Suku Bunga Acuan Naik jadi 4,25 Persen, Kadin: Pengusaha Tingkatkan Efisiensi

Jumat, 23 September 2022 05:31 WIB

CEO Sintesa Group Shinta W Kamdani.

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Kadin Bidang Maritim, Investasi dan Luar Negeri Shinta W. Kamadani menilai kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia menjadi 4,25 persen akan menambah beban berat yang harus dipikul kalangan pengusaha. Apalagi dampak lonjakan inflasi masih belum tertangani hingga kini.

“Strategi yang dilakukan pelaku usaha ketika terjadi krisis yang menghimpit seperti ini selalu sama: meningkatkan efisiensi usaha,” kata Shinta ketika dihubungi, Kamis, 22 September 2022.

Ia menyatakan kenaikan suku bunga akan berdampak ke lintas sektoral dan semua sektor usaha bisa terimbas negatif. Meski begitu, menurut Shinta, yang paling rentan terpukul adalah usaha skala usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang umumnya dikenakan suku bunga pinjaman yang lebih tinggi karena profil risikonya.

“Mereka (UMKM) juga rentan terkena default ketika suku bunga pinjaman meningkat karena secara finansial kecukupan modalnya dan turn over-nya juga terbatas. Sehingga belum tentu bisa menanggung beban kenaikan suku bunga pinjaman,” tuturnya.

Chief Executive Officer Sintesa Group tersebut berharap kenaikan suku bunga acuan tak terlalu memukul daya konsumsi masyarakat karena sudah ada sejumlah bantuan sosial yang diberikan pemerintah akibat kenaikan harga BBM.

Advertising
Advertising

“Kami harap efek negatifnya terhadap daya beli masyarakat bisa lebih terkontrol oleh stimulus seperti penyaluran distribusi bansos, sehingga net effect terhadap pertumbuhan ekonomi nasional secara agregat tidak terlalu terasa seperti yang diharap,” ucap Shinta.

BI memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,25 persen, dengan suku bunga deposit facility naik menjadi 3,5 persen dan suku bunga lending facility menjadi 5 persen.

Keputusan ini ditetapkan dalam Rapat Dewan Gubernur BI Edisi Bulan September 2022, pada hari ini, Kamis, 22 September 2022. RDG digelar dalam dua hari untuk menentukan arah suku bunga dan kebijakan moneter bank sentral.

Terpisah, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yakin bahwa keputusan BI menaikkan suku bunga adalah yang terbaik dalam kondisi saat ini. "BI pasti tahu apa yang akan dilakukan (dalam kondisi ekonomi seperti saat ini)," tuturnya.

BISNIS

Baca: Rupiah Kian Tertekan Hingga Tembus 15.000-an per Dolar AS, Gubernur BI: Mestinya Menguat

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

36 menit lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

1 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

1 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

1 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

1 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

1 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

1 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

1 hari lalu

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

Reaksi PBNU, PP MUhammadiyah, Kadin Terhadap Penetapan Prabowo - Gibran Pemenang Pilpres 2024 oleh KPU

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

1 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

2 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya