Apkasindo: 25 Persen Pabrik Setop Beli TBS Sawit Petani, Kerugian Capai 11,7 T
Reporter
Riani Sanusi Putri
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Selasa, 17 Mei 2022 14:08 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Gulat Manurung mengatakan, dari 1.118 pabrik sawit, saat ini sekitar 25 persen berhenti membeli tandan buah segar (TBS) dari petani.
"Ini terjadi setelah harga TBS petani anjlok 40 sampai 70 persen dari penetapan harga Dinas Perkebunan," tutur Gulat di depan kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian setelah melakukan unjuk rasa, Selasa, 17 Mei 2022.
Menurut Gulat, hal itu terjadi sejak larangan ekspor, 12 April lalu. Ia mengatakan, dampak larangan ekspor telah mengganggu sendi-sendi ekonomi petani sawit dan rantai ekonomi nasional.
Gulat menyebutkan, permasalahan terjadi sejak adanya gangguan pasokan minyak goreng sawit (MSG) domestik dan harga MSG curah yang tergolong mahal walaupun sudah disubsidi.
"Kami berpacu dengan waktu karena sudah rugi Rp 11,7 triliun sampai akhir April lalu," ujar Gulat.
Kerugian itu, kata Gulat, termasuk hilangnya potensi pendapatan negara melalui Bea Keluar, terkhusus Pungutan Ekspor di mana sejak April lalu sudah hilang Rp 3,5 triliun per bulan.
Gulat menyampaikan, presiden Joko Widodo harus meninjau ulang kebijakan larangan ekspor sawit dan produk MGS serta bahan bakunya. "Karena berdampak langsung ke harga TBS sawit. Mohon lindungi 16 juta petani yang sudah terdampak kebijakan ini," katanya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengatakan larangan ekspor CPO akan kembali dievaluasi jika harga minyak goreng curah menyentuh harga eceran tertinggi (HET) yakni Rp 14.000 per liter atau Rp 15.500 per kilogram.
<!--more-->
“Tidak hanya petani yang butuh ekspor, negara pun butuh ekspor. Mau gimana lagi?,” kata Oke ketika meninjau program Minyak Goreng Rakyat di warung kelontong di daerah Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, Selasa, 17 Mei 2022.
Oke menjelaskan, ketika harga minyak goreng sudah sesuai HET dan konsisten, maka keran ekspor CPO akan kembali dibuka pemerintah. “Masalahnya harga berkelanjutan seberapa lama, ketahanannya. Konsisten gak nih harganya?" katanya.
Oleh karena itu, kata Oke, pasokan minyak goreng pun dibatasi. "Saat ini 200 liter, besok 200 liter. Kalau sekarang dipasok 2.000 liter habis semua,” ujar Oke yang juga mendampingi Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi.
Ia menyebutkan, parameter harga minyak minyak goreng curah bisa disebut sesuai HET jika tercapai harga Rp 14.000 per liter di 10.000 titik pasar tradisional. “Tapi kita perlu mendata distributor yang komit, yang langsung mendaftar ke kita untuk menjual harga Rp 14.000 per liter,” tuturnya.
Efektif per 28 April kemarin, ekspor CPO dilarang. Sejak saat itu, harga TBS petani anjlok drastis, bahkan hingga 60 persen di beberapa daerah. Hal tersebut membuat Apkasindo menggelar demonstrasi terkait larangan ekspor minyak goreng dan CPO di depan Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI pada hari ini.
Selain digelar di depan Kemenko, aksi keprihatinan petani sawit Indonesia juga bakal digelar di kawasan Patung Kuda Monas. Selanjutnya, massa akan bergerak ke Istana Presiden untuk bertemu Jokowi dan menyampaikan usulan para petani sawit.
RIANI SANUSI PUTRI | BISNIS
Baca: Dampak Larangan Ekspor CPO: Harga TBS Jeblok, Petani Tak Sanggup Beli Pupuk
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.