Sudah 11 Hari Rupiah di Atas 15.000 per USD, Pengusaha Khawatirkan Beban Harga Pokok Produksi

Rabu, 5 Oktober 2022 18:44 WIB

Ilustrasi kapal pengangkut peti kemas ekspor dan impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Kalangan pengusaha mulai mengkhawatirkan beban harga pokok produksi (HPP) semakin tinggi setelah nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat betah di level atas Rp 15.000 per dolar AS selama 11 hari ini.

Ketua Komite Analisis Kebijakan Ekonomi Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Ajib Hamdani mengatakan, tekanan terhadap HPP ini akan semakin membebani neraca keuangan pengusaha, terutama yang bahan baku produksinya mayoritas impor.

"Depresiasi nilai tukar rupiah ini akan memberikan dampak terhadap Harga Pokok Perolehan (HPP) terutama yang memerlukan bahan baku impor," jata Ajib saat dihubungi, Rabu, 5 Oktober 2022.

Setidaknya ada 19 industri yang bahan bakunya masih impor, diantaranya Industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia, Industri peralatan listrik,

Industri kendaraan bermotor, trailer dan semi trailer, Industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional, hingga Industri logam dasar.

Advertising
Advertising

Kemudian, industri alat angkutan lainnya, Industri kertas dan barang dari kertas, Industri makanan, Industri komputer, barang elektronik dan optik.

Industri mesin dan perlengkapan, Industri tekstil, Industri karet, barang dari karet dan plastik, Industri furnitur, Industri percetakan dan reproduksi media rekaman.

Selain itu juga ada Industri barang galian bukan logam, Industri barang logam bukan mesin dan peralatannya, Industri bahan jadi, Industri minuman, Industri kulit barang dan kulit serta alas kaki. 19 sektor industri ini pada 2020 juga telah mendapat fasilitas kemudahan impor bahan baku.

Tapi, Ajib menekankan, bagi pengusaha yang menjalablan bisnisnya berorientasi ekspor, justru mengalami sentimen positif dari depresiasi rupiah ini. Meski begitu, dia menekankan secara umum ekonomi nasiobal akan lebih positif jika rupiah bergerak di bawah Rp 15.000 per dolar AS.

"Secara umum ekonomi nasional lebih positif ketika nilai rupiah mengalami apresiasi. Karena ini menjadi indikator bahwa terjadi banyak permintaan nilai uang rupiah atas sistem ekonomi yang berjalan," kata Ajib.

Selain persoalan biaya produksi, Ajib mengatakan, neraca keuangan perusahaan-perusahaan kini juga terancam oleh utang dalam bentuk dolar yang semakin naik beban utangnya. Namun, dia memastikan kondisinya tidak seburuk pada 1998.

Terutama karena secara fundamental ekonomi Indonesia menurut Ajib tetap kuat di samping pencatatan utang luar negeri yang semakin baik. Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur juga kata dua terus ekspansi, bahkan September ini tertinggi se-Asia Tenggara.

"Satu satunya masalah adalah potensi inflasi. Dan inflasi ini disebabkan karena kenaikan HPP. Nah, utang ini yang menjadi problem juga, karena sebagian dalam bentuk dolar, sehingga secara material nilainya terkoreksi naik. Kondisinya tidak seburuk tahun 1998," kata Ajib.

Sebagai informasi, berdasarkan data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah diperdagangkan antar bank hari ini di level Rp 15.196 per dolar AS. Menguat dari level 4 Oktober 2022 sebesar Rp 15.276 per dolar AS.

Pergerakan rupiah ini menjadi yang ke 11 harinya setelah sejak 21 September 2022 Jisdor mencatat rupiah di level Rp 15.011 per dolar AS. Setelah itu rupiah terus merangkak naik hingga menembus level tertingginya pada 3 Oktober 2022 di level Rp 15.293 per dolar AS.

Baca: Kemenkeu Sebut Dampak Kenaikan Harga BBM ke Inflasi Lebih Rendah dari Perkiraan, Kenapa?

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

CIMB Niaga Gandeng Principal Indonesia, Luncurkan Reksa Dana Syariah Berdenominasi Dolar AS

3 menit lalu

CIMB Niaga Gandeng Principal Indonesia, Luncurkan Reksa Dana Syariah Berdenominasi Dolar AS

Bank CIMB Niaga bekerja sama dengan Principal Indonesia untuk meluncurkan Reksa Dana Syariah Principal Islamic ASEAN Equity Syariah.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap Pesan yang Terus Disampaikannya ke Bos Apple hingga Microsoft

2 jam lalu

Jokowi Ungkap Pesan yang Terus Disampaikannya ke Bos Apple hingga Microsoft

Presiden Jokowi juga menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang Indonesia pakai masih didominasi barang-barang impor.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

3 jam lalu

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

Jokowi menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang digunakan di Tanah Air saat ini masih didominasi oleh barang-barang impor.

Baca Selengkapnya

Kemenperin Jamin Pengetatan Impor Tidak Bebani Industri Manufaktur

7 jam lalu

Kemenperin Jamin Pengetatan Impor Tidak Bebani Industri Manufaktur

Aturan pengetatan impor dijamin tidak bebani industri manufaktur. Pelaku industri alas kaki menganggap aturan memperumit birokrasi dalam memperoleh bahan baku dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulhas Tegaskan Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan soal Barang Bawaan Impor

17 jam lalu

Mendag Zulhas Tegaskan Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan soal Barang Bawaan Impor

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas mengatakan bakal menegakkan aturan soal pelaku usaha jasa titip atau jastip yang berbelanja barang titipan orang lain dari luar negeri. Ia meminta agar Bea Cukai menertibkan pelaku usaha jastip yang masih bandel terhadap aturan.

Baca Selengkapnya

Revisi Permendag 7/2024, Menteri Zulhas Pastikan Impor Tepung Terigu dan Pelumas Tidak Lagi Dibatasi

18 jam lalu

Revisi Permendag 7/2024, Menteri Zulhas Pastikan Impor Tepung Terigu dan Pelumas Tidak Lagi Dibatasi

Untuk beberapa komoditas bahan baku industri, aturan dikembalikan lagi ke Permendag 25/2022.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulhas Jamin Permendag Pengaturan Impor untuk Selesaikan Barang Kiriman PMI yang Masih Tertahan

19 jam lalu

Mendag Zulhas Jamin Permendag Pengaturan Impor untuk Selesaikan Barang Kiriman PMI yang Masih Tertahan

Menteri Perdagangan Zulkfili Hasan alias Zulhas memastikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 yang mulai berlaku hari ini, bisa dipakai untuk penyelesaian kasus-kasus penyitaan barang kiriman dari pekerja migran Indonesia atau PMI yang masih tertahan.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

20 jam lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Revisi Permendag Soal Impor Berlaku Hari Ini, Mendag Zulhas Klaim Tidak Ada Masalah Lagi

21 jam lalu

Revisi Permendag Soal Impor Berlaku Hari Ini, Mendag Zulhas Klaim Tidak Ada Masalah Lagi

Permendag 36/2023 tentang Pengaturan Izin Impor pernah mendapat protes dari berbagai kalangan.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

22 jam lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Selengkapnya