Bank Sentral Eropa Resmi Naikkan Suku Bunga Acuan 0,75 Persen, Ini Alasannya

Kamis, 8 September 2022 20:41 WIB

Logo Bank Sentral Eropa (ECB) di Frankfurt, Jerman, 23 Januari 2020. REUTERS/Ralph Orlowski

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Sentral Eropa memutuskan menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin. Kenaikan suku bunga ini untuk meredam laju inflasi dan menghadapi prospek pertumbuhan ekonomi yang kian suram.

Dilansir dari Bloomberg pada Kamis, 8 September 2022, European Central Bank (ECB) resmi mengerek suku bunga deposito sebesar 0,75 persen menjadi 1,25 persen. Untuk suku bunga pinjaman overnight dinaikkan menjadi 1,5 persen.

Kenaikan suku bunga yang cukup besar itu adalah langkah pengetatan moneter yang pertama kali dilakukan bank sentral tersebut. Langkah itu juga makin menggarisbawahi meningkatnya kekhawatiran karena tekanan inflasi di zona euro yang semakin meluas.

Namun keputusan Bank Sentral Eropa itu sudah diperkirakan sejumlah analis pasar. Hal ini terlhat dari bagaimana kurs Euro melemah, berbalik usai pengumuman ECB.

Sementara investor pasar uang memperkirakan pengetatan moneter bakal terjadi lebih lanjut. Langkah agresif itu kian menunjukkan bahwa langkah ECB senada dengan bank sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed).

Selanjutnya: "Akan memastikan inflasi turun ke target menengah 2 persen."

Advertising
Advertising

<!--more-->

The Fed sebelumnya diperkirakan bakal kembali menaikkan suku bunganya dengan besaran yang sama pada bulan ini. "Langkah besar ini mendorong transisi dari tingkat kebijakan yang sangat akomodatif yang berlaku ke tingkat yang akan memastikan inflasi turun tepat waktu ke target jangka menengah 2 persen ECB," kata pejabat ECB di Frankfurt dalam sebuah pernyataan.

Kalangan analis meresponsnya dengan meningkatkan prospek inflasi tahun ini dan tahun depan. Mereka juga memangkas perkiraan ekspansi ekonomi pada tahun 2023.

Hal ini karena kebijakan ECB yang hawkish masih memiliki inisiatif di antara Dewan Kebijakan bank sentral yang beranggotakan 25 orang, didorong oleh kenaikan inflasi bulan lalu yang mencapai 9,1 persen. Laju inflasi tersebut empat kali lipat dari target.

Adapun kenaikan suku bunga acuan ini disebut-sebut tidak mungkin menekan harga energi yang melonjak. Artinya harga energi masih akan berpotensi lebih buruk pada masa yang akan datang setelah Rusia menghentikan pasokan gas alam melalui pipa Nord Stream.

BISNIS

Baca: Pendaftaran di MyPertamina Minim, Bos Pertamina Ungkap Cara Efektif SPBU Salurkan BBM Subsidi

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

18 menit lalu

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

Pada awal perdagangan Jumat pagi, rupiah turun 60 poin atau 0,38 persen menjadi Rp15.984 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

13 jam lalu

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

14 jam lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

17 jam lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

Kurs rupiah hari ini ditutup menguat 104 poin ke level Rp 15.923 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

1 hari lalu

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

Rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu ditutup menguat setelah rilis data inflasi Indeks Harga Produsen (PPI) Amerika Serikat menguat.

Baca Selengkapnya

Pj Bupati Banyuasin Berikan Bibit Cabai dan Jagung Bagi Masyarakat Kabupaten Banyuasin

1 hari lalu

Pj Bupati Banyuasin Berikan Bibit Cabai dan Jagung Bagi Masyarakat Kabupaten Banyuasin

Penjabat (Pj) Bupati Banyuasin, Hani S Rustam, mendukung gerakan menanam untuk pengendalian inflasi di Kabupaten Banyuasin, dengan memberikan bantuan bibit cabai dan jagung.

Baca Selengkapnya

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

2 hari lalu

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

IHSG pada Rabu berpotensi bergerak mendatar seiring pelaku pasar sedang bersikap wait and see terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS)

Baca Selengkapnya

Hari Ini Rupiah Makin Terpuruk ke Rp 16.100 per Dolar AS, Pedagang Tunggu Rilis Data Inflasi Terbaru

2 hari lalu

Hari Ini Rupiah Makin Terpuruk ke Rp 16.100 per Dolar AS, Pedagang Tunggu Rilis Data Inflasi Terbaru

Kurs rupiah ditutup melemah 20 poin ke level Rp 16.100 per dolar AS. Pada perdagangan kemarin, kurs rupiah per dolar AS ditutup pada level Rp 16.080

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

2 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

Wamenkeu Suahasil Nazara memperkirakan suku bunga The Fed belum akan turun dalam waktu dekat, sehingga indeks dolar meningkat dan menekan nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Dorong Pemda Percepat Realisasi Belanja APBD

3 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Dorong Pemda Percepat Realisasi Belanja APBD

Tito Karnavian menekankan pentingnya realisasi APBD dalam pengendalian tingkat inflasi.

Baca Selengkapnya