Ekonomi Global Penuh Tantangan, Sri Mulyani Sebut Aksi Nyata Negara G20 Sangat Dibutuhkan

Jumat, 14 Oktober 2022 09:33 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memimpin the 8th Ministerial Meeting of Coalition of Finance Minister for Climate Action di Washington D.C., 12 Oktober 2022. Instagram/Sri Mulyani

TEMPO.CO, Washington - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut situasi ekonomi global yang terjadi saat ini bukan hanya disebabkan faktor ekonomi. Namun, disebabkan juga oleh faktor geopolitik akibat perang Rusia-Ukraina.

Perang, peningkatan inflasi global, dan diikuti peningkatan suku bunga serta pengetatan likuiditas berisiko bagi negara yang sudah tertekan.

“Bukan hanya negara berpenghasilan rendah tetapi juga negara menengah. Bahkan negara-negara maju,” ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers - 4th Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) Meeting, Kamis, 13 Oktober 2022, waktu Washington DC.

Baca: Sri Mulyani Sebut G20 Bisa jadi Harapan dan Menavigasi Saat Krisis

Dalam situai ekonomi global yang penuh tantangan ini, kata Sri Mulyani, membutuhkan aksi nyata dari negara-negara G20. Menurut dia, perlu ada kerja sama lebih lanjut melalui koordinasi dan kebijakan yang terkoordinasi. Sebab tanpa hal tersebut, akan sulit dalam mencapai target bersama untuk perekonomian.

Advertising
Advertising

“Pertemuan ini angat penting untuk kredibilitas Presidensi G20. Pertemuan ini sangat penting untuk melestarikan G20 sebagai forum kerja sama,” ujar Sri Mulyani.

Melalui Presidensi G20, Sri Mulyani ingin meningkatkan koordinasi dan mengharmoniskan isu-isu penting untuk stabilitas ekonomi dan kesejahteraan. Termasuk di antaranyA soal pangan dan krisis energi.

Sri Mulyani juga mengatakan bahwa Indonesia mendapat dukungan dari seluruh anggota G20 maupun lembaga-lembaga internasional untuk dapat menegahi pembicaraan soal situasi ekonomi global. Karenanya, dia menyatakan bahwa G20 harus mampu menghasilkan putusan yang bisa membantu pemulihan ekonomi dunia.

Lebih lanjut soal tekanan utang, Sri Mulyani mengatakan perlunya kemampuan dalam menggunakan kerangka umum untuk menyelesaikan, merestrukturisasi, atau menangani masalah utang.

Menurut bendahara negara ini, perlu sinergi dalam menggunaakan kerangka umum untuk menciptakaan perkiraan yang lebih baik mengenai masalah utang suatu negara. Selain itu, kata Sri Mulyani, perlu adanya jaring pengaman keuangan global, misalnya melalui dukungan Dana Moneter Internasional atau IMF.

Baca juga: Sri Mulyani: Kita Tidak Mungkin Mengacuhkan Kemungkinan Peningkatan Risiko Resesi

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

TImbulkan Opini Negatif Masyarakat, Pakar Nilai Informasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ke Publik Tak Rinci

12 jam lalu

TImbulkan Opini Negatif Masyarakat, Pakar Nilai Informasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ke Publik Tak Rinci

Pakar menilai komunikasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai kepada publik belum optimal, kerap memicu opini negatif masyarakat

Baca Selengkapnya

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

15 jam lalu

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh BPJS Kesehatan mulai tahun depan menjadi sistem Kelas Rawat Inap Standar (KRIS).

Baca Selengkapnya

Airlangga Soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen: Semoga Geopolitik Berubah

19 jam lalu

Airlangga Soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen: Semoga Geopolitik Berubah

Untuk jadi negara maju Airlangga sebut pemerintah memproyeksikan ekonomi harus di atas 5 persen

Baca Selengkapnya

Staf Sri Mulyani Beberkan Rencana Perbaikan Bea Cukai, Apa Saja?

1 hari lalu

Staf Sri Mulyani Beberkan Rencana Perbaikan Bea Cukai, Apa Saja?

Yustinus Prastowo mengatakan Kementerian sudah menyiapkan beberapa rencana untuk menangani masalah di Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Lapor Kondisi Ekonomi Global hingga Soal Bea Cukai ke Jokowi di Istana

1 hari lalu

Sri Mulyani Lapor Kondisi Ekonomi Global hingga Soal Bea Cukai ke Jokowi di Istana

Sri Mulyani menyampaikan informasi ihwal perkembangan perekonomian global terkini kepada Jokowi di Istana.

Baca Selengkapnya

Jokowi Akan 'Cawe-cawe' Beresi Bea Cukai, Ini Deretan Masalah yang Disorot Masyarakat

1 hari lalu

Jokowi Akan 'Cawe-cawe' Beresi Bea Cukai, Ini Deretan Masalah yang Disorot Masyarakat

Menteri Keuangan Sri Mulyani melaporkan kepada Presiden Jokowi terkait sorotan publik terhadap Direktorat Jenderal Bea dan Cukai belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Prabowo Yakin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bisa Tembus 8 Persen

1 hari lalu

Prabowo Yakin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bisa Tembus 8 Persen

Prabowo mengatakan Indonesia bisa dengan mudah mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen dalam 2-3 tahun mendatang.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Lapor Perkara Bea Cukai ke Jokowi di Istana, Janji Lakukan Perbaikan

1 hari lalu

Sri Mulyani Lapor Perkara Bea Cukai ke Jokowi di Istana, Janji Lakukan Perbaikan

Sri Mulyani juga menyampaikan tantangan Bea Cukai di era pesatnya perkembangan teknologi.

Baca Selengkapnya

Chatib Basri Sebut Dampak Konflik Timur Tengah Bisa Timbulkan Defisit APBN Tembus Rp 300 Triliun

2 hari lalu

Chatib Basri Sebut Dampak Konflik Timur Tengah Bisa Timbulkan Defisit APBN Tembus Rp 300 Triliun

Chatib Basri menilai konflik yang terus-menerus di Timur Tengah berpotensi membuat defisit APBN hingga Rp 300 triliun.

Baca Selengkapnya

Tidak Cukup Sri Mulyani, Jokowi akan Turun Tangan Selesaikan Persoalan Bea Cukai

2 hari lalu

Tidak Cukup Sri Mulyani, Jokowi akan Turun Tangan Selesaikan Persoalan Bea Cukai

Bea Cukai terus menuai kecaman publik karena dianggap berkinerja buruk. Sri Mulyani belum berhasil menangani. Kini Jokowi turun tangan.

Baca Selengkapnya