Alasan Pemegang Saham Induk Usaha XL Axiata Tolak Rencana Akuisisi Link Net

Minggu, 29 Mei 2022 11:14 WIB

XL Axiata dan Link Net. Foto: dok. XL; dok.Link Net

TEMPO.CO, Jakarta - Pemegang saham Axiata Group Berhad menolak rencana PT XL Axiata Tbk. (EXCL) mengakuisisi PT Link Net Tbk. (LINK).

Sebelumnya, Axiata Group Bhd--induk usaha XL Axiata--mengumumkan rencana akuisisi Link Net pada akhir Januari 2022 lalu. Berdasarkan perjanjian jual beli saham bersyarat, XL Axiata mengakuisisi saham LINK dari kepemilikan Asia Link Dewa Pte Ltd (ALD) dan PT First Media Tbk (KBLV).

Adapun harga pembelian yang telah disepakati senilai Rp 4.800 per saham biasa atau totalnya sekitar Rp 8,72 triliun. Proses akuisisi tersebut sebelumnya ditargetkan rampung pada kuartal III tahun 2022.

Berdasar ketentuan perjanjian jual beli itu, Axiata Investments Sdn Bhd (AII), anak perusahaan yang secara tidak langsung dimiliki oleh Axiata Group Bhd, dan XL Axiata akan menggenggam kepemilikan saham masing-masing 46,03 persen dan 20 persen dari gabungan keseluruhan saham sebesar 66,03 persen dalam Link Net yang dimiliki oleh ALD dan FM.

Advertising
Advertising

Belakangan, pemegang saham Axiata Group Bhd di Malaysia, yakni Employee Provident Fund (Kumpulan Wang Simpanan Pekerja/KWSP) mengumumkan di situsnya bahwa mereka menolak rencana akuisisi 66,03 persen saham LINK oleh Axiata Group Bhd.

Pernyataan itu mengonfirmasi laporan The Edgemarkets pada Kamis lalu, 26 Mei 2022 yang menyebutkan perusahaan pengelola dana pensiun yang merupakan pemegang saham terbesar kedua Axiata Group tersebut menolak rencana akuisisi tersebut.

Employee Provident Fund (Kumpulan Wang Simpanan Pekerja/KWSP) yang memiliki 16,95 persen saham itu termasuk di antara 42,17 persen pemegang saham yang hadir pada Rapat Umum Luar Biasa (RUPSLB) Axiata Kamis lalu dan memberikan suara penolakan.

<!--more-->

Selain Employee Provident Fund, pemegang saham Axiata lainnya yakni Permodalan Nasional Bhd. (PNB), juga menentang akuisisi tersebut.

Mengutip The Edgemarkets, PNB mengaku khawatir rencana akuisisi itu akan berdampak buruk pada kinerja keuangan Axiata dalam jangka pendek. Pasalnya, mereka melihat ada potensi peningkatan tingkat utang yang membebani arus kas dan pendapatannya. Hal tersebut disampaikan PNB dalam pernyataan di situsnya.

Selain itu, PNB juga khawatir soal kurangnya visibilitas tentang dampak geopolitik pada perkembangan beberapa operasi internasional Axiata Group.

Sementara itu, usulan akuisisi telah disetujui oleh 57,83 persen dari mereka yang memberikan suara dalam RUPSLB. Mayoritas dari mereka yang menyetujui itu mewakili 4,837 miliar saham, sedangkan yang tidak setuju memiliki 3,527 miliar saham.

Kepada wartawan usai RUPSLB, Chairman Axiata Tan Sri Shahril Ridza Ridzuan menyatakan para pemilih yang tidak setuju terutama khawatir tentang dampak pada neraca perusahaan. Namun, kata dia, manajemen sudah menjelaskan kepada mereka bahwa neraca perusahaan dapat dikelola.

BISNIS

Baca: Imbas Perang Rusia Ukraina, Jerman Buka Kerja Sama Suplai Batu Bara dari RI

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

2 jam lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

4 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

4 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

5 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

7 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

10 hari lalu

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.

Baca Selengkapnya

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

11 hari lalu

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

Pasca-serangan Iran ke Israel, perekonomian Asia ditengarai melemah diikuti dengan beragam fenomena yang terjadi. Bagaimana dampak bagi Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, OJK Beberkan Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI

11 hari lalu

Timur Tengah Memanas, OJK Beberkan Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI

OJK membeberkan dampak memanasnya konflik di Timur Tengah kinerja intermediasi dan stabilitas sistem keuangan nasional.

Baca Selengkapnya

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

12 hari lalu

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

Ketegangan situasi geopolitik Timur Tengah dapat berdampak kepada Indonesia di berbagai indikator ekonomi.

Baca Selengkapnya