Terpopuler Bisnis: Viral Iuran BPJS Kesehatan, RI Akan Ekspor Beras ke Cina

Rabu, 22 Juni 2022 23:13 WIB

Jaya (70) seorang peserta BPJS Kesehatan mandiri mengantri untuk pengobatan laser katarak di sebuah rumah sakit di Bogor, Jawa Barat, Ahad, 10 April 2022. Jaya yang bekerja sebagai petani lahan kosong di kawasan Stasiun Pondok Rajeg, Depok, Jawa Barat, mengaku lebih tenang setelah terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan mandiri. Ia kini tak mengkhawatirkan biaya jika harus pergi berobat. Penyakit katarak, paru-paru, dan pengapuran yang dideritanya, dapat diobati tanpa harus mengeluarkan biaya. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Berita terpopuler di kanal ekonomi dan bisnis sepanjang Rabu, 22 Juni 2022 diwarnai pelbagai isu. Berita pertama soal BPJS Kesehatan yang dikabarkan iurannya naik sampai R 12 juta.

Ada pula berita tentang rencana ekspor beras ke Cina dan beberapa negara lain. Berikut empat berita di kanal ekonomi dan bisnis yang banyak menyita perhatian pemnbaca.

1. Viral Iuran BPJS Kesehatan Naik jadi Rp 12 Juta Usai Penghapusan Kelas Rawat Inap, Benarkah?

Belakangan ramai kabar beredar soal iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan atau iuran BPJS Kesehatan naik menjadi Rp 12 juta. Benarkah?

Besar iuran BPJS Kesehatan hingga kini masih belum berubah atau sama seperti sebelumnya. Adapun besar iuran BPJS Kesehatan 2022 terbaru diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2020.

Advertising
Advertising

Dalam beleid itu disebutkan besaran iuran BPJS Kesehatan 2022 untuk kategori peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) dan Bukan Pekerja (BP).

Baca selengkapnya di sini.

<!--more-->

2. Harga TBS Sawit Jeblok Hingga Hampir Rp 300-an per Kilogram, Ini 2 Faktor Pemicunya

Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Dinas Perkebunan Pemerintah Provinsi Riau Defris Hatmaja menyebutkan harga tandan buah segar atau harga TBS kelapa sawit turun untuk periode 22 sampai 28 Juni 2022. Penurunan harga terjadi pada setiap kelompok umur kelapa sawit.

Defris menjelaskan penurunan harga terbesar terjadi pada kelompok umur 10 - 20 tahun sebesar Rp 299,71 per kilogram atau mencapai 10,99 persen dari harga minggu lalu. "Sehingga harga pembelian TBS petani untuk periode satu minggu ke depan turun menjadi Rp 2.426,99 per kilogram," ujarnya, Selasa, 21 Juni 2022.

Penurunan harga TBS ini, menurut Defris, disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yakni disebabkan penurunan harga jual CPO dari perusahaan yang menjadi sumber data.

Baca selengkapnya di sini,

3. IISD: Rp 246 Triliun Dukungan Energi RI Dialokasikan untuk Bahan Bakar Fosil

Laporan terbaru International Institute for Sustainable Development (IISD) mencatat dukungan energi di Indonesia mencapai Rp 279 triliun untuk tahun anggaran 2020. Dari total dukungan itu, 88 persen di antaranya atau Rp 246 triliun dialokasikan untuk bahan bakar fosil.

Laporan IISD mengungkapkan, pemerintah menyediakan setidaknya Rp 74 triliun untuk industri migas, Rp 112 triliun untuk listrik berbasis fosil, dan Rp 61 triliun untuk sektor batu bara. Insentif Indonesia untuk bahan bakar fosil disebut mencapai 117 kali lebih tinggi dari dukungan untuk energi terbarukan yang hanya menerima Rp 2 triliun.

Angka itu kurang dari 1 persen dibandingkan total dukungan ke sektor energi. Sedangkan Rp 31 triliun dialokasikan untuk biofuel dan Rp 19 miliar untuk kendaraan listrik. Laporan itu memperingatkan bahwa dalam konteks harga energi yang tinggi saat ini, angka-angka dukungan diperkirakan meningkat secara signifikan pada 2022.

Baca selengkapnya di sini.

<!--more-->

4. RI Bakal Ekspor Beras ke Cina hingga Arab

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan Indonesia akan segera mengekspor beras ke Cina, Brunei Darussalam, dan Arab Saudi. Rencana ekspor beras digaungkan seiring dengan besarnya volume stok komoditas pangan di dalam negeri.

"Bapak Presiden dari permintaan banyak negara hanya setuju 100 ribu ton, tapi sebetulnya kami punya overstock di atas 7 juta ton. Kami tidak mau ekspor tapi kebobolan, harapannya tidak ada masalah," kata Syahrul seperti dikutip dari Antara, Rabu, 22 Juni 2022.

Syahrul berujar, permintaan beras dari tiga negara tersebut cukup besar. Ia mengatakan dari Cina mengajukan permintaan impor beras sebesar 2,4 juta ton per tahun.

Sedangkan Brunei Darussalam 100 ribu ton per tahun. Lalu Arab Saudi mengajukan permintaan impor sebesar 1.500 ton per tahun.

Baca selengkapnya di sini.

Baca juga: Kemendag Akan Edarkan Minyak Goreng Kemasan Rp 14 Ribu di Swalayan

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

1 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

19 jam lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

21 jam lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

1 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Mengintip Sejarah dan Karya Seni Islam di 5 Museum di Qatar

1 hari lalu

Mengintip Sejarah dan Karya Seni Islam di 5 Museum di Qatar

Dalam perjalanan sejarahnya, Qatar berkembang menjadi pusat seni dan budaya yang beragam.

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

1 hari lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

1 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

2 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya