Profil Bos Kopi Kapal Api, Soedomo Mergonoto Sempat Jualan Kopi di Pelabuhan dan Kernet Bemo

Sabtu, 29 Oktober 2022 08:20 WIB

Soedomo Mergonoto. Facebook

TEMPO.CO, Jakarta - Soedomo Mergonoto merupakan CEO PT Kapal Api Global yang memiliki peran penting pada pendirian hingga kesuksesan brand kopi legendaris asal Indonesia berlogo kapal api yang kemudian dikenal dengan Kopi Kapal Api.

Dikutip dari situs brainpersonalities.com, Soedomo Mergonoto diketahui lahir di Surabaya pada 3 Juni 1950 dari ayah bernama Go Soe Loet dan ibu Poo Guan Can. Go merupakan keluarga Tiongkok yang berlayar ke Indonesia pada 1920-an.

Sejarah Awal Bisnis Kopi Kapal Api

Bisnis kopi Kapal Api dirintis oleh Go pada tahun 1927. Kala itu, ia memulai bisnisnya dengan berjualan dari rumah bersama dua saudaranya di daerah pecinan di Surabaya.

Merujuk laman linkumkm.id, pada awal bisnisnya, ayah Soedomo, Go, diketahui masih menjajakan bubuk kopi dengan cara dipanggul dan berkeliling di daerah kampung-kampung hingga Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.

Menurut sejumlah sumber, metode berjualan tersebut dilakukan oleh Go hingga puluhan tahun. Akhirnya, empat dekade berikutnya, pada 1967, Go mulai dibantu secara aktif oleh anaknya, Soedomo Mergonoto.

Advertising
Advertising

Kala tu, Soedomo membantu ayahnya berjualan kopi dengan cara memasarkan produk di sekitar Pelabuhan Tanjung Perak menggunakan sepeda ontel. Situs linkumkm.id menyebut dari sini lah Soedomo mulai tertarik dan belajar secara otodidak seluk-beluk bisnis kopi.

Baca: Kopi Kapal Api Kuasai Pasar Domestik

Pantang Menyerah, Soedomo Mergonoto Sempat Jadi Kernet Bemo

Proses awal pendirian bisnis kopi Kapal Api bukanlah hal yang mudah bagi Go maupun Soedomo. Ketika Soedomo semakin dewasa, Go diketahui menyuruhnya untuk mencari penghasilan lain.

Ketika itu, Soedomo Mergonoto diketahui sempat bekerja di perusahaan vulkanisasi ban dengan tugas untuk mengerok ban-ban bekas. Bahkan, merujuk situs linkumkm.id, demi menambah penghasilan, Soedomo juga sempat menjadi kernet bemo.

Pekerjaan sampingan sebagai kernet tersebut, biasanya dilakukan oleh Soedomo pada akhir pekan atau seusai pulang kerja dan membantu keluarga.

Bisnis Kopi Kapal Api Masuk Televisi

Walaupun disibukkan dengan beberapa pekerjaan sampingan, seperti kernet bemo dan tenaga kerja di perusahaan vulkanisasi ban, bisnis keluarga berupa bubuk kopi tetap menjadi prioritas bagi Soedomo Mergonoto.

Hal ini ditunjukkan dengan ide gila Soedomo Mergonoto untuk mengiklankan produk kopi bubuk keluarga di televisi pada 1978 atau 1980-an. Ide ini tergolong nyeleneh karena saat itu belum banyak pelaku usaha yang mempromosikan produknya di televisi.

Apabila merujuk situs brainpersonalities.com, kala itu, bubuk kopi Kapal Api merupakan satu-satunya produk kopi yang memasang iklan di televisi. Bahkan, produk ini diketahui sempat menggandeng salah satu personel kenamaan Srimulat kala itu, Paimo, sebagai bintang iklan.

Bersamaan dengan iklan kopi Kapal Api di televisi, Soedomo Mergonoto diketahui turut merintis model bisnis kopi kemasan.

Menurut situs linkumkm.id, kedua inovasi tersebut, yaitu promosi di televisi dan produk kopi kemasan, yang mengantarkan bisnis kopi keluarga Soedomo Mergonoto menjadi bisnis kopi dengan skala perusahaan.

Bisnis Kopi Soedomo Mergonoto Kuasai Pasar Domestik dan Asing

Berkat strategi pemasaran dari Soedomo Mergonoto tersebut, pada tahun 1985-an, Kapal Api berhasil melakukan ekspor produknya hingga ke Arab Saudi, hongkong, Taiwan, dan Malaysia.

Di dalam negeri, situs brainpersonalities.com, menyebut bahwa saat ini Kapal Api setidaknya menguasai 60 persen pangsa pasar kopi lokal. Bahkan, secara keseluruhan, perusahaan ini diprediksi telah mempekerjakan lebih dari 10 ribu di seluruh wilayah.

Alhasil, melalui kegigihan pemasaran dan inovasinya, Soedomo Mergonoto kini dikenal sebagai salah satu bos besar dalam industri kopi di Indonesia yang produknya dapat ditemui tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di sejumlah negara asing.

ACHMAD HANIF IMADUDDIN

Baca juga: Bos Kapal Api Ungkap Kecenderungan Konglomerat Hindari Pajak, tapi Sulit

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Zulkifli Hasan Ungkap 40 Pabrik Asal Tiongkok Produksi Baja Ilegal di Tanah Air

5 hari lalu

Zulkifli Hasan Ungkap 40 Pabrik Asal Tiongkok Produksi Baja Ilegal di Tanah Air

Zulhas menyayangkan baja tak sesuai standar mutu masih diproduksi di Indonesia dengan alasan investasi.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dukung Kerja Sama Wirausahawan Muda Indonesia-Tiongkok

6 hari lalu

Bamsoet Dukung Kerja Sama Wirausahawan Muda Indonesia-Tiongkok

Bambang Soesatyo mendukung rencana para pengusaha muda China yang tergabung dalam China International Youth Exchange Center dalam membangun kerjasama wirausahawan muda Indonesia - Tiongkok.

Baca Selengkapnya

Traveling ke Macau, Jangan Lewatkan 9 Destinasi Wisata Gratis

7 hari lalu

Traveling ke Macau, Jangan Lewatkan 9 Destinasi Wisata Gratis

Menikmati liburan di Macau tidak harus selalu mengeluarkan biaya mahal

Baca Selengkapnya

Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

9 hari lalu

Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

Atase Perdagangan Kairo, M Syahran Bhakti berharap eksportir kopi Indonesia dapat memenuhi permintaan dari Mesir pada 2024 ini di atas Rp 1,5 triliun.

Baca Selengkapnya

Pelindo Catat 65.530 Pemudik Lalui Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya

27 hari lalu

Pelindo Catat 65.530 Pemudik Lalui Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya

Pelindo Regional 3 mencatat pemudik menggunakan kapal laut yang berangkat maupun tiba melalui Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya sebanyak 65.530 orang.

Baca Selengkapnya

Inilah 10 Negara Terkuat di Dunia Tahun 2024

29 hari lalu

Inilah 10 Negara Terkuat di Dunia Tahun 2024

Berdasarkan beberapa indikator penting, berikut 10 negara terkuat di dunia 2024.

Baca Selengkapnya

Inilah Alasan Disarankan Tidak Minum Kopi Sebelum Naik Pesawat

31 hari lalu

Inilah Alasan Disarankan Tidak Minum Kopi Sebelum Naik Pesawat

Minum kopi sebelum penerbangan tak hanya meningkatkan risiko kembung, tapi juga menyebabkan dehidrasi yang berujung pada rasa mual dan sakit kepala.

Baca Selengkapnya

Harga Referensi CPO Tembus USD 857,62, Permintaan AS dan Cina Meningkat

32 hari lalu

Harga Referensi CPO Tembus USD 857,62, Permintaan AS dan Cina Meningkat

Harga referensi CPO tembus US$ 857,62 per metrik ton disebabkan meningkatnya permintaan dari Amerika Serikat dan Cina.

Baca Selengkapnya

Jajaki Investasi, 30 Pimpinan Perusahaan Tiongkok Kunjungi Kantor BP Batam

33 hari lalu

Jajaki Investasi, 30 Pimpinan Perusahaan Tiongkok Kunjungi Kantor BP Batam

Puluhan pimpinan perusahaan asal Tiongkok berkunjung ke kantor BP Batam untuk penjajakan investasi di Batam.

Baca Selengkapnya

Kopi Kenangan Sajikan Blewah Mewah, Menu Segar untuk Berbuka Puasa

37 hari lalu

Kopi Kenangan Sajikan Blewah Mewah, Menu Segar untuk Berbuka Puasa

Menu andalan Blewah Tea dengan taburan Blewah Jelly yang terbuat dari ekstrak buah asli

Baca Selengkapnya