Sempat Didemo Warga Pulau Rinca, PT SKL Sebut Akan Berdayakan UMKM Sekitar

Sabtu, 6 Agustus 2022 14:58 WIB

Yozua Makes. plataran.com

TEMPO.CO, Jakarta - CEO Plataran Indonesia, Yozua Makes menyatakan akan melakukan pemberdayaan masyarakat di Pulau Rinca, tempat anak perusahaannya mendapat izin konsesi lahan seluas 22,1 hektare.

Agar bisnisnya dapat hidup berdampingan dengan masyarakat Pulau Rinca, ia menyatakan akan mengusung konsep komplementer dengan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di sana. Ia mengaku tak akan berkompetisi dengan usaha masyarakat lantaran SKL memasang tarif yang jauh lebih tinggi namun dengan fasilitas lebih.

"Untuk orang yang duitnya ngepas beli ke koperasi. Jadi yang mau sambil foto-foto bagus itu ke kita. Jadi itu komplementer," tutur Yozua saat ditemui Tempo, Jumat 5 Agustus 2022.

Plataran Indonesia yang sejak 2021 membawahi PT Segara Komodo Lestari (SKL) itu telah mengantongi Izin Usaha Pengusahaan Sarana Wisata Alam (IUPSWA) sejak 17 Desember 2015. Namun, pembangunannya tak kunjung mulai lantaran ditentang oleh masyarakat sekitar. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sempat meminta SKL menghentikan proses pembangunan.

Menurut Yozua UMKM akan tetap hidup karena SKL tidak berkompetisi dengan usaha milik masyarakat. Ia berjanji akan melakukan pemberdayaan masyarakat, seperti menyiapkan platform penjualan bagi pelaku UMKM. Selain itu, Yozua mengatakan akan memberi bantuan modal, hingga pendampingan agar masyarakat dapat memproduksi sovernir dengan lebih baik.

Advertising
Advertising

Yozua berpendapat UMKM dapat sukses jika platform penjualannya tepat. Namun selama ini, menurutnya masyarakat Pulau Rinca tidak pernah dipaksa oleh market, sehingga tidak bisa berjalan.

"Kalau kita siapkan platformnya, kita kasih pembinaan secara terbatas. Saya akan kasih tahu Kalau anda mau jualan, harus bagus. Kalau Anda jualannya kayak gitu, ga akan ada yang beli. Let them go to the competition tapi kompetisi yang terarah," tutur dia.

SKL Janji Buatkan Platform Penjualan UMKM

Menurut dia, kompetisi bisnis yang diarahkan dapat membuat ekosistem pariwisata di Pulau Rinca menjadi lebih baik. Ia mencontohkan, PT SKL tak akan minta UMKM membuatkannya sovernir berupa ukiran kayu berbentuk komodo karena semua orang menurutnya bisa membuat itu. Namun, PT SKL akan membuat sendiri sovernir ukiran dari limbah kayu dari laut yang terbuang.

"Itu beda, itu kemampuan kita untuk memperlihatkan kita punya positioning. Dan kita ga akan buat itunya, yang kita tertarik buat adalah lets be an icon," ujarnya.

<!--more-->

SKL juga berencana membangun viewing deck itu dengan konsep ruang yang terbuka. Viewing deck itu baginya adalah proyek yang penting karena jumlahnya luas lahan yang dibangun akhirnya diperkecil. Dari 22,1 hektare izin lahan yang dikantongi, SKL akan membangun seluas 2.000 metet persegi.

Karena didesain terbuka, masyarakat dapat melewati lahan milik SKL itu. Jadi yang membatasi masyarakat memasuki lahan milik SKL, ujarnya, hanya lah masyarakat itu sendiri. Warga nantinya hanya perlu membayar jika memesan makanan. Rencananya itu menurutnya juga telah disetujui oleh pemerintah.

"Kalo saya egoistik saya pagerin tapi tidak ada pagar, masyarakat bisa lewat," ucapnya.

Ia mengatakan jika perusahaan swasta mau membangun di Taman Nasional Komodo, bukan berarti UMKM tidak boleh masuk. Yozua pun mengaku telah mensosialisasikan hal itu. Ia bercerita sempat mengajak masyarakat dan para pemuka agama ke atas bukit lokasi pembangunan viewing deck itu.

"Ketua MUI di sana, ketua Gereja Katolik dan Protestan di sana, ketua adat di sana, ketua desa pasir panjang itu kita naik sama sama ke lokasi sana apa yang kita lakukan, Pak Ustad ikut mimpin doa, karena dia udah lihat konsepnya, mereka dukung," tuturnya.

Yozua menegaskan pembangunan proyek SKL tidak akan terjadi, jika masyarakat menolak. Sebab, ia percaya pariwisata akan berhasil hanya jika masyarakat mendukung. "Nah ini bisa menjadi role model. Ini kan ada IUPSWA yang lain nih, sehingga jadi kolaborasi," kata dia.

