Harga Minyak Dunia Melorot ke USD 120,67 per Barel Terimbas Lonjakan Inflasi AS

Sabtu, 11 Juni 2022 12:46 WIB

AP/Hasan Jamali

TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak dunia melorot pada akhir perdagangan Jumat atau Sabtu pagi WIB. Penurunan harga komoditas itu terjadi usai laporan harga-harga konsumen AS naik lebih besar dari yang diperkirakan dan pemberlakuan lockdown di Cina akibat merebaknya kasus varian baru Covid-19.

Harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk pengiriman Agustus, misalnya, turun US$ 1,06 atau 0,9 persen menjadi US$ 122,01 per barel. Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS untuk pengiriman Juli turun 84 sen atau 0,7 persen menjadi US$ 120,67 per barel.

Bila dibandingkan dalam sepekan ini, kedua harga acuan minyak tersebut masih membukukan kenaikan masing-masing 1,9 persen untuk Brent dan 1,5 persen untuk WTI.

Jebloknya harga minyak mentah seiring dengan terkaparnya saham-saham Wall Street usai pengumuman lonjakan laju inflasi di Amerika Serikat per Mei.

Terus naiknya harga bensin hingga mencapai rekor tertinggi dan meroketnya harga pangan melonjak memicu inflasi ke level terbesar dalam sekitar 40 tahun terakhir. Hal tersebut yang kemudian mendorong ekspektasi bahwa The Federal Reserve akan memperketat kebijakan lebih agresif.

Advertising
Advertising

Analis di Price Futures, Phil Flynn, menilai kekhawatiran itu bisa menjadi indikator kebiasaan konsumen. "Meskipun permintaan bensin kuat sekarang, itu pertanda di masa depan bahwa jika harga bensin tidak stabil maka konsumen akan mengurangi (pembelian)," tuturnya.

Di luar AS, pemicu melemahnya harga minyak mentah juga datang dari Shanghai dan Beijing yang kembali mewaspadai lonjakan kasus Covid-19 pada Kamis lalu. Shanghai memberlakukan pembatasan dan lockdown dan mengumumkan putaran pengujian massal untuk jutaan penduduk.

Akibatnya, permintaan akan minyak mentah diperkirakan bakal melandai. Impor minyak mentah Cina pada Mei naik hampir 12 persen dari tahun sebelumnya, ketika permintaan mereka rendah.

<!--more-->

Analis Commerzbank, Carsten Fritsch, menyatakan, kondisi saat ini tidak menunjukkan bahwa permintaan minyak bakal meningkat. "Sebaliknya, Cina cenderung bertindak oportunis, membeli minyak mentah dari Rusia dengan harga yang jauh lebih rendah daripada tingkat pasar global untuk mengisi kembali stoknya."

Adapun harga minyak mentah sebelumnya sudah naik lebih dari US$ 1 di awal sesi karena kekhawatiran potensi gangguan pasokan di Eropa dan Afrika. Hal ini dipicu oleh penurunan produksi minyak Norwegia akibat rencana mogok pekerja mogok pada Ahad besok, 12 Juni 2022.

Hal tersebut disampaikan oleh kata Asosiasi Minyak dan Gas Norwegia (NOG). Dalam pengumumannya disebutkan sekitar 845 dari sekitar 7.500 karyawan di anjungan lepas pantai berencana mogok mulai 12 Juni jika negosiasi gaji tahunan gagal.

Selain itu, harga minyak sempat naik karena turunnya produksi minyak di ladang Sarir Libya setelah pelabuhan Ras Lanuf dan Es Sider ditutup dan ketika satu kelompok mengancam akan menutup pelabuhan Hariga.

Dari Amerika Serikat dilaporkan pasokan minyak mentah dari sejumlah rig naik enam menjadi 580 minggu ini. Angka tersebut adalah yang tertinggi sejak Maret 2020.

Sedangkan prospek untuk mencapai kesepakatan nuklir dengan Iran dan mencabut sanksi AS terhadap sektor energi Iran telah surut. Sebab, Iran pada Kamis lalu memberikan pukulan yang hampir fatal terhadap peluang menghidupkan kembali kesepakatan nuklir.

Kepala IAEA Rafael Grossi menjelaskan Iran mulai menyingkirkan semua peralatan pemantauan Badan Energi Atom Internasional yang dipasang di bawah kesepakatan nuklir. Hal itu juga dinilai sebagai salah satu pemicu pergerakan harga minyak dunia.

ANTARA

Baca: Wall Street Anjlok Usai Pengumuman Inflasi AS Capai Rekor Tertinggi Sejak 1981

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

3 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Harga Bawang Merah Melesat karena Gagal Panen, Ikappi Minta Percepat Distribusi

4 hari lalu

Harga Bawang Merah Melesat karena Gagal Panen, Ikappi Minta Percepat Distribusi

Ikappi menyayangkan kondisi curah hujan yang tinggi di beberapa daerah sehingga membuat gagal panen dan memicu kenaikan harga bawang merah.

Baca Selengkapnya

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

9 hari lalu

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

Senior Fellow CIPS Krisna Gupta mengatakan ekskalasi konflik Iran-Israel bisa berdampak pada inflasi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

10 hari lalu

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

Harga minyak dunia melonjak jadi US$ 89 (Brent) dan US$ 84 (WTI) per barel pada Jumat, 19 April 2024, seiring memanasnya konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

11 hari lalu

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

Harga emas Antam per 1 gram hari ini ada pada level Rp 1.335.000. Harga ini naik Rp 14 ribu dibanding perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

11 hari lalu

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

Harga minyak dunia cenderung naik gara-gara konflik Iran - Israel dan penguatna dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.

Baca Selengkapnya

Harga Bahan Pokok Pasca Lebaran Tak Berubah, Tapi Stok Terbatas

11 hari lalu

Harga Bahan Pokok Pasca Lebaran Tak Berubah, Tapi Stok Terbatas

Harga bahan pokok diklaim pedagang sembako Pasar Kramat Jati Jakarta Timur masih cenderung tetap. Namun stok sedikit karena belum ada pengiriman.

Baca Selengkapnya

Inflasi Maret 2024 0,52 Persen, Trio Telur-Ayam-Beras Penyumbang Terbesar

28 hari lalu

Inflasi Maret 2024 0,52 Persen, Trio Telur-Ayam-Beras Penyumbang Terbesar

BPS mengumumkan laju inflasi Maret 2024 sebesar 0,52 Persen secara bulanan. Terjadi kenaikan indeks harga konsumen menjadi 106,13 pada Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Inflasi Stabil, Namun Waspada dengan Harga Pangan

35 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Inflasi Stabil, Namun Waspada dengan Harga Pangan

Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai inflasi Indonesia masih rendah. Inflasi Februari 2024 tercatat sebesar 2,75 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Sedangkan sepanjang tahun atau year to date (ytd) sebesar 0,41 persen.

Baca Selengkapnya

Ekonom Kritik Pasar Murah Pemerintah, Hanya Parasetamol Inflasi Pangan

39 hari lalu

Ekonom Kritik Pasar Murah Pemerintah, Hanya Parasetamol Inflasi Pangan

Pasar murah dianggap hanya solusi sementara. Peran pemerintah pusat dan daerah yang lebih substansial dilewatkan.

Baca Selengkapnya