Ekonomi Dunia Tahun Depan Diprediksi 2,2 Persen, Asia Jadi Mesin Pertumbuhan

Rabu, 23 November 2022 08:26 WIB

Deretan gedung bertingkat di Jakarta, Senin, 24 Oktober 2022. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan ekonomi kuartal III-2022 mampu tumbuh mencapai 5,5 persen (year on year/yoy). Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) memproyeksikan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) global turun dari 3,1 persen tahun ini menjadi 2,2 persen pada 2023. Proyeksi OECD termuat dalam laporan Prospek Ekonomi (EO) terbarunya pada Selasa 22 November 2022.

Angka tahun 2022 sekitar setengah dari kecepatan yang tercatat pada tahun 2021 selama pemulihan dari pandemi, dan tingkat pertumbuhan yang diproyeksikan untuk tahun 2023 jauh di bawah perkiraan sebelum pecahnya konflik Rusia-Ukraina.

"Asia akan menjadi mesin utama pertumbuhan pada 2023 dan 2024, sedangkan Eropa, Amerika Utara, dan Amerika Selatan akan mengalami pertumbuhan yang sangat rendah," katanya.

Baca: Sri Mulyani Ungkap Dua Risiko Bayangi Pemulihan Ekonomi Global

Pasar negara berkembang utama di Asia diproyeksikan oleh OECD untuk mencapai hampir tiga perempat dari pertumbuhan PDB global pada tahun 2023, sementara ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa diperkirakan akan melambat.

"Tertahan oleh harga energi dan makanan yang tinggi, kepercayaan yang lemah, berlanjutnya kemacetan pasokan dan dampak awal dari kebijakan moneter yang lebih ketat, pertumbuhan tahunan di kawasan euro pada 2023 diproyeksikan menjadi 0,5 persen," tertulis dalam laporan tersebut.

Perekonomian Amerika Serikat hanya akan tumbuh sebesar 0,5 persen pada tahun 2023, dibandingkan dengan 1,8 persen pada tahun 2022.

Pasar energi tetap berada di antara risiko penurunan yang signifikan.

"Eropa telah menempuh perjalanan panjang untuk mengisi kembali cadangan gas alamnya dan mengekang permintaan, tetapi musim dingin ini di Belahan Bumi Utara pasti akan menantang," katanya.

Ia menambahkan bahwa harga gas yang lebih tinggi atau gangguan pasokan gas langsung akan menyebabkan pertumbuhan yang jauh lebih lemah dan inflasi lebih tinggi di Eropa dan dunia pada tahun 2023 dan 2024.

OECD mengingatkan mempercepat investasi dalam adopsi dan pengembangan sumber-sumber energi bersih akan sangat penting untuk mendiversifikasi pasokan energi dan memastikan keamanan energi.

Baca: Sri Mulyani: Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI Versi IMF dan OECD Terlalu Rendah

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Advertising
Advertising

Berita terkait

Wamendag ke Mesir Bahas Perjanjian Dagang Bilateral di Tengah Kondisi Ekonomi Global yang Tidak Stabil

20 jam lalu

Wamendag ke Mesir Bahas Perjanjian Dagang Bilateral di Tengah Kondisi Ekonomi Global yang Tidak Stabil

Pemerintah Indonesia terbuka terhadap pemanfaatan transaksi imbal dagang business-to-business (b-to-b).

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

3 hari lalu

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

Standard Chartered menurunkan perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto atau PDB Indonesia tahun 2024 dari 5,2 persen menjadi 5,1 persen.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

4 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

8 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

8 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

8 hari lalu

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

Kemenkeu merespons soal kenaikan rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2025.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

8 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

9 hari lalu

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia

Baca Selengkapnya