Sementara itu, SKL ditengarai berperan besar dalam pembangunan kawasan strategis pariwisata nasional Taman Nasional Komodo yang digadang-gadang akan dijadikan seperti Jurassic Park. Selain SKL, korporasi yang mengantongi konsesi di zona pemanfaatan itu adalah PT Komodo Wildlife Ecotourism (KWE). Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Timur Wayan Darmawa juga telah mengkonfirmasi keterlibatan SKL.

Adapun pada Januari lalu, PT SKL masuk ke dalam daftar 106 perusahaan pemegang izin konsesi kehutanan. Keputusan pengevaluasian tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SK.01/MENLHK/SETJEN/KUM.1/1/2022, tentang Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan. Keputusan Menteri ini ditetapkan pada 5 Januari 2022 dan diumumkan oleh Presiden Joko Widodo pada Kamis, 6 Januari 2022.

Perihal evaluasi itu, Yozua tak membahas lebih lanjut. Ia mengatakan pihaknya hanya dimintai dokumen kajian lingkungan yang baru berdasarkan framework dari The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization atau UNESCO.

RIANI SANUSI PUTRI | DINI PRAMITA | FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Baca: Tarif Masuk Pulau Rinca Tidak Naik, Ini Penjelasan PT Segara Komodo Lestari

Berita terkait

Zulhas Tegaskan Aturan Sertifikasi Halal UMKM Berlaku per Oktober 2024: Kalau Enggak, Kapan Siapnya?

5 jam lalu

Zulhas Tegaskan Aturan Sertifikasi Halal UMKM Berlaku per Oktober 2024: Kalau Enggak, Kapan Siapnya?

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas meminta para pengusaha pangan untuk segera memenuhi standar sertifikasi halal hingga Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Kontroversi Larangan Warung Madura Buka 24 Jam, Ini Awal Kasusnya

3 hari lalu

Kontroversi Larangan Warung Madura Buka 24 Jam, Ini Awal Kasusnya

Begini awal kasus munculnya larangan terhadap warung Madura untuk buka 24 jam.

Baca Selengkapnya

Ada Harimau Sumetera hingga Komodo, Inilah 5 Hewan Endemik Asal Indonesia

4 hari lalu

Ada Harimau Sumetera hingga Komodo, Inilah 5 Hewan Endemik Asal Indonesia

Setidaknya ada 612 hewan endemik asal Indonesia dari berbagai jenis, seperti mamalia, burung, reptil, hingga amfibi. Berikut lima di antaranya.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

4 hari lalu

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Menkop UKM Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Pembatasan Jam Buka Warung Madura

4 hari lalu

Menkop UKM Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Pembatasan Jam Buka Warung Madura

Menkop UKM Teten Masduki mengevaluasi pernyataan pejabatnya tentang pembatasan jam operasinal warung atau toko klontong milik masyarakat.

Baca Selengkapnya

Tak Ada Pembatasan Operasi Warung Madura, Teten: Semua Perda harus Berpihak pada UMKM

4 hari lalu

Tak Ada Pembatasan Operasi Warung Madura, Teten: Semua Perda harus Berpihak pada UMKM

Kemenkop UKM pastikan tidak ada yang membatasi jam operasi warung atau toko klontong milik masyarakat seperti warung Madura.

Baca Selengkapnya

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

5 hari lalu

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) antara lain dengan memanfaatkan securities crowdfunding.

Baca Selengkapnya

Kopdit CU Lete Konda NTT Semakin Eksis dengan Manfaatkan Layanan LPDB-KUMKM

5 hari lalu

Kopdit CU Lete Konda NTT Semakin Eksis dengan Manfaatkan Layanan LPDB-KUMKM

Selain suntikan pinjaman terdapat upaya pembinaan, pendidikan, dan peningkatan usaha koperasi dari LPDB-KUMKM

Baca Selengkapnya

UMKM di Danau Toba Mulai Gunakan QRIS Permudah Transaksi

5 hari lalu

UMKM di Danau Toba Mulai Gunakan QRIS Permudah Transaksi

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di kawasan wisata Danau Toba sudah mulai menerapkan sistem pembayaran melalui QRIS.

Baca Selengkapnya

Ramai Kemenkop UKM Batasi Jam Operasional Warung Madura, Ini Respons Ikatan Pedagang Pasar

5 hari lalu

Ramai Kemenkop UKM Batasi Jam Operasional Warung Madura, Ini Respons Ikatan Pedagang Pasar

Ikappi menyatakan keuntungan dari warung madura itu akan berputar di daerah masing-masing dan mendorong upaya peningkatan ekonomi daerahnya.

Baca Selengkapnya