Airlangga Beberkan Prioritas RI 2023 di Tengah Gejolak Resesi: Pemulihan dan Ekonomi Digital
Reporter
Moh. Khory Alfarizi
Editor
Francisca Christy Rosana
Selasa, 6 Desember 2022 10:44 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkap komitmen pemerintah Indonesia pada 2023 di bidang ekonomi--di tengah ancaman resesi. Hal tersebut disampaikan dalam acara The 10th Annual US-Indonesia Investment Summit di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta Pusat.
“Kami memiliki beberapa komitmen dan prioritas ekonomi, yaitu pemulihan, membangun kembali ekonomi digital dan berkelanjutan. Untuk mengatasi masalah aksesibilitas serta stabilitas keuangan,” ujar dia melalui tayangan video pada Selasa, 6 Desember 2022.
Untuk mencapai komitmen itu, Airlangga mengajak pihak swasta berinvestasi di daerah. Dia menuturkan pemerintah sudah menyiapkannya fsilitas, termasuk sumber daya manusia.
Baca juga: Alasan Airlangga Minta Perbankan Beri Bunga Spesial bagi Eksportir, Klasik tapi...
Selain itu, pemerintah mendorong usaha mikro kecil menengah atau UMKM untuk terus berkembang. Pemerintah meyakini UMKM bisa mensejahterakan masyarakat dan meningkatkan daya saing. "Kita akan menjaga ekspor, yahg berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi serta menyediakan lapangan kerja," ucap Airlangga.
Selanjutnya, prediksi ekonomi RI 2023....
<!--more-->
Airlangga Yakin Ekonomi RI 2023 Tetap Moncer
Sebelumnya, Airlangga hakulyakin ekonomi Indonesia tumbuh lebih pada tinggi tahun depan kendati negara dihadapkan ancaman badai resesi. “Dan di 2023 itu juga (pertumbuhan ekonomi) di atas 5,3 persen,” ujar dia, 7 November lalu.
Menurut Airlangga, prediksi pemerintah ini sejalan dengan ramalan berbagai lembaga internasional yang mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia melaju pada rentang 4,7 persen hingga 5,1 persen. “Artinya, tahun depan Indonesia diharapkan jauh dari resesi,” kata dia.
Ketua Umum Partai Golkar itu pun menilai kondsisi ekonomi dalam negeri sedang melanjurkan tren pemulihannya. Menurut dia, kondisi ini menjadi sinyal optimisme. Sebab, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencatatkan kinerja impresif selama 2022 dan telah melebihi pertumbuhan sebelum pandemi atau 2019.
Meski demikian, Airlangga mengakui laju inflasi terus menanjak lantaran ekonomi global penuh ketidakpastian. Negara-negara global pun dihadapkan dengan tantangan krisis biaya hidup, pengetatan kondisi keuangan, dan invasi Rusia ke Ukraina, serta Covid-19 yang berkepanjangan membebani prospek perekonomian ke depan.
Dana Moneter Internasional atau IMF sudah memproyeksikan ekonomi global melambat menjadi 3,2 persen tahun ini dan bakal dipangkas lagi pada 2023 dari 2,9 menjadi 2,7 persen. Selain itu, berbagai negara telah menunjukkan tanda-tanda penurunan pertumbuhan pada 2022 dan berlanjut di 2023.
“Perekonomian Indonesia di triwulan ketiga mencatatkan pertumbuhan impresif yaitu 5,72 persen; 1,81 persen secara kuarter dan secara kumulatif 5,4 persen,” tutur Airlangga.
Secara spasial, kata Airlangga, pertumbuhan ekonomi menguat di beberapa daerah. Hal ini menunjukkan kinerja positif hampir seluruh provinsi lebih tinggi ketimbang pertumbuhan ekonomi nasional.
“Tentu dari segi keseluruhan Jawa masih 56,3 persen tertinggi. Kemudian wilayah timur juga kinerjanya impresif Sulawesi pertumbuhannya 8,24 persen secara year on year, demikian pula di Maluku dan Papua juga pertumbuhannya impresif,” kata Airlangga.
Baca juga: Klaim Inflasi RI Masih Aman, Airlangga Bandingkan dengan India dan Amerika