Pertumbuhan Ekonomi Mencapai 5,72 Persen, BPS: 4,25 Juta Tenaga Kerja Terserap
Reporter
Riri Rahayu
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Senin, 7 November 2022 14:06 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,72 persen pada kuartal III tahun 2022 secara year on year atau yoy. Sedangkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III dibanding triwulan II tahun 2022 atau secara quarter to quarter (q to q) tumbuh 1,81 persen.
“Secara kumulatif dari Q1 ampai Q3 tahun 2022 dibanding periode yang sama dengan 2021, ekonomi Indonesia tumbuh 5,4 persen,” ujar Kepala BPS, Margo Yuwono, dalam konferensi pers virtual, Senin, 7 November 2022.
Margo juga mengatakan bahwa ekonomi yang mulai pulih dan tumbuh menguat mampu menyerap tenaga kerja sebesar 4,25 juta orang. Sementara itu juga terjadi penambahan angkatan kerja sebanyak 3,57 juta orang—berdasarkan survei bulan Agustus 2022.
Baca: Ancaman Resesi Global 2023, Ini 6 Sektor yang Menjanjikan di Pasar Modal
Namun, karena tidak semuanya terserap, sebagian tambahan angkatan kerja menjadi pengangguran. “Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di bulan Agustus ini tercatat 5,86 persen,” ujar Margo.
Kendati demikian, Margo mengatakan bahwa keadaan ketenagakerjaan terus membaik seiring dengan membaiknya kondisi ekonomi Indonesia. Angka TPT bulan Agustus 2022 pun, kata dia, lebih rendah ketimbang Agustus 2021 yang tercatat sebesar 6,49 persen.
Pemulihan ekonomi Indonesia yang terus berlanjut, Margo melanjutkan, juga tercermin dari tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK). Adapun TPAK pada Agustus 2022 ini tercatat sebesar 68,63 persen.
Selanjutnya: “Angka 68,63 persen merupakan angka TPAK tertinggi sejak 1986..”
<!--more-->
“Angka 68,63 persen yang tercatat di Agustus 2022 ini merupakan angka TPAK tertinggi sejak 1986,” ucap Margo.
Adapun Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya menyoroti kabar maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK), terutama di industri padat karya. Dia pun memastikan, APBN akan mengambil peran meredam permasalahan itu.
Sri Mulyani mengatakan, untuk mengantisipasi permasalahan PHK akibat lesunya perekonomian global itu, Kemenkeu akan memanfaatkan ruang fiskal tahun ini yang tersisa. Ia menyatakan belanja negara masih banyak yang bisa dikerahkan dua bulan terakhir ini.
"Alokasi belanja negara yang diperkirakan akan meningkat cukup pesat pada 2 bulan terkahir. Ini tentu akan meningkatkan kemampuan perekonomian untuk bisa menahan gejolak," ujar Sri Mulyani saat konferensi pers KSSK, Kamis, 3 November 2022.
Baca juga: Menaker Sebut Tingkat Pengangguran Sudah Turun Sejak Pandemi, Apa Penyebabnya?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini