IMF Sarankan Bank Sentral Terus Naikkan Suku Bunga untuk Memerangi Inflasi

Kamis, 27 Oktober 2022 04:32 WIB

Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) Kristalina Georgieva menyarankan agar bank sentral terus menaikkan suku bunga untuk memerangi inflasi. Kenaikan itu perlu dilakukan sampai mencapai titik normalisasi.

"Pada titik ini kami mencari mode netral dan di sebagian besar tempat (negara), belum sampai di sana," kata Georgieva seperti dikutip dari Reuters, Rabu, 26 Oktober 2022.

Georgieva memperkirakan negara-negara di seluruh dunia akan membutuhkan waktu hingga 2024 untuk mencapai efek positif dari kenaikan suku bunga. Pada tahun itu, peningkatan suku bunga bakal dirasakan efeknya oleh negara-negara ekonomi global.

Baca juga: Sandiaga Uno Singgung Posisi UMKM Hadapi Isu Kelesuan Ekonomi Global

Bank Sentral Eropa atau ECB akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin seiring dengan memburuknya prospek ekonomi dan inflasi yang mencapai 9,9 persen pada September. Inflasi ini didorong oleh melonjaknya harga makanan dan energi setelah invasi Rusia ke Ukraina.

Advertising
Advertising

"Bank-bank sentral harus menaikkan suku bunga karena ketika inflasi menjadi tinggi dan melemahkan pertumbuhan, itu akan memukul kelompok (masyarakat) termiskin," ucap Georgieva.

Meski meyakini normalisasi akan terjadi pada 2024, Georgieva mengatakan manfaat dari kenaikan suku bunga tidak akan dirasakan secara instan. "Ini membutuhkan kesabaran di masyarakat," ucapnya.

Di Indonesia, Dewan Gubernur Bank Indonesia baru-baru ini memutuskan kembali menaikkan suku bunga acuan BI-7 Day Reverse Repo Rate sebesar 50 basis poin (bps). Keputusan tersebut merupakan hasil rapat dewan gubernur (RDG) yang dilaksanakan pada 19-20 Oktober 2022.

Dengan demikian, suku bunga acuan kini bertengger di level 4,75 persen dari bulan lalu yang juga naik 50 bps di level 4,25 persen. Sementara itu, suku bunga deposit facility juga naik 50 bps menjadi 4 persen, dan suku bungan lending facility naik 50 bps menjadi 5,50 persen.

"Keputusan kenaikan suku bunga tersebut sebagai langkah front loaded, pre-emptive, dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini terlalu tinggi," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat konferensi pers secara virtual, Kamis, 20 Oktber 2022.

REUTERS | ARRIJAL RACHMAN

Baca juga: Ancaman Resesi 2023, SBY: Pada Saatnya, Badai Pasti Berlalu

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

5 jam lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

6 jam lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

20 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

2 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

3 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

3 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya