TEMPO Interaktif, Jakarta:Indonesia tidak memerlukan pinjaman dari Consultative Group of Indonesia (CGI). Asalkan negara berpenduduk 200 juta jiwa ini mampu mengenjot penerimaan dari sektor pajak dan mengurangi pencurian pasir, ikan, serta penyelundupan kayu. Kalau kita bisa melakukan itu maka kita akan mendapat pemasukan (Rp) 284 triliun. Sementara ini kita masih perlu CGI karena belum bisa hal-hal itu tadi, Sekertaris Menteri Negara Perencanaan Pembanguan Nasional/Sekertaris Bappenas, Koensatwanto Inpasihardjo di Jakarta, Kamis (23/1). Menurut Koen, ada cara untuk Indonesia perlahan keluar dari jerat utang. Caranya, kata dia, seluruh anggaran pendapatan harus diarahkan untuk sektor pembangunan. Sedangkan sisanya digunakan untuk mencicil utang. Selama ini kan yang terjadi sebaliknya, ujar dia. Indonesia, lanjut dia, harus berani mengambil langkah ini. Membayar utang semaunya, kata dia. Resiko ini sangat kecil bila dibandingkan harus mengemplang utang. Secara politik harus mendapat dukungan, sehingga resiko dan tanggung jawab dipikul bersama, tambah Koen. Senada dengan Koen, Pengamat Ekonomi dari UGM Revrisond Baswir menegaskan Indonesia tidak membutuhkan utang lagi. Karena sukses CGI kemarin hanya menguntungkan kreditor, dan kontraktor proyek saja. Secara liner circle mereka sukses, tapi jadi beban buat rakyat banyak, kata dia. Artinya, kata dia, itu adalah malapetaka bagi rakyat kecil. Menurutnya, rakyat Indonesia semakin mudah ditipu, baik oleh pemerintahnya sendiri maupun CGI. Mengapa? Karena utang sudah tidak bias dibayar, lalu dikoruosi lagi. Ini kan tanda rakyat kita masih gampang dikadalin, sesal Revrisond. Sedangkan Hadi Soesatro, pengamat ekonomi dari CSIS, menambahkan seringnya bangsa ini meminjam karena dimanja oleh kreditor. Akibatnya, pemerintah menjadi enggan menggarap potensi yang sebenarnya menjadi sumber pendapatan negara. Banyak potensi yang masih bias digarap, ungkap dia. Hadi mengatakan negara ini akan terus mengutang kalau situasi itu terus berlanjut. Meski, kata dia, utang dihalalkan, asal digunakan dengan baik dan tidak diselewengkan. Tapi ini juga sulit karena orang sudah tidak percaya lagi. Tidak ada jaminan bahwa utang akan digunakan dengan baik, tandas dia. SS Kurniawan --- TNR