Suku Bunga Dasar Kredit Mulai Naik, tapi Belum Imbangi Bunga Acuan BI

Kamis, 20 Oktober 2022 20:44 WIB

Karyawan melintas di area perkantoran Bank Indonesia, Jakarta, Selasa, 31 Mei 2022. Bank Indonesia (BI) mengakui, tingkat inflasi pada tahun 2022 akan berada di atas batas atas kisaran sasaran BI yang sebesar 4 persen year on year (yoy). TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia mencatat suku bunga dasar kredit (SBDK) perbankan mulai naik. Namun, besarannya belum sampai seperti peningkatan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI-7 day reverse repo rate yang sudah meningkat 125 basis poin (bps) hingga saat ini.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti mengatakan SBDK baru tumbuh 2 bps, sedangkan bunga deposito sudah meningkat 10 bps. Padahal, BI sudah mengerek suku bunga acuan acuan sebanyak 3 kali tahun ini, yakni pada Agustus 25 bps, September 50 bps, dan Oktober 50 bps.

"Jadi transmisi dari kebijakan peningkatan BI rate kita untuk sektor perbankan juga masih belum terjadi secara penuh," kata Destry saat konferensi pers secara virtual pada Kamis, 20 Oktober 2022.

Berdasarkan asesmen transmisi suku bunga kebijakan kepada suku bunga dasar kredit, respons suku bunga kredit baru terhadap kenaikan suku bunga acuan BI memiliki efek tunda 4 bulan. Namun tahun ini, BI memperkirakan kondisi tersebut akan lebih terbatas karena likuditas di perbankan masih melimpah.

Baca: Gubernur BI Sebut Fed Fund Rate Bakal Higher for Longer, Apa Dampaknya Bagi Rupiah?

Advertising
Advertising

Hal itu, kata Destry, tercermin dari rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang masih tinggi mencapai 27,35 persen pada September 2022. Angka itu cenderung naik dari catatan pada Agustus 2022 sebesar 26,52 persen.

Menyitir data BI per Agustus 2022, SBDK meningkat 4 bps secara bulanan sejalan dengan peningkatan suku bunga acuan BI menjadi 3,75 persen pada periode yang sama. SBDK naik dari 8,56 persen pada Juli 2022 menjadi 8,6 persen pada Agustus 2022.

Namun ketimbang tahun sebelumnya, SBDK tetap mencatatkan penurunan sebesar 17 bps. Sehingga, situasi ini mendorong penurunan spread SBDK terhadap suku bunga acuan BI dari 5,27 persen pada Agustus 2021 menjadi 4,85 persen pada Agustus 2022.

"Jadi artinya ini perbankan pun dalam positioning yang memang mereka ingin terus mendorong pertumbuhan dan ini terlihat dari kredit perbankan itu sendiri yang tumbuh pesat di bulan September 2022 sektiar 11 persen," ujar Destry.

Pada Agustus 2022 secara bulanan, SBDK seluruh kelompok bank mencatatkan peningkatan. Kantor Cabang Bank Asing (KCBA) naik 21 bps dari 5,56 persen menjadi 5,77, Bank Pembangunan Daerah (BPD) 12 bps dari 8,38 persen menjadi 8,5 persen, dan Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) 4 bps dari 8,59 persen menjadi 8,63 persen.

Sementara itu, SBDK kelompok bank badan usaha milik negara atau BUMN relatif stabil. Pada Juli 2022, SBDK untuk bank BUMN sebesar 8,7 persen, sedangkan pada Agustus 2022 kenaikannya hanya menjadi sebesar 8,71 persen.

Dari sisi perkembangan suku bunga kredit baru, BI mencatat terjadi penurunan pada September 2022. Pada bulan itu, suku bunga kredit baru sebesar 8,94 persen atau turun 17 bps dari bulan sebelumnya sebesar 9,11 persen.

Meski demikian, suku bunga kredit baru masih tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu sebesar 8,61 persen. Hal ini sejalan dengan tren suku bunga kredit baru konsumsi yang cenderung meningkat.

Baca juga: BI Perpanjang DP Nol Persen untuk Kredit Otomotif dan Properti Hingga Desember 2023

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

1 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

2 hari lalu

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong lembaga keuangan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memprioritaskan kalangan difabel.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

2 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

3 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

3 hari lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

3 hari lalu

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

PT Bank OCBC NISP Tbk. mencetak laba bersih yang naik 13 persen secara tahunan (year on year/YoY) menjadi sebesar Rp 1,17 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya