Kondisi Global Dibayangi Risiko, IMF Akan Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi

Minggu, 17 Juli 2022 07:00 WIB

Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva membuat pernyataan pada konferensi pers pembukaan selama Annual Fall Meetings IMF dan Bank Dunia 2019 dengan para menteri keuangan dan gubernur bank, di Washington, AS, 17 Oktober 2019. [REUTERS/Mike Theiler]

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva menyatakan prospek ekonomi global dipenuhi ketidakpastian dan risiko tinggi. Lampu kuning risiko penurunan ekonomi ini bahkan telah disampaikan IMF sebelumnya.

“Saya berharap prospek ekonomi global secerah langit di Bali, tapi sayangnya tidak,” kata Georgieva dalam keterangan tertulis, Sabtu, 16 Juli 2022.

Perang di Ukraina yang semakin intensif, kata Georgieva, telah memberikan tekanan lebih terhadap harga komoditas dan pangan yang berpengaruh terhadap keadaan ekonomi global. Kondisi keuangan global pun mengetat lebih dari yang diperkirakan sebelumnya.

IMF bahkan membuka kemungkinan untuk memangkas proyeksi ekonomi global pada 2022 dan 2023. Perkembangan itu akan disampaikan dalam Outlook Ekonomi Dunia akhir bulan nanti. Adapun pada April lalu, IMF memperkirakan ekonomi global tumbuh 3,6 persen.

Georgieva mengatakan untuk menghadapi situasi ini, perlu intervensi kebijakan yang lebih kuat guna mencegah dampak yang lebih buruk, terutama terhadap negara-negara berkembang. Negara-negara dengan tingkat utang yang tinggi dan ruang kebijakan yang terbatas akan menghadapi tekanan tambahan.

Advertising
Advertising

Negara-negara tersebut berpotensi mengalami aliran modal keluar yang berkelanjutan selama empat bulan berturut-turut. “Mereka sekarang menghadapi risiko membalikkan tiga dekade mengejar ketertinggalan dengan ekonomi maju dan malah jatuh lebih jauh di belakang,” katanya.

Untuk mengantisipasi pelbagai tekanan ini, Georgieva mengatakan ada beberapa langkah yang perlu ditempuh oleh negara-negara. Pertama, negara harus melakukan segala daya untuk menurunkan inflasi.

Kegagalan untuk meredam laju inflasi dapat berisiko terhadap kelompok rentan. Kedua, kebijakan fiskal harus membantu upaya bank sentral untuk menjinakkan inflasi.

“Ini adalah tugas yang kompleks. Dengan pertumbuhan yang melambat, beberapa orang akan membutuhkan lebih banyak dukungan, bukan lebih sedikit,” ucap Georgieva. Dengan begitu, kebijakan fiskal perlu ditekankan untuk mengurangi utang sekaligus melindungi kelompok rumah tangga rentan yang akan menghadapi guncangan baru, terutama lantaran tingginya harga energi dan pangan.

Ketiga, Georgieva melihat perlu ada dorongan kerja sama global untuk menghadapi berbagai krisis yang dihadapi dunia. “Kami membutuhkan kepemimpinan G20 terutama untuk mengatasi risiko kerawanan pangan dan utang yang tinggi,” ucap dia.

Kepemimpinan global yang kuat juga diperlukan untuk mengatasi momok beban utang yang tinggi, yang telah mencapai level teratasnya selama bertahun-tahun. Lebih dari 30 persen negara berkembang, kata dia, berpeluang menghadapi kesulitan untuk membayar utang. Selain itu, 60 persen negara berpenghasilan rendah akan mengalami tekanan lebih besar.

Baca: Bertemu Menkeu AS Janet Yellen, Sri Mulyani Sepakat Lakukan Aksi Selesaikan Krisis Pangan dan Energi

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

9 jam lalu

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

Proyek pembangunan bandara AH Nasution ini mulai dibangun pada 2020 dengan anggaran sebesar Rp 434,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

23 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

1 hari lalu

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

Pemilu dan beberapa periode libur panjang seperti lebaran berpotensi mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Wamendag ke Mesir Bahas Perjanjian Dagang Bilateral di Tengah Kondisi Ekonomi Global yang Tidak Stabil

3 hari lalu

Wamendag ke Mesir Bahas Perjanjian Dagang Bilateral di Tengah Kondisi Ekonomi Global yang Tidak Stabil

Pemerintah Indonesia terbuka terhadap pemanfaatan transaksi imbal dagang business-to-business (b-to-b).

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

5 hari lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

6 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya