Ekonom Prediksi Rupiah Menguat di Akhir Tahun: Marak IPO dan Rights Issue

Minggu, 20 November 2022 14:54 WIB

Seorang karyawan penukaran uang asing menghitung dollar di kawasan Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, (27/11). Bersamaan dengan penguatan bursa-bursa regional, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penguatan tetapi rupiah masih saja melemah Rp

TEMPO.CO, Jakarta - Hingga akhir perdagangan Jumat lalu, 18 November 2022, rupiah melemah 0,14 persen ke level 15.684 per dolar AS. Namun nilai tukar rupiah berpotensi menguat pada akhir tahun dan pada awal 2023.

Potensi penggalangan dana di pasar modal melalui initial public offering (IPO) dan right issue serta perlambatan kenaikan suku bunga menjadi pendorong pergerakan rupiah.

Chief Economist The Indonesia Economic Intelligence (IEI) Sunarsip mengemukakan kebijakan Bank Indonesia untuk kembali menaikkan suku bunga acuan pada rapat dewan gubernur (RDG) 16—17 November 2022 membuat posisi real interest rate Indonesia makin baik di tengah tekanan inflasi yang semakin berkurang.

“Ini akan menjadi daya tarik bagi investor institusional asing untuk masuk ke pasar keuangan Indonesia,” katanya, Sabtu, 19 November 2022.

Sunarsip juga memperkirakan aktivitas penerbitan efek di pasar modal, baik melalui initial IPO dan right issue, masih berlanjut hingga akhir tahun. Perkembangan emisi efek akan menjadi momentum bagi investor asing untuk masuk ke pasar dalam negeri sehingga menambah pasokan valuta asing.

Advertising
Advertising

Berdasarkan laporan Bursa Efek Indonesia, terdapat potensi Rp46,9 triliun dana dari IPO dan Rp39,4 triliun dari rights issue dalam pipeline penerbitan pada sisa akhir tahun ini dan pada 2023.

Surnarsip mengatakan terdapat beberapa dari emiten ternama yang berada dalam antrean tersebut, seperti rights issue PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) dengan target dana Rp4,23 triliun dan rights issue PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) senilai Rp3 triliun.

“Kehadiran big name yang berkinerja baik dalam aktivitas bursa seperti ini penting untuk memberikan confidence bagi investor institusional asing terhadap pasar modal dan pasar keuangan Indonesia,” katanya.

Selanjutnya: Kenaikan Suku Bunga The Fed Masih Akan Terjadi Sampai Akhir 2022<!--more-->

Dia melanjutkan bahwa tekanan kenaikan suku bunga The Fed masih akan terjadi sampai akhir 2022, tetapi mulai berkurang pada 2023 seiring dengan ekspektasi normalisasi inflasi.

Sementara itu, dari dalam negeri, potensi penguatan nilai tukar rupiah berasal dari faktor berkurangnya tekanan inflasi, membaiknya real interest rate dan meningkatnya aktivitas di pasar modal.

Sunarsip memperkirakan aktivitas di pasar keuangan masih semarak pada 2023. Selain dari IPO dan rights issue, penerbitan obligasi diperkirakan tetap tinggi mengingat terdapat utang korporasi senilai Rp114,8 triliun yang jatuh tempo pada 2023.

“Saya meyakini tidak semua utang jatuh tempo akan dibayar dengan kas mereka tetapi dengan refinancing melalui penerbitan obligasi baru. Jadi saya perkirakan di pasar obligasi akan kembali semarak dengan hadirnya korporasi besar yang masuk ke pasar dan menjadi katalis masuknya investor asing masuk ke pasar dalam negeri,” kata dia.

Kedua faktor eksternal dan internal tersebut akan mendorong masuknya modal asing ke Indonesia dan meningkatkan pasokan valas serta memperkuat nilai tukar rupiah.

IEI lantas memberikan rekomendasi kepada BI agar kebijakan moneternya yang bersifat ahead the curve yang bertujuan memelihara kepercayaan pasar dan mencegah terjadinya capital outflow secara masif.

Pemangku kepentingan di dalam negeri juga perlu mendorong berkembangkan pendalaman pasar keuangan dalam rangka menarik modal asing masuk ke Indonesia sehingga memperkuat pasokan valas.

“Penerbitan efek dari korporasi-korporasi ternama dengan reputasi kinerja yang baik perlu didorong untuk meningkatkan kepercayaan investor pada pasar keuangan di Indonesia,” katanya.

Baca Juga: 1 Dolar AS Berapa Rupiah? Berikut Penjelasan dan Sekilas Sejarahnya

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

4 jam lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

7 jam lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

9 jam lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

12 jam lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

14 jam lalu

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

AdaKami akan berfokus pada pendanaan untuk usaha mikro dan kecil.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

1 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

1 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

1 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

2 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

2 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya