Selain Bjorka, Ada 11 Juta Ancaman Siber Terdeteksi di Indonesia
Reporter
Moh. Khory Alfarizi
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 21 September 2022 09:00 WIB
Yeo Siang Tiong mengingatkan meskipun regulasi itu penting, tapi yang perlu dicatat pada dasarnya regulasi hanya salah satu bagian dari lingkungan kemanan siber yang holistik. Menurut dia, menjaga keamanan dunia online adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, konsumen dan pengguna online, serta perusahaan swasta dan publik dari segala bentuk dan ukuran.
Soal ramainya insiden kebocoran data di Indonesia, kata dia, Kaspersky belum mengetahui persis secara komprehensif. Namun, secara umum setelah terjadinya peretasan, hal pertama yang harus dilakukan adalah segera mengganti kata sandi, menilai jangkauan serangan, dan menerapkan strategi deteksi dan respons.
“Selain itu, jika menemukan akses yang tidak sah, segera hubungi ahli, penyedia keamanan jika Anda memilikinya, dan hubungi lembaga penegak hukum untuk mendapatkan bantuan,” ucap Yeo Siang Tiong.
Dia juga menjelaskan sangat penting bagi para pemangku kepentingan mengambil pendekatan jangka panjang untuk merancang ekosistem keamanan siber. Termasuk di dalamnya mencakup membangun sumber daya manusia yang kuat untuk memenuhi kebutuhan Computer Emergency Response Team (CERT), tim analisis forensik dan departemen TI, dan merancang infrastruktur informasi penting yang aman secara default.
“Penting untuk selalu memastikan transparansi, meningkatkan kepercayaan, dan memperbarui sistem yang dibangun akan membutuhkan kolaborasi terbuka antara organisasi publik dan swasta,” ujar Yeo Siang Tiong lebih jauh soal ancaman siber dan kebocoran data di Indonesia.
Baca: Tahun Depan, Rp 156,4 Triliun Dianggarkan untuk Bayar THR dan Gaji ke-13 PNS hingga Pensiunan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini