BI Sebut Tren Suku Bunga Kian Ketat: Termasuk di Eropa dan Negara Emerging Lain

Sabtu, 15 Oktober 2022 09:00 WIB

Jajaran Deputi BI Dody Budi Waluyo saat mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di gedung BI, Jakarta, Kamis, 18 Juli 2019. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo menyebutkan kebijakan menaikkan suku bunga dilakukan banyak negara saat ini untuk meredam potensi tingginya inflasi global.

Keputusan banyak bank sentral negara itu juga merespons kebijakan The Fed (Bank Sentral AS) yang terus memberikan sinyal kenaikan serupa hingga sebesar 150 basis poin di akhir 2022. Menurut Dody, pasar sudah memperkirakan kenaikan bunga secara bertahap, bahkan ke arah yang lebih tinggi.

"Tapi sudah semakin ketat suku bunga ini termasuk di Eropa dan negara emerging lain," ujar Dody saat ditemui di sela-sela Pertemuan Tahunan IMF-WB di Washington DC, AS, Jumat, 14 Oktober 2022, waktu setempat.

Baca: LPS Proyeksi Suku Bunga Simpanan Meningkat Bertahap

Adapun tren kenaikan inflasi ini adalah salah satu yang dibahas dalam Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia (FMCBG) G20. Pasalnya, hal itu menjadi risiko yang mempengaruhi suku bunga acuan.

Advertising
Advertising

"Semua negara mengoreksi pertumbuhan karena suku bunga ini bisa meng-address ekspektasi dari inflasi inti," ucapnya. "Jadi berapa pun Fed Fund Rate ke depannya, ini akan berpengaruh kepada stance suku bunga kita ke depannya."

Lebih jauh Dody menyatakan keyakinannya bank sentral tiap negara, termasuk The Fed, punya perhitungan dan justifikasi tersendiri sebelum akhirnya memutuskan menyesuaikan suku bunganya. Sebab, banyak hal yang mempengaruhi, salah satunya kondisi ekonomi suatu negara.

Oleh karena itu, menurut dia, komunikasi penting terus dijaga agar penyesuaian suku bunga tidak dimaknai lain dan menimbulkan ketidakpastian baru, selain untuk menekan inflasi yang menjadi tantangan perekonomian global. "Kalau suku bunga naik, mungkin telah well calibrate dan well plan dalam perhitungan mereka. Kedua hal itu menjadi penting dalam menghitung besaran suku bunga," tuturnya

Lalu bagaimana dengan di Indonesia?

Dody memastikan kondisi makro ekonomi Indonesia sekarang dalam keadaan baik. Adapun perkiraan inflasi mulai turun di bawah 4 persen, dari proyeksi akhir 2022 sebesar 6 persen, mulai triwulan III-2023.

Laporan World Economic Outlook (WEO) IMF Oktober 2022 sebelumnya mencatat tekanan inflasi global, yang menjadi pemicu untuk kenaikan suku bunga di berbagai negara. Hal tersebut merupakan risiko yang dapat menghambat kinerja perekonomian global.

Dalam pertemuan FMCBG yang baru selesai kemarin menyebutkan sejumlah respons kebijakan yang diluncurkan negara-negara G20 harus dipaparkan secara spesifik, jelas, terkoordinasi dan dikomunikasikan dengan baik agar pesan dapat tersampaikan.

ANTARA

Baca juga: Bagaimana Ancaman Resesi Ekonomi Global 2023 Bisa Terjadi?

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

6 jam lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

12 jam lalu

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

Pada awal perdagangan Jumat pagi, rupiah turun 60 poin atau 0,38 persen menjadi Rp15.984 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

23 jam lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

1 hari lalu

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

1 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

Kurs rupiah hari ini ditutup menguat 104 poin ke level Rp 15.923 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

2 hari lalu

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

Rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu ditutup menguat setelah rilis data inflasi Indeks Harga Produsen (PPI) Amerika Serikat menguat.

Baca Selengkapnya

Pj Bupati Banyuasin Berikan Bibit Cabai dan Jagung Bagi Masyarakat Kabupaten Banyuasin

2 hari lalu

Pj Bupati Banyuasin Berikan Bibit Cabai dan Jagung Bagi Masyarakat Kabupaten Banyuasin

Penjabat (Pj) Bupati Banyuasin, Hani S Rustam, mendukung gerakan menanam untuk pengendalian inflasi di Kabupaten Banyuasin, dengan memberikan bantuan bibit cabai dan jagung.

Baca Selengkapnya

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

2 hari lalu

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

IHSG pada Rabu berpotensi bergerak mendatar seiring pelaku pasar sedang bersikap wait and see terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS)

Baca Selengkapnya

Hari Ini Rupiah Makin Terpuruk ke Rp 16.100 per Dolar AS, Pedagang Tunggu Rilis Data Inflasi Terbaru

3 hari lalu

Hari Ini Rupiah Makin Terpuruk ke Rp 16.100 per Dolar AS, Pedagang Tunggu Rilis Data Inflasi Terbaru

Kurs rupiah ditutup melemah 20 poin ke level Rp 16.100 per dolar AS. Pada perdagangan kemarin, kurs rupiah per dolar AS ditutup pada level Rp 16.080

Baca Selengkapnya