Jokowi Cerita Semua Pemimpin Negara G20 Khawatirkan Resesi: Rambutnya Tambah Putih
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 30 November 2022 13:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menceritakan salah satu yang dirasakan dari pertemuannya dengan sejumlah kepala negara G20 dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Bali didapatkan suatu kesamaan cara pandang. Menurut dia, setiap kepala negara sama-sama pusing dengan ancaman resesi ekonomi global tahun depan.
"Bertemu dengan seluruh kepala negara, negara-negara dengan GDP (gross domestic product) terbesar dunia, semuanya pusing. Rambutnya tambah putih. Saya melihat kerutan wajahnya tambah semua," kata Jokowi dalam acara Pertemuan Tahunan BI 2022, Rabu, 30 November 2022.
Baca: Jokowi: Meski Dunia Krisis, Indonesia Masih Dipercaya Perusahaan Besar Dunia
Dengan begitu, ia menyatakan hampir semua kepala negara pun mengkonfirmasi bahwa kondisi global masih tak pasti. "Complicated. Sulit dihitung, diprediksi. Gak ada yang bisa hitung," kata Jokowi.
Harga minyak tak pasti
Ia lalu mencontohkan soal harga minyak pada tahun 2023. "Saya tanya perusahaan minyak yang besar-besar. Gak ada yang tahu," tuturnya. Begitu juga dengan kebijakan negara untuk menyikapinya. "Kalau harga minyak di-cap, lebih sulit menghitungnya bagaimana."
Oleh karena itu, kepala negara sepakat bahwa pada tahun 2023 meskipun tetap optimistis, tapi tetap harus hati-hati dan waspada.
Ketidakpastian global ini, menurut Jokowi, tak lepas dari bagaimana perekonomian Cina yang bakal menurun karena kebijakan zero Covid yang dikeluarkan Presiden Xi Jinping.
Begitu juga negara-negara Uni Eropa pun diprediksi akan mengalami pelemahan ekonomi. Hal serupa dialami dengan Amerika Serikat (AS) karena tingkat suku bunga The Fed (Fed Funds Rate) terus naik.
Selanjutnya: Artinya, kata Jokowi, perekonomian dunia...
<!--more-->
Artinya, kata Jokowi, perekonomian dunia pasti akan melemah. "Pelemahan ekonomi pasti. Resesinya kapan, tinggal tunggu saja."
Di dalam negeri, kata kepala negara, juga harus diwaspadai tentang pencapaian target ekspor dan investasi sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Tantangan ekspor dan investasi
Jokowi memperkirakan kinerja ekspor nasional bakal terdampak oleh pelemahan ekonomi global. Sedangkan di bidang investasi akan lebih sulit karena tiap negara berlomba menggaet investor menanamkan modal di negaranya.
Pemerintah, kata Jokowi, terus berupaya memperbaiki iklim investasi, di antaranya dengan mengeluarkan kebijakan yang kondusif. "Trust sudah kita dapat, tapi policy atau kebijakan di lapangan dan bagaimana reformasi struktural dijaga," ujarnya. "Bagaimana pelaksanaan kebijakan yang benar di lapangan harus dijaga."
Ia menuturkan bahwa tidak mudah untuk mencapai target realisasi investasi tahun 2023 sebesar Rp 1.400 triliun tidak. "Tidak semudah 2021, 2022. Karena semua negara berebut investasi, investor," ucapnya.
Oleh karena itu, Jokowi berpesan ke tiap kepala daerah agar benar-benar menjaga iklim kondusif investasi tersebut. "Karna itu saya titip ke bupati, daerah, jangan ada yang mengganggu capital inflow, investasi. Karena itu salah sat kunci pertumbuhan ekonomi."
BISNIS | RR ARIYANI
Baca juga: Ancaman Resesi Global 2023, Jokowi Minta Tak Ada yang Persulit Investasi
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.