Sri Mulyani: Inflasi Indonesia Relatif Moderat, Terendah di antara Negara Anggota G20

Selasa, 30 Agustus 2022 11:53 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah) didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kanan) menyampaikan keterangan kepada wartawan terkait nota keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2023 di Jakarta, Selasa, 16 Agustus 2022. ANTARA/Aditya Pradana Putra

TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan laju inflasi Indonesia pada Juli 2022 masih relatif moderat, yaitu 4,95 persen. Angka itu, menurut dia, paling rendah dibandingkan dengan tingkat inflasi di negara G20, seperti Turki dan Argentina yang bahkan mencapai 79,6 persen dan 71 persen dari sisi kenaikan inflasi.

"Brazil, Meksiko, dan India yang merupakan negara emerging di G20 juga mengalami kenaikan inflasi yang cukup tinggi yaitu masing-masing 10,1 persen, 8, 2 persen, dan 6,7 persen," ucap Sri Mulyani dalam rapat paripurna DPR di Gedung DPR RI, Jakarta Selatan pada Selasa, 30 Agustus 2022.

Ia mengatakan situasi saat ini membuat Indonesia berhadapan dengan krisis pangan dan energi global yang menyebabkan harga-harga melonjak tajam. Sehingga, anggaran pendapatan dan belanja negara atau APBN kembali bekerja keras untuk berusaha meredam shock yang luar biasa itu.

Akibatnya, kata dia, pada 2022 ini belanja subsisi dan kompensasi untuk energi melonjak sangat tinggi yaitu tiga kali lipat. Sehingga, kemampuan APBN menjadi shock absorber harus didukung oleh semangat gotong royong seluruh pihak agar tetap berkelanjutan atau sustainable.

Selain itu, menurutnya perlindungan APBN dalam bentuk subsidi dan bantuan sosial harus tetap diperhatikan agar tepat sasaran, yaitu bagi masyarakat yang benar-benar rentan dan membutuhkan. Ia mengatakan, dalam menghadapi tekanan dan gejolak dari eksternal itu, Indonesia harus semakin kompak bersama saling menjaga dan melindungi dengan memanfaatkan instrumen kebijakan fiskal dan moneter.

Advertising
Advertising

"Pemanfaatan kebijakan itu harus dilakukan ecara sinergis, tepat ukuran, dan tepat waktu dan terjaga kredibilitas kesinambungan dan efektivitasnya," kata dia.

Ia menuturkan tantangan gejolak dunia kini masih cukup panjang, sehingga pemerintah harus mampu membangun ketahanan pangan dan energi. Sehingga, ucap Sri Mulyani, mampu melindungi rakyat dari ketidakpastian global dan ancaman kenaikan harga energi dan pangan, serta inflasi yang sangat nyata.

Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Dana Pensiun PNS Membebani APBN, Siapa Saja ASN yang Mendapatkan Dana Pensiun?

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

2 jam lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

18 jam lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

1 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

1 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

2 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

2 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

3 hari lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

3 hari lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

3 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

3 hari lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya