Kritik KTT G20, Greenpeace: Tidak Ada Transisi Energi Berkeadilan Tanpa Demokrasi

Selasa, 15 November 2022 09:53 WIB

TEMPO.CO, Nusa Dua-Greenpeace meminta Presidensi G20 Indonesia serius mendorong transisi energi secara ambisius. Organisasi lingkungan global itu mengatakan anggota-anggota G20 perlu memastikan agar upaya-upaya co-firing dan clean coal technology dilakukan untuk memperlambat transisi energi.

Seiring dengan itu, Greenpeace juga mendesak agar transisi energi ini tetap memegang prinsip-prinsip demokrasi dan keadilan. Greenpeace pun mengecam aksi-aksi pembatasan dan intimidasi partisipasi publik menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.

“Tidak ada transisi energi berkeadilan dan berkelanjutan tanpa demokrasi,” kata Kepala Kampanye Iklim Greenpeace Indonesia Tata Mustasya dalam keterangannya, Senin malam, 14 November 2022.

Jika elemen-elemen keadilan dan demokrasi itu hilang, kata dia, pengembangan energi terbarukan dianggap tak ada bedanya dengan penguasaan segelintir elit terhadap energi fosil. KTT G20 akan berlangsung pada 15-16 November 2022 di Apurva, Bali. Persamuhan para petinggi negara G20 akan membahas isu-isu strategis, salah satunya mendorong transisi energi.

Greenpeace melihat, Indonesia yang memegang presidensi G20, masih setengah hati dalam melakukan transisi energi. Dalam Rencana Umum Pengadaan Tenaga Listrik (RUPTL), Indonesia masih akan menggunakan batu bara, paralel dengan phase out secara bertahap hingga 2056.

Advertising
Advertising

Di sisi lain, pembangunan PLTU baru sebesar 13.8 GW–atau sekitar 42 persen dari kapasitas PLTU terpasang–masih akan terus berlangsung. Kebijakan ini kontradiktif dengan kebutuhan akselerasi transisi energi untuk menghentikan krisis iklim dengan mencegah kenaikan suhu global melampaui 1,5 derajat Celcius–sesuai isi Perjanjian Paris.

"Sudah saatnya negara-negara di dunia segera meninggalkan energi fosil dan mempercepat transisi energi untuk menghentikan krisis iklim. Panel ilmiah PBB untuk perubahan iklim (IPCC) menegaskan bahwa setidaknya dunia harus menutup 80 persen PLTU batu bara pada 2030, serta meninggalkan batu bara secara total di 2040 jika tak ingin terjebak krisis iklim," kata Tata.

Menjelang pertemuan akbar G20, Greenpeace pun menggelar aksi damai kreatif dengan memproyeksikan pesan berbunyi “Just Energy Transition NOW” di Pantai Melasti, Bali, pada Senin petang, 14 November 2022. Pesan ini ditujukan kepada pemimpin sejumlah negara yang sedang berkumpul di KTT G20 agar mereka mengambil komitmen yang nyata dan ambisius dalam merespons krisis iklim.

Baca Juga: Greenpeace Sebut Food Estate Bukan Solusi Atasi Krisis Pangan: Malah Perburuk Krisis Iklim

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

3 hari lalu

Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

Sejak Juni 2023, setiap bulan temperatur bumi terus memanas, di mana puncak terpanas terjadi pada April 2024.

Baca Selengkapnya

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

4 hari lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

5 hari lalu

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

Program ini berupaya membangun 'Green Movement' dengan memperbanyak amal usaha Muhammadiyah untuk mulai memilah dan memilih sumber energi bersih di masing-masing bidang usaha.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

5 hari lalu

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

Pengadilan baru saja mencabut izin penanaman komersial padi Beras Emas atau Golden Rice hasil rekayasa genetika di Filipina.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Siapkan Paket Pensiun Dini PLTU untuk Jadi Percontohan Transisi Energi

5 hari lalu

Sri Mulyani Siapkan Paket Pensiun Dini PLTU untuk Jadi Percontohan Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut Indonesia sedang memfinalisasi paket pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap batu bara atau PLTU

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

6 hari lalu

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

Terpopuler: Perjalanan bisnis sepatu Bata yang sempat berjaya hingga akhirnya tutup, kawasan IKN kebanjiran.

Baca Selengkapnya

Massa Aksi Desak Bank Setop Beri Pendanaan Buat Energi Kotor Seperti Batu Bara, Mengapa?

6 hari lalu

Massa Aksi Desak Bank Setop Beri Pendanaan Buat Energi Kotor Seperti Batu Bara, Mengapa?

Energi kotor biasanya dihasilkan dari pengeboran, penambangan, dan pembakaran bahan bakar fosil seeperti batu bara.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

7 hari lalu

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

Sri Mulyani Indrawati dan Presiden ADB Masatsugu Asakawa membahas lebih lanjut program Mekanisme Transisi Energi (ETM) ADB untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

8 hari lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

9 hari lalu

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

Indonesia dan Australia menghadapi beberapa tantangan yang sama sebagai negara yang secara historis bergantung terhadap batu bara di sektor energi

Baca Selengkapnya