Harga Telur Melonjak, Mendag: Kalau Naiknya Lebih dari 5 Persen, Wali Kota Turun Tangan
Reporter
Riani Sanusi Putri
Editor
Martha Warta Silaban
Jumat, 23 Desember 2022 12:25 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan tak menampik harga telur masih tinggi. Tetapi menurutnya, kenaikan harga telur tidak terlalu signifikan. Dia berujar apabila kenaikannya semakin tinggi, pemerintah daerah akan langsung bertindak meredam lonjakan harga itu.
"Kalau harganya naiknya lebih dari 5 persen, wali kota akan turun tangan," ujarnya saat ditemui di kawasan Bogor pada Jumat, 23 Desember 2022.
Dia menjelaskan pemerintah pusat telah menugaskan pemerintah daerah menyalurkan subsidi ongkos distribusi telur sebesar 2 persen dari Dana Transfer Umum (DTU). Zulkifli menuturkan subsidi itu akan selalu ada dan bisa digunakan kapan pun.
"Uangnya ada. Misalnya ongkos telur dari Blitar ke Jakarta, itu bisa ditanggung dari Pemerintah Daerah. Kalau masih mahal juga, bisa subsidi harga," kata dia.
Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi berjanji akan menstabilisasi harga telur yang kini telah menembus di atas Rp 30 ribu per kilogram. Ia menargetkan harga telur di tingkat konsumen sebesar Rp 27 ribu sesuai harga acuan pembelian (HAP).
Pasalnya, kata dia, HAP yang ditetapkan pemerintah sudah bisa mengakomodir keuntungan di tingkat petani, peternak, dan pedagang. Selain itu, HAP juga dinilai sebagai harga terbaik untuk konsumen saat ini.
Sebelumnya, Arief mengaku telah berkomunikasi dengan Satgas Pangan untuk memonitor pergerakan harga dan penyesuaian harga telur ini. Ia menyatakan Bapanas akan terus berkoordinasi dengan peternak layer besar, peternak mandiri dan Satgas Pangan untuk menyesuaikan harga jual telur di farm gate sesuai HAP,” kata dia saat ditemui Tempo di Komplek Gelora Bung Karno, Jakarta pada Ahad, 4 Desember 2022.
Arief juga memperingatkan agar stok di gudang tiap berdagang tidak boleh lebih dari tiga kali lipat kebutuhannya per bulan. Artinya, jika seorang pedagang biasa menyiapkan stok sebanyak 5 ratus kilogram dalam sebulan, maka stok yang dimiliki hanya boleh maksimal 1.500 kilogram per bulan.
Baca Juga: Pemerintah Bakal Bayar Ongkos Distribusi Telur untuk Turunkan Harga
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.