Berminat Jadi Eksportir? Ini 5 Hal yang Perlu Diperhatikan

Reporter

Tempo.co

Editor

Nurhadi

Rabu, 19 Oktober 2022 06:04 WIB

Bank Indonesia Solo menggelar acara Bincang Santai Pemanfaatan LCS) untuk Meningkatkan Efisiensi Ekspor-Impor Wilayah Solo Raya di Hotel The Sunan Solo, Kamis, 13 Oktober 2022.TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE

TEMPO.CO, Jakarta - Peluang para pelaku UKM/IKM untuk memulai menjadi eksportir sangat terbuka lebar saat ini. Selain didukung sejumlah fasilitas digital, pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia juga terus mendorong kemudahan akses. Mulai dari akses pembiayaan hingga penyederhanaan perizinan ekspor.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, berbagai kebijakan yang telah dibuat pemerintah diharapkan dapat mengakselerasi pencetakan eksportir baru di Indonesia secara maksimal. “Pemerintah akan terus memberikan dukungan kebijakan bagi pelaku usaha untuk melakukan ekspor,” ujarnya dikutip Tempo dari ekon.go.id.

Meski demikian, untuk menjadi seorang eksportir tidak semudah membalikkan telapak tangan. Beberapa ada yang berhasil dan sebagian harus mengalami kegagalan saat melakukan ekspor. Untuk itu, berikut lima hal yang harus dihindari sebelum memutuskan menjadi eksportir seperti dilansir dari Exporthub:

1. Pengetahuan Produk Minim

Pengetahuan maksimum terhadap produk yang hendak diekspor bisa menjadi elemen untuk menambah nilai kepercayaan buyer. Pun sebagai eksportir harus memahami apakah produk yang akan dijual termasuk barang dilarang ekspor atau bukan. Maka dari itu, eksportir pemula wajib mendalami informasi produk yang akan ditawarkan ke buyer.

Advertising
Advertising

2. Tidak Menyiapkan Dokumen Ekspor

Bagi pelaku usaha yang hendak memulai ekspor, ada beberapa dokumen yang harus disiapkan sebelumnya. Dokumen-dokumen tersebut di antaranya invoice, packing list, bill of lading, dll. Dokumen memiliki peran sangat penting lantaran berfungsi sebagai alat pemeriksaan dan jaminan atas besarnya risiko kegiatan ekspor.

3. Informasi Kapasitas Produksi dan Persediaan Minim

Dilansir dari Investopedia, kapasitas produksi adalah tingkat output maksimum yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk membuat produk atau menyediakan layanan. Calon eksportir harus memiliki informasi lebih terhadap kapasitas dan persediaan produksi ini. Pasalnya, hal ini dapat membantu buyer dalam meproyeksi pesanan sekaligus melancarkan distribusi produk jika terjadi repeat order.

4. Menentukan Harga Jual Terlalu Tinggi

Para pelaku usaha yang berorientasi ekspor perlu terlebih dahulu melakukan survei harga pasar dari produk yang dijual. Bisa dilakukan dengan mengetahui harga produk kompetitor yang dijual di negara tujuan ekspor sebagai pembanding. Apabila harga jual dipatok terlalu tinggi, kemungkinan buyer melirik produk juga semakin kecil.

5. Tidak Menindaklanjuti Penawaran Produk ke Buyer

Setiap buyer memiliki karakternya masing-masing. Ada yang aktif dan ada juga yang pasif dalam menggali seputar produk yang dimiliki eksportir. Sebaiknya, eksportir selalu melakukan follow up ke buyer. Ini dapat memberikan informasi kesesuaian produk atau penawaran sesuai dengan permintaan buyer.

HARIS SETYAWAN

Baca juga: Begini Cara Mengurus Dokumen Pemberitahuan Ekspor

Berita terkait

Cara Membuat Daftar Isi Otomatis di Google Docs yang Mudah

2 hari lalu

Cara Membuat Daftar Isi Otomatis di Google Docs yang Mudah

Cara membuat daftar isi di Google Docs cukup mudah dilakukan. Anda dapat membuatnya secara otomatis tanpa perlu repot lagi. Ini caranya.

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

2 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

3 hari lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

4 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

4 hari lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

9 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

12 hari lalu

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Kolaborasi LPIE dengan institusi pemerintahan membawa mitra binaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) LPEI untuk pertama kalinya menembus pasar ekspor ke Kanada.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

12 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

12 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya