Neraca Perdagangan Surplus 29 Kali Berturut-turut, BI: Mendukung Pemulihan Ekonomi

Selasa, 18 Oktober 2022 05:43 WIB

Ilustrasi kapal pengangkut peti kemas ekspor dan impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Neraca perdagangan Indonesia pada September 2022 kembali surplus sebesar US$ 4,99 miliar. Surplus neraca perdagangan berlangsung 29 kali berturut-turut sejak Mei 2020.

Bank Indonesia (BI) memandang capaian neraca perdagangan tersebut telah berkontribusi positif menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.

"Ke depan, BI terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas kebijakan untuk meningkatkan ketahanan eksternal serta mendukung pemulihan ekonomi nasional," ujar Direktur Departemen Komunikasi BI Junanto Herdiawan dalam keterangan tertulis pada Senin, 17 Oktober 2022.

Meski besarannya pada September 2022 lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada bulan sebelumnya, yakni US$ 5,71 miliar, capaian itu menunjukkan tren positif. Adapun neraca perdagangan Indonesia tahun berjalan pada periode Januari hingga September 2022 juga surplus US$ 39,87. Angka itu jauh lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama pada 2021 sebesar US$ 25,10 miliar.

BPS membeberkan surplus neraca perdagangan September 2022 bersumber dari sektor nonmigas. Sementara itu, defisit neraca perdagangan sektor migas mengalami sedikit kenaikan. Pada September 2022, surplus neraca perdagangan nonmigas tercatat US$ 7,09 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada bulan sebelumnya sebesar US$ 7,73 miliar.

Advertising
Advertising

Baca juga: Luas Panen Padi RI 2022 Naik Jadi 10,601 Juta Hektare, BPS Ungkap Penyebabnya

Perkembangan tersebut disebabkan oleh kinerja ekspor nonmigas sebesar 23,48 miliar dolar AS pada September 2022, lebih rendah dibandingkan dengan 26,18 miliar dolar AS pada bulan sebelumnya.

Kuatnya kinerja ekspor nonmigas, kata Junanto, terutama bersumber dari ekspor komoditas berbasis sumber daya alam. Misalnya, bahan bakar mineral termasuk batu bara dan CPO. Keduanya, menurut dia, didukung oleh penguatan kebijakan pemerintah, termasuk perpanjangan pembebasan pungutan ekspor CPO dan harga komoditas global yang masih tinggi.

Sementara itu, ekspor produk manufaktur, seperti kendaraan dan bagiannya, tercatat meningkat. Jika dilihat dari negara tujuan, ekspor nonmigas ke Cina, Amerika Serikat, dan India tampak tetap kuat. Ekspor produk manufaktur pun pada September 2022 menjadi kontributor utama terhadap total ekspor Indonesia.

Adapun impor nonmigas tetap perkasa pada seluruh komponen. Menurut Junanto, kenaikan itu sejalan dengan masih terus berlanjutnya perbaikan ekonomi domestik. Sedangkan defisit neraca perdagangan migas tercatat sedikit meningkat dari US$ 2,01 miliar. Defisit neraca perdagangan migas seiring dengan penurunan ekspor migas yang lebih tinggi dari impornya.

RIANI SANUSI PUTRI

Baca juga: BPS: Impor RI September Turun 10,58 Persen, Permintaan Komoditas Besi dan Baja Turun

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

1 jam lalu

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

2 jam lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Publik Ramai Kritik Bea Cukai, Ekonom: Itu untuk Kebaikan

13 jam lalu

Publik Ramai Kritik Bea Cukai, Ekonom: Itu untuk Kebaikan

Bea Cukai sedang kebanjiran kritik dari publik. Ekonom menilai kritik itu baik untuk perbaikan di tubuh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Askolani Paparkan Peran Bea Cukai bagi Perekonomian di Tengah Kisruh Barang Impor

1 hari lalu

Askolani Paparkan Peran Bea Cukai bagi Perekonomian di Tengah Kisruh Barang Impor

Askolani memaparkan bagaimana capaian pengawasan dan penindakan dilakukan oleh lembaganya selama ini.

Baca Selengkapnya

Profil dan Kekayaan Pejabat Bea Cukai yang Sedang Disorot Imbas Penindakan Barang Impor

1 hari lalu

Profil dan Kekayaan Pejabat Bea Cukai yang Sedang Disorot Imbas Penindakan Barang Impor

Askolani dilantik menjadi Dirjen Bea Cukai oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada Maret 2021.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Lapor Perkara Bea Cukai ke Jokowi di Istana, Janji Lakukan Perbaikan

1 hari lalu

Sri Mulyani Lapor Perkara Bea Cukai ke Jokowi di Istana, Janji Lakukan Perbaikan

Sri Mulyani juga menyampaikan tantangan Bea Cukai di era pesatnya perkembangan teknologi.

Baca Selengkapnya

BPS Catat Nilai Ekspor Nikel Naik 45,85 Persen pada April 2024

1 hari lalu

BPS Catat Nilai Ekspor Nikel Naik 45,85 Persen pada April 2024

BPS menyebut nilai ekspor komoditas nikel dan barang daripadanya mengalami kenaikan sebesar US$ 210,6 juta atau 45,85 persen pada April 2024.

Baca Selengkapnya

Tidak Cukup Sri Mulyani, Jokowi akan Turun Tangan Selesaikan Persoalan Bea Cukai

2 hari lalu

Tidak Cukup Sri Mulyani, Jokowi akan Turun Tangan Selesaikan Persoalan Bea Cukai

Bea Cukai terus menuai kecaman publik karena dianggap berkinerja buruk. Sri Mulyani belum berhasil menangani. Kini Jokowi turun tangan.

Baca Selengkapnya

Tingkat Perekonomian Indonesia Turun, Ada Dampak dari Perlambatan di Cina

2 hari lalu

Tingkat Perekonomian Indonesia Turun, Ada Dampak dari Perlambatan di Cina

Perlambatan perekonomian di Cina memberi dampak ke Indonesia. Sebab sasaran pasar terbesar untuk kegiatan ekspor komoditas alam berada di Cina

Baca Selengkapnya

Wamenkeu: Tingkat Pengangguran 2024 Turun, Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi

2 hari lalu

Wamenkeu: Tingkat Pengangguran 2024 Turun, Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi

Wamenkeu Suahasil Nazara mengungkapkan, tingkat pengangguran 2024 telah turun lebih rendah ke level sebelum pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya