerian ESDM Buka Lelang 5 Wilayah Kerja Migas pada 2024

Kementerian ESDM membuka penawaran sebanyak lima wilayah kerja minyak dan gas (migas) pada lelang Wilayah Kerja (WK) Migas Tahap I Tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Analis Perkirakan Harga Emas Terus Naik, Investor Diminta Tahan Dulu

4 hari lalu

Analis Perkirakan Harga Emas Terus Naik, Investor Diminta Tahan Dulu

Analis komoditas dan mata uang Lukman Leong mengatakan kenaikan harga emas Antam mengikuti tren harga emas dunia.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Periksa Tujuh Saksi soal Dugaan Bendesa Adat Peras Investor

6 hari lalu

Kejati Bali Periksa Tujuh Saksi soal Dugaan Bendesa Adat Peras Investor

Seorang Bendesa Adat di Bali ditangkap Kejaksaan atas dugaan pemerasan terhadap investor

Baca Selengkapnya

Startup Runchise Kumpulkan Modal Segar Rp 16 Miliar, Akan Digunakan untuk Apa Saja?

7 hari lalu

Startup Runchise Kumpulkan Modal Segar Rp 16 Miliar, Akan Digunakan untuk Apa Saja?

Startup manajemen restoran dan waralaba kuliner dalam negeri, Runchise, memperoleh pendanaan segar sebesar US$1 juta atau sekitar Rp 16 miliar.

Baca Selengkapnya

IPA Convex ke-48 Dihelat Pekan Depan, Ingin Menarik Kembali Investasi Migas ke Indonesia

8 hari lalu

IPA Convex ke-48 Dihelat Pekan Depan, Ingin Menarik Kembali Investasi Migas ke Indonesia

IPA Convex ke-48 bertema Gaining Momentum to Advice Sustainable Energy Security in Indonesia and The Region.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

8 hari lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Usai Bendesa Adat Tersangka Pemerasan, Kejati Bali Buka Peluang Koordinasi dengan Majelis Desa Adat

9 hari lalu

Usai Bendesa Adat Tersangka Pemerasan, Kejati Bali Buka Peluang Koordinasi dengan Majelis Desa Adat

Kejati Bali membuka peluang berkoordinasi dengan Majelis Desa Adat Bali usai menetapkan Bendesa Adat Berawa sebatersangka pemerasan investor.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

12 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

13 hari lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya