TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat kian tertekan hingga hari ini, Kamis, 22 September 2022. Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate Bank Indonesia, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sudah di level Rp 15.033 setelah kemarin di level Rp 15.011.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan pelemahan rupiah ini masih dipicu oleh indeks dolar yang terus menguat terhadap seluruh mata uang negara-negara di dunia, termasuk mata uang utama lainnya. Kondisi itu dipicu terus meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.
Ketidakpastian itu disulut oleh kebiajkan bank sentral di banyak negara melanjutkan kebijakan moneter agresif untuk meredam terus naiknya angka inflasi. Bank Sentral AS The Fed, kemarin juga telah menaikkan suku bunga acuannya 75 basis poin menjadi 3 – 3,25 persen.
"Perkembangan tersebut mendorong semakin kuatnya mata uang dolar AS dan semakin tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global, sehingga mengganggu aliran investasi portofolio dan tekanan nilai tukar di negara-negara emerging market, termasuk Indonesia," ujar Perry saat konferensi pers secara virtual, Kamis, 22 September 2022.
Akibat kondisi itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kemarim telah terdepresiasi 1,03 persen poin to poin (ptp) dibandingkan dengan akhir Agustus 2022. Sementara itu, secara tahun berjalan, atau sejak Januari 2022 hingga kemarin terdepresiasi 4,97 persen dibandingkan dengan level akhir 2021.
Perry mengatakan, tekanan terhadap rupiah itu relatif lebih baik dibandingkan dengan depresiasi mata uang sejumlah negara berkembang lainnya, seperti India yang sudah terdepresiasi 7,05 persen, Malaysia 8,51 persen, dan Thailand 10,07 persen.
"Perkembangan nilai tukar yang tetap terjaga tersebut ditopang oleh pasokan valas domestik dan persepsi positif terhadap prospek perekonomian domestik, serta langkah-langkah stabilisasi Bank Indonesia," kata Perry.
Selanjutnya: Untuk mencegah pelemahan rupiah lebih jauh, BI naikkan bunga acuan